Mohon disebarluaskan agar mampu  menjadi pembelajaran. 
       
      Kepada:
      Seluruh orangtua, para pendidik,  para pihak yang berwenang dalam program 
pendidikan anak-anak 
       
      Cerita ini kami sampaikan agar  menjadi perenungan dan pembelajaran bagi 
kita para orangtua, pendidik, maupun  pihak manapun yang terlibat dalam 
pendidikan generasi muda bangsa. 
       
      Keponakan yang sangat kami  cintai, (Alm) Miftah Fadli, berusia 9,5 
tahun, merupakan anak satu-satunya dari  kakak kami, bersekolah di SD 
Percontohan Rawajati 08 Pejaten, Jakarta Selatan.  Pada tanggal 2-4 Oktober 
2006 yang lalu (Alm) Fadli mengikuti pesantren  Ramadhan yang diadakan oleh 
pihak sekolah bekerja sama dengan PT Area  Hobi-hobi, bertempat di Wisma 
Hobi-Hobi, Jl. Raya Hankam 33 Pondok Gede,  Bekasi, dengan beberapa acara salah 
satunya adalah outbound (surat penawaran,  daftar acara, panitia dan penanggung 
jawab kami lampirkan). 
       
      Pada hari kedua, tgl 3 Oktober,  setelah melaksanakan shalat Dzuhur 
bersama-sama, para siswa dijadualkan untuk  beristirahat/tidur siang. Namun 
entah bagaimana, tanpa adanya pengawasan dan  kontrol dari pihak penyelenggara, 
beberapa orang anak termasuk Alm Fadli  ternyata sudah asyik bermain-main di 
kolam renang yang ada di lokasi  penyelenggaraan. Dan tanpa disadari oleh 
teman-temannya, Alm kemudian diketemukan  sudah terapung di kolam renang dalam 
keadaan tidak sadarkan diri. Pada saat  itu, tidak ada satupun petugas dari 
panitia pelaksana (PT Area Hobi-hobi)  maupun dari pihak guru sekolah berada di 
lokasi kejadian. Almarhum di angkat  dari air ke pinggir kolam hanya oleh 
teman-temannya. Setelah Alm diletakkan di  pinggir kolam, barulah mereka 
memberitahukan guru mereka.
       
      Alm kemudian dilarikan ke rumah  sakit oleh panitia dan guru. Dari hasil 
pemeriksaan CT Scan di rumah Sakit Haji  Pondok Gede, diketahui Alm Fadli 
mengalami pendarahan otak akibat benturan  hebat di kepalanya, dan harus segera 
di operasi. Diduga di kolam renang  tersebut Alm Fadli tergelincir dan 
kepalanya membentur lantai. Karena  keterbatasan alat, dan harus segera 
dilakukan operasi, Alm segera dibawa ke RS  Harapan Bunda Pasar Rebo untuk 
dioperasi di sana. Ternyata operasi tidak  membuat kondisi Alm lebih baik, 
karena masih tetap tidak sadarkan diri (koma).  2 minggu kemudian dilakukan 
operasi kedua. Operasi kedua pun tidak bisa  menyadarkan Alm. Setelah lebih 
dari 3 minggu dirawat di ICU RS Harapan Bunda  tanpa ada tanda-tanda membaik, 
dengan biaya yang sudah dikeluarkan lebih dari  Rp 200 juta, akhirnya orang tua 
Alm memutuskan untuk memindahkannya ke  RSCM.  Sempat dirawat selama 6 hari di  
ICU Anak RSCM, akhirnya, pada tanggal 4 Nopember 2006, Allah SWT - Sang
 Pemilik  Kehidupan - mengambil pulang keponakan kami menghadapnya. Innalillahi 
wa inna  illaihi rojiun….
       
      Sebagai makhluk yang beriman,  kami ikhlaskan kepergian anak, keponakan   
kami itu. Tapi sebagai manusia, selain berikhtiar untuk mempertahankan  hidup 
Fadli sebelum dia meninggal, kami juga diwajibkan untuk berikhtiar  
mempertanyakan bagaimana para pihak yang terlibat di kejadian tersebut  
mempertanggungjawabkan kegiatan mereka. 
       
      Kami menilai pihak sekolah SD  Percontohan Rawajati 08 memperlihatkan 
itikad baik. Setelah kejadian sampai  meninggalnya keponakan kami, pihak 
sekolah senantiasa mendampingi orangtua  Fadli, baik dengan dukungan moril 
maupun materiil yaitu dengan ikut menanggung  biaya pengobatan. Namun itikad 
baik itu tidak terlihat dari pihak penyelenggara  yaitu PT Area Hobi-hobi, 
kecuali hanya di hari meninggalnya Fadli. Ketika dalam  proses selanjutnya 
orangtua mempertanyakan pertanggungjawaban Hobi-hobi dan  apakah tidak ada 
jaminan asuransi yang disediakan dalam kegiatan tersebut,  pihak Hobi-Hobi 
menjawab tidak tahu dan menyuruh menghubungi Bpk. Rudi  (Direksi). Namun setiap 
dihubungi selalu tidak pernah ada di kantor, dan no HP  yang diberikan pun 
tidak pernah aktif. 
       
      Terkait dengan hal itu, ada  beberapa hal yang ingin saya sampaikan di 
sini:
      1.                 Saya terbiasa terlibat dalam aktivitas outbound  atau 
kegiatan luar ruang. Dalam kegiatan semacam itu, sudah menjadi kewajiban  bagi 
penyelenggara untuk mengamankan kegiatan dengan sebaik-baiknya, termasuk  
dengan menanggung asuransi bagi para peserta. Lokasi yang berada di luar ruang, 
 adanya kolam renang, perbukitan, dll, termasuk aktivitas fisik yang  
dilaksanakan, menjadikan kegiatan seperti itu sangat beresiko terhadap  
kecelakaan. Oleh karena itu, sangat patut dipertanyakan profesionalitas dan  
kelayakan pihak Hobi-hobi menyelenggarakan acara seperti yang ditawarkannya ke  
berbagai sekolah itu, dengan hanya mempertimbangkan keuntungan sepihak tanpa  
mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin dihadapi terkait dengan peserta,  
terutama anak-anak yang masih sangat belia. 
      2.                 Dalam hukum, anak di bawah umur tidak dapat  dimintai 
pertanggungjawabannya. Bagi Fadli dan teman-temannya yang lain,  ketidakpatuhan 
mereka ketika diharuskan beristirahat siang dan memilih bermain-main  di kolam 
renang, tidak dengan serta merta menggugurkan kewajiban orang dewasa  yang 
berada di sana sebagai penanggung jawab. Sebagai penyelenggara, pihak  
Hobi-hobi punya peran yang sangat besar dalam pertanggungjawaban itu. Bagaimana 
 supervisi yang harus mereka lakukan, bagaimana mereka mengupayakan pengamanan  
bagi anak-anak itu, bagaimana agar tidak muncul kelalaian dalam kegiatan  
mereka, dll. 
       
      Cerita ini kami sebarkan agar  para orangtua dan para pendidik mulai 
berhati-hati bekerja sama menyelenggarakan  kegiatan yang berhubungan dengan 
anak-anak mereka, apalagi bila itu hanya  ditawarkan oleh pihak yang 
semata-mata mencari keuntungan tanpa bersedia  mengantisipasi dengan tindakan 
preventif,  seperti pihak Hobi-Hobi. Saat ini kami tengah mempertimbangkan 
upaya hukum  setelah upaya kekeluargaan yang kami lakukan menemui jalan buntu. 
       
      Semoga ini mampu menjadi  pembelajaran bagi semua pihak. 
       
        Yang Telah Berlalu
       
       
      Masih terlampau jauh,   hari depan itu terbentang
                                                        Masih terlalu lebar 
jarak waktu,
      yang seyogyanya mampu kau tempuh
      Masih terlalu sarat, impian yang dapat kau raih
      Menggapai asa masa depan yang gemilang
      Dengan kecerdasan dan kepintaranmu
      Dengan keceriaan dan keramahanmu
      Dengan kenakalan kecilmu
      Dengan kelucuan dan keluguanmu
       
      Itulah nilai dan pola pikir yang begitu logis dan  sederhana 
      Dari kami manusia dewasa
      Namun ternyata tetap tak mampu patahkan kuasa Illahi
      Yang  sulit  terjangkau daya nalar manusiawi
      Dan telah meluluhlantakkan mimpi-mimpi kami
      Tentang masa depanmu
       
      Ananda  Fadli...
      Rasanya  baru semalam
      kami  mendengar rengekmu meminta susu
      Rasanya  baru kemarin 
      kami  mengajarimu melangkah dengan tapak mungilmu
      Tapi  ternyata
      Setelah  9 tahun lebih Sang Penentu memberimu udara
      Memerdekakan  jiwa dan raga duniawi
      Setelah  sebulan lebih Ananda bertahan hidup dalam diam
      Dengan  iringan doa tulus kami
      Akhirnya  Dia berucap: Kun Fayakuun!
      Maka  kembalilah Ananda kepada pemilik yang sesungguhnya:
      Allah  Azza Wajalla
       
      Ananda  Fadli...
      Bermainlah  dalam keriangan
      Di  alammu yang damai saat ini
      Doakan  Abah dan Mama
      Karena  sekarang kaulah tabungan akhirat mereka
      Hingga  suatu saat nanti
      Akan kau  panggil nama mereka
      Kau raih  tangan mereka ‘tuk mengajak ke surga
      Yang  telah dijanjikan-Nya untukmu....
       
       
       
      Untuk melepas ananda : Miftah Fadli 
      Dalam kedamaian yang telah memeluknya      Pada 4 November 2006 pukul 
13.54
      Dari Bundo yang selalu mencintaimu
       
    
 
---------------------------------
Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.

Kirim email ke