http://www.kompas.co.id/

Mungkin, godaan untuk selingkuh hanya datang sesaat akibat rasa jenuh dan penuh 
tekanan dalam pekerjaan dan keluarga. Biasanya rasa sesal akibat berselingkuh 
baru muncul belakangan, yaitu ketika menyadari bahwa kejujuran dan komitmen 
merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. 

Sandra (45), seorang pengajar, bertemu dan tertarik dengan seorang pria menawan 
yang mempunyai latar belakang sama. Pria tersebut membantu Sandra mengerjakan 
proyeknya. Mereka mulai berkomunikasi melalui e-mail, mengobrol lewat telepon, 
dan ngopi bersama di kafe. Masalahnya, Sandra sudah punya kekasih sementara 
sang pria sudah beristri. Walaupun hubungan mereka dekat, mereka tidak 
melakukan hubungan seks. 

Apakah hubungan mereka dapat dikatakan berselingkuh? Jawabannya adalah "Ya". 
Perselingkuhan secara emosi atau perselingkuhan yang tidak disengaja,  
mempunyai pengaruh besar terhadap seseorang. 

Mungkin pada awalnya mereka hanya berpikir hubungan mereka sebatas pada 
persahabatan.  Tetapi ketergantungan emosi di antara mereka dan 
ketidakterusterangan mereka pada pasangan merupakan awal dari suatu 
pengkhianatan terhadap pasangan masing-masing.

Kebanyakan perselingkuhan emosional terjadi karena hubungan yang intensif dan 
sering dijumpai di tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari 
separuh pertemanan di tempat kerja berkembang menjadi hubungan yang lebih dari 
sekadar sahabat. Misalnya antara sesama kolega yang saling curhat mengenai 
pekerjaan maupun masalah pribadi.

Semakin tergoda

Batasan perselingkuhan memang amatlah tipis. Bahkan, tidak adanya sentuhan 
bukan berarti tidak terjadi perselingkuhan. Meskipun banyak orang berpendapat 
sejauh tidak berhubungan seks, tidak ada yang salah, kenyataannya para ahli 
mengatakan, kesalahannya sangat banyak. 

Tidak penting apakah hubungan tersebut akan menjadi lebih parah atau tidak, 
tetapi yang pasti dan jelas, Anda sudah berbohong kepada pasangan. Dan 
kebohongan tersebut akan berlanjut dari satu kebohongan ke 
kebohongan-kebohongan lainnya. 

Hal ini sebenarnya merupakan bahaya yang tidak kelihatan dan tidak disadari. 
Semakin Anda merasa aman-aman saja, hubungan Anda berpotensi untuk semakin 
jauh, dan Anda semakin berusaha untuk menutupinya. Anda semakin tergantung pada 
orang ketiga tersebut dan tanpa disadari hal ini menjauhkan Anda dari pasangan.

Bagaimana mengetahui bahwa rasa tertarik ini merupakan perselingkuhan yang 
membahayakan atau tidak? Cara yang tepat untuk mengetahuinya adalah bila Anda 
menyembunyikan rasa ketertarikan pada orang lain ini dari pasangan. 

Bila Anda makan siang dengan orang ketiga tersebut dan tidak menceritakannya 
pada pasangan lalu sesudah pertemuan tersebut pikiran Anda tidak pernah lepas 
darinya, itu tandanya Anda tertarik pada orang tersebut secara emosional. 

Percuma saja Anda mengatakan punya seorang kekasih, karena nyatanya, toh, Anda 
mau pergi berkencan dengannya. Anda berdua sadar, hal tersebut tidak 
dibenarkan. Tetapi justru dengan melakukannya secara sembunyi-sembunyi, membuat 
Anda berdua semakin bergairah dan tergoda untuk melakukannya. Lagi dan lagi.

Tentu saja Anda tidak akan menceritakannya pada pasangan. Padahal, bila Anda 
mengetahui pasangan Anda yang melakukan hal tersebut, Anda pasti tidak akan 
bisa menerimanya.

Kalau sudah tergelincir

Lantas, bagaimana cara menghentikannya? Untuk panduannya, cobalah menjawab 
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk menilai perselingkuhan emosional Anda 
sudah tergolong berat atau masih ringan. 

1. Apakah Anda menyentuhnya dengan cara yang wajar, misalnya membersihkan 
kotoran di kemejanya?
2. Apakah Anda menceritakan kepadanya secara rinci apa yang Anda dan pasangan 
lakukan sehari-hari?
3. Apakah kadar mengobrol dengannya lebih sering daripada dengan pasangan?
4. Apakah pasangan tidak tahu sudah berapa kali Anda bertemu dengan orang 
ketiga tersebut?
5. Apakah Anda memperhatikan penampilan sebelum bertemu dengannya?
6. Apakah menurut Anda ketertarikan ini karena Anda berdua mempunyai minat yang 
sama?
7. Pernahkah salah satu dari Anda berdua mengatakan, "Saya menyukai kamu tetapi 
sebaiknya saya harus bisa membatasi diri karena saya/kamu sudah 
menikah/bertunangan."
8. Apakah Anda merasa tidak nyaman bila foto Anda dengan orang ketiga dilihat 
oleh kekasih/pasangan?

Nah, berapa jumlah jawaban yang Anda jawab dengan "Ya"? Coba lihat hasilnya.

Jika 0-1: Yang Anda jalani bersama orang ketiga itu murni persahabatan, tidak 
berbahaya. 
Jika 2-4: Hati-hati karena Anda nyaris tergelincir. Lebih baik mundur, mulailah 
jaga jarak. 

Bila 5 atau lebih: Tanda bahaya sudah berbunyi, alias Anda terlibat 
perselingkuhan emosional.
    
Bila berada di tingkatan "berhati-hati", artinya Anda sebetulnya masih 
mencintai pasangan, hanya saja Anda sedang tertarik pada orang lain. Nah, Anda 
masih dapat dan harus memberi batasan. 

Bila tergoda, akui pada diri sendiri bahwa Anda memang tergoda dan biarkan 
perasaan tersebut untuk beberapa waktu sampai akhirnya hilang dengan 
sendirinya. Akhirnya, Anda berdua dapat menjadi sahabat sejati dan bahkan 
"teman" Anda pun menjadi sahabat dari pasangan.

Jika telah melampui batas, terbenam dalam perselingkuhan tetapi telah terikat 
dengan seseorang, Anda masih bisa berusaha memperbaiki hubungan dengan 
pasangan. Biasanya, sesudah melewati perselingkuhan untuk beberapa lama, 
akhirnya orang-orang yang berselingkuh ingin kembali kepada pasangannya. 

Mengatasi masalah ketidaksetiaan bukan sekadar mengenai mengapa hal ini bisa 
terjadi, tetapi lebih kepada bagaimana Anda menyikapinya. Anda harus 
memutuskan, apakah perselingkuhan ini akan menghancurkan hubungan dengan 
pasangan, atau justru perselingkuhan ini akan mengokohkan hubungan  berdua?


LANGKAH POSITIF YANG HARUS DILAKUKAN

1. Bertanggung Jawab

Jangan melempar alasan selingkuh karena pasangan melakukan hal yang tidak 
sesuai dengan keinginan Anda. Kalau Anda selingkuh, ya memang karena Anda 
selingkuh. Andalah yang bertanggung jawab untuk memperbaiki hubungan dengan 
pasangan.

2. Beri Rasa Aman

Penuhi permintaan pasangan agar dia merasa aman. Bila pasangan meminta Anda 
untuk memutuskan hubungan dengan orang ketiga tersebut, lakukan! Atau bila 
pasangan meminta Anda untuk langsung pulang ke rumah sesudah jam kantor, 
lakukan, dan katakan "Ya".

3. Bersabar

Bisa saja saat ini pasangan tenang-tenang saja, tetapi tiba-tiba beberapa menit 
kemudian, dia marah. Anda sebagai pihak yang bersalah harus menjadi orang yang 
bertanggung jawab untuk mengobati luka di hatinya. 

Biasanya suasana hati yang impulsif tersebut merupakan cetusan dari rasa sakit 
hati atas perbuatan yang Anda lakukan dan pasangan memerlukan waktu untuk 
menyembuhkan luka di hatinya. (Nova) 

























_____________________________________
We are Merapi!
Dedicated for Service Excellence
For more details please visit us at http://www.merapi.net

Kirim email ke