Mohon maaf cross posting. cuma penting juga supaya ndak salah persepsi
mengenai penggunaan dan pemberian obat...

---------- Forwarded message ----------
From: Purnamawati <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jan 16, 2007 1:02 AM
Subject: [sehat] Pelangi 11 = OO (Obat, Ongkoss)
To: [EMAIL PROTECTED]

 Jakarta, 15 januari 2007 jam 10.32 pm

dear all ..... selamat malam
tadi malam baru kembali dari Solo (hiks as usual, delayed pesawatnya ... oh
endonesia)..
alhamdulillaah .. Insya Allah kunjungan ke3 nanti awal Maret
Ternyata januari lumayan puadattt
Kayaknya april mau istirahat ah hehehe ... enak kali ya ... Insya Allah ...
Wah dipotong dulu ya ...

Sambung lagi
Saya janji lamaaa sekali mau membuat Pelangi .. saya kepingin share soal
"obat" .... tapi ya itu, baru malam ini meski sebenernya mata sudah 5 watt

Tadi saya di radio ... talk show. Sudah lama saya ingin share perihal talk
shows saya .. dulu sih selalu ada SP yang membuat summary nya lalu dishare
di milis hehehe

Nah berikut ini script yang disusun oleh saya dan Ida Arimurti (siapa tahu
lalu ada yang berminat mau membantu membuat script setiap 2 minggu buat Ida
dan saya hehehe nikmatnya) ....
Oh ya ... waktu on air tidak bisa ketat mengikuti script nya tapi 80%
tercapai.
Tadi SMS banyak yang masuk ... ruame hehehe ...
ada 2 on air phone calls

Saya copy paste ya run down nya ... siapa tahu bisa dinikmati sekaligus jadi
bahan renungan ...
Saya selalu mempergunakan font 14 supaya di studio gak usah pakai kacamata
hehehe ...

SESI 1. (DELTA) Delta Medika, be smarter - be healthier bersama Dr
Purnamawati/wati .... sebagai suatu upaya agar kita semua menjadi konsumen
yang cerdas dan BIJAK.

Topik hari ini ... ISU SEPUTAR HARGA OBAT DI INDONESIA
Selama ini, kalau bicara obat .... kita cuma bicara aspek medis klinisnya
... ternyata obat juga punya konteks psikososial ya dok?

W: Sejak 3 dekade terakhir ini, obat menjadi salah satu andalan utama bagi
sistem pelayanan kesehatan. pengembangan obat di dunia berlangsung begitu
cepat. Kondisi ini antara lain diakibatkan karena sistem layanan kita
semakin berkiblat pada upaya kuratif, bukan pada upaya edukatif dan
preventif.... Bahkan puskesmas sekalipun ... lebih berkutat di upaya kuratif
ketimbang upaya penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit. Bagaimanapun,
upaya kuratif (baca = layanan seputar obat) .... memang lebih menjanjikan
dari sudut pandang ekonomi.

Dilain pihak .. kenyataannya .... memang ... Pelan tapi pasti, obat telah
menjadi salah satu kebutuhan esensial manusia. Tuntutan pasar yang demikian
tinggi, khususnya di negara-negara sedang berkembang, telah menjadikan obat
sebagai suatu industri yang sangat menggiurkan. Persainganpun terjadi di
kalangan industri farmasi untuk merebut minat pasar yang begitu tinggi.
Tidak jarang .... para pelaku pasar farmasi menggunakan berbagai strategi
yang secara sadar telah melanggar nilai-nilai etika dan kepatutan. Kondisi
ini potensial violating hak manusia untuk memperoleh layanan kesehatan, hak
kemudahan mengakses obat yang aman dan efektif.

DELTA: Berbeda dengan komoditi ekonomi lainnya, obat punya sifat khusus
terkait fungsinya dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk
barang seperti ini, apakah bijak kalau obat sepenuhnya diserahkan pada
mekanisme pasar?

Kita sambung nanti

SESI 2. DELTA: Mahal ya obat itu. Sedih ya kalau sakit ... ongkosnya jadi
guede ... Tapi, harga obat yang mahal itu cuma di Indonesia atau di seluruh
dunia? Jadi bisa dibilang bahwa obat ... sudah mendiskriminasi
sosial-ekonomi masyarakat?

W: Obat memang sudah menjadi komoditas ekonomi artinya .... penetapan
harganya diserahkan pada mekanisme pasar. Coba saja simak ... Ada perbedaan
harga yang sangat lebar antara obat generik dan obat merek dagang (branded
generic) - bisa mencapai 300 kali lipat. Ini kan bukti bahwa telah terjadi
penetapan harga obat oleh industri yang tidak rasional, tidak transparan,
dan tanpa mekanisme kendali. Ironisnya, ketidakadilan penetapan harga obat
justru marak di negara sdg berkembang (daya belinya rendah).

Obat merupakan komoditas ekonomi yang sangat menggiurkan. Pasar obat dunia
mencapai US$ 600 milyar. Di Indonesia (perkiraan jumlah penduduk 218 juta
jiwa), total market obat mencapai Rp 34 trilyun (IMS, 2005). Gemuk ya ...
OKI obat pun menjadi "kue" ekonomi yg diperebutkan 200 industri farmasi yang
ada di Indonesia.

DELTA: Kondisi ini pasti besar dampak sos-ek nya. Kok kayaknya "kejam"
banget. Dimana posisi pasien sebagai konsumen nya?

W: Memang apa kondisi inilah yang disebut sebagai an Imperfect market.
Ketika Seseorang yang membutuhkan obat (apalagi obat yg diresepkan) justru
tidak memiliki hak untuk memilih", karena:

1. Keputusan ditetapkan oleh dokter (Sepihak ya).

2. Tidak tersedia informasi transparan mengenai sifat-jenis obat, mutu,
kelebihan-keunggulan, serta harga dari masing-masing obat sehingga
masyarakat tidak bisa menetapkan pilihan

3. pemilihan umumnya dilakukan tenaga medik, yang keputusan pemilihannya
cenderung tidak transparan ... lebih banyak dipengaruhi oleh industri
farmasi yang secara implisit lebih memberikan keuntungan bagi tenaga
kesehatan bersangkutan.

DELTA: Menyedihkan, yang membayar justru tidak bisa membuat keputusan ...
Kita sambung setelah jeda berikut ini

SESI 3: DELTA - Obat telah kehilangan rohnya sebagai bagian dari hak
individu rakyat untuk dapat sembuh dari penyakit atau memperpanjang usia.
Kesehatan sudah benar2 jadi industri ya ......

W: DR Magie Mahar dalam artikelnya (2006) berjudul Money-Driven Medicine:
The Real Reason Health Care Costs So Much. Menyatakan: dalam 25 tahun
terakhir, "power"nya system layanan kesehatan sudah bergeser dari dokter ke
korporasi, ke industri. Nah, kiblatnya korporasi = kepentingan
shareholders', pemegang sahamnya. Sehingga, keputusan alokasi biaya layanan
kesehatan merupakan keputusan ekonomi/pasar. Pengembangan produk atas dasar
keuntungan tertinggi ... bukan berangkat dari kebutuhan pasien. 1 dari 3
dolar belanja kesehatan terbuang untuk tes yang sebenarnya tidak perlu
dilakukan, untuk prosedur yang belum terbukti efektivitas dan safetynya
(belum ada EBMnya), dan untuk obat/alat baru yang tak lebih baik dari yang
mereka gantikan.

DELTA: Dok, money-driven medicine alias layanan kesehatan yang sarat
dorongan finansial.... bikin tambah sengsara orang sakit.... ongkos tinggi
yang dibelanjakan pasien juga sebenarnya mubasir ya?

W: Sengsara rakyatnya, sengsara pemerintahnya. (1) menciptakan kondisi
duplikasi. Kalau satu RS membeli alat MRI baru, maka RS tetangganya pun
membeli alat MRI yang baru . nah. bagaimana mereka membayar alat itu?
Tentunya dengan mempergunakannya! (2) system layanan kesehatan yang
berorientasi keuntungan, berlaku praktek: what is good for business is more
business: more drugs, more devices, more procedures, more tests. Mahal tapi
kondisi kesehatan tdk menjadi lebih baik.

DELTA: Sedihnya. Susah bener jadi pasien di Negara berkembang apalagi kalau
negaranya BELUM memiliki sistem asuransi kesehatan yang kokoh.

SESI 4, DELTA: Bagaimana proses penetapan harga obat di Indo? Pengalaman sih
... obat yg sama ... beda harganya. Kok bisa?

W: Di Indonesia, harga obat untuk jenis yang sama juga sangat bervariasi.
Harga amoksisilin kaplet 500 mg bervariasi mulai dari Rp 425,-, Rp 615,-; Rp
875; Rp 1100,-; hingga Rp 2850,- atau harga tertinggi mencapai sekitar 7
kali lipat harga terendah.

Ternyata, penetapan Harga obat memangtdk transparan dan tidak berpihak pada
konsumen. Obat yang oleh suatu industri farmasi semula ditetapkan dengan
harga jauh lebih murah dari kompetitornya, akhirnya harus juga
menyesuaikan/menaikkan harga dengan harga yang ditetapkan oleh industri
farmasi yang telah terlebih dahulu memiliki "brand image". Ini dilakukan
agar tetap mendapat kepercayaan dari konsumen.

Saat mengikuti lokakarya "Obat murah, efektif, mungkinkah?" ketika sedang
terjadi forum diskusi ... ada seorang apoteker yang angkat bicara.
Singkatnya ... ia mangatakan bahwa .... "Org INDONESIA TIDAK SUKA OBAT
MURaH!)

DELTA: Nyata sekali bahwasanya konsumen memang tak berdaya menghadapi proses
penetapan harga yg demikian "chaotic".Apa saja sih komponen harga obat? Dan
yang paling besar komponen apa? R & D, atau marketing, atau bahan bakunya?

W: Di negara sedang berkembang (Indonesia), kecil sekali proporsi industri
yg melakukan R & D. OKI ... komponen harga sektor R & D tidak sebesar yg
dikeluarkan industri ybs di negara asalnya.

5 komponen utama yg sgt menentukan harga obat: (1) bahan baku; (2) Biaya
manufacture; (3) biaya pemasaran; (4) distribusi; dan (5) penetapan harga di
tingkat retailer/outlet.

Biaya pemasaran paling sulit diketahui dg pasti, umum nya 20-40% ... semakin
baru produknya, semakin tinggi pula biaya marketingnya (Wagner, '04). Jadi
... Terlihat tetapi tak mudah untuk dilacak. Penyediaan biaya kongres,
pertemuan ilmiah, biaya transportasi peserta kongres, akomodasi, hingga
pelayanan permukaan (surface services). Pada dasarnya tidak terbantahkan
tetapi sulit dibuktikan karena umumnya menggunakan pos-pos dana yang seolah
dimasukkan sebagai komponen biaya produksi.

DELTA: Ada berapa m,acam sih obat itu? Kok obat generik murah? Apa karena
biaya marketingnya rendah? Kita sambung lagi ya nanti

SESI 5 - DELTA: Sebenarnya, ada berapa macam sih obat itu .. tadi dokter
menyebut branded generic .. nah maksudnya apa? Apakah itu sama dengan obat
paten?

W: Obat ada berapa macam? Kalau mau jujur dan saintifik, obat hanya ada 2
kelompok yaitu obat paten (original) dan obat generik.

(saya menerangkan perihal obat paten ...... [tidak sedikit masyarakat yang
memiliki pola pikir bahwa obat paten adalah obat yang kuat ... padahal paten
artinya hal cipta)

Jadi, sebetulnya penggunaan istilah branded generic merupakan tindakan yang
"membodohi" konsumen. Wong isinya sama ... Kenapa dia harganya mahal dan
berkali lipat dari obat generik? Karena ongkos promosi nya, ongkos
manufacturing nya (kemasan, warna, rasa, bentuk dll)

Jadi, karena moto kita ini be smarter be healthier, saya yakin pendengar
Radio Delta tak akan ragu untuk memilih obat generik!!

Kedua, pendengar radio Delta juga semakin menyadari bahwa kita punya hak
untuk bisa mengakses obat yang aman dan efektif

DELTA: Jadi, jangan kita terpaku pada pola pikir bahwa yang mahal pasti
lebih baik ....

Kita jumpa Dua minggu lagi .... masih seputar obat dan farmakoekonominya

Be smarter, be healthier

Script di atas berangkat dari keikut sertaan dalam Workshop di bulan lalu
dengan tema yg sudah saya kemukakan di atas

Tulisan ini juga bahan dasarnya adalah makalah Dr Iwan DP dari UGM .... wah
enak lho kalau mendengar beliau bicara

Berikut ini saya copy paste beberapa sms. Komentar di bawahnya adalah urun
rembug saya dengan kalian (kebetulan sms yg di bawah ini bukan/tdk termasuk
sms yang saya tanggapi langsung tadi/on air) .. yaitu sms yang akan saya
balas melalui milis Ida arimurti ...

Nah kalau ada yang mau bantu menjawab buat saya hehehe .. thanks a lot lhoo

Mbak ida, sy bkn praktisi farmasi, hanya pernah jadi medrep utk waktu yg
singkat. Menurut sy hrg obat tinggi krn ada "biaya siluman" yg keluar.
Mungkin dr wati bisa terangkan. Le..., otw.
nah ini biaya marketing mungkin ya ....

Sebetulnya kalau Pemerintah MAU memberantas praktek'dokter kontrak' yg
menyebabkan harga obat mahal,bisa mengaudit resep di apotik oleh
Depkes/Ag......-Jati.....

Tuh, konsumen saja sudah paham pentingnya audit
Kita diaudit kok tapi bukan oleh pem/organisasi profesi melainkan oleh
industrinya

Sy juga heran tentang harga obat di sini, dgn kandungan yg sama, harga obat
import itu harganya separo dari harga obat lokal !!

Leonie, 43 Taman Aries mohon tanya harga obat import kan jauh lebih murah
daripada obat lokal, gimana dengan kualitasnya apakah yg lokal jadi lebih
baik? Thanks

Wiwik, 36th,bekasi. Dr Wati, kalo obat generik sama isinya, knp dr jrg
menyarankan u/ pake generik? Aplg kl qt punya asuransi. Gmn donk ??

Apakah

Setiap obat yg dikirim suplayer/apotik sama? Kenepa setiap apotik hrg obat
berbeda,artinya aptk mengambil marginsendiri2x/ican

ini contoh komponen ke 5 yang menentukan harga obat
saya kalau punya apotek juga mungkin bisa saja menentukan harga obat sesuai
selera
Untungnya BPOM sudah mengeluarkan aturan agar obat mencantumkan label HET

Pmrntah sdh layak masukn obat sbg bhn kbutuhn pokok ke 10,dg dmikian mulai
bhn baku sd/ distribusi dpt diatur,diawasi masyrkt.Hrg obat bisa turun 50%
"Un.... ....o"

Memang ada penelpon yang berargumen bahwa obat kita mahal karena bahan
bakunya impor
Kalau dolar naik .. harga bahan bakunya jadi semakin mahal
lalu saya bilang ... bahan baku hanya 1 dari 5 komponen utama penentu harga
obat
kedua, ketika dolar melemah dan nilainya menurun dibanding rupiah, harga
obat toh juga gak turun hehehe

satu lagi nih
Waduh mba ida, bgs skali acara dg Dr Wati. Congrat.

gak ngarang lho saya hehehe
seneng ada yg appreciate (soalnya ada juga yang ....)
semoga memang bermanfaat

Sudah ya .. segitu aja contoh sms nya ... hehehe
yang lain ... buat disimpen aja deh .. syeremmmmm

Ok ... 2 minggu lagi insya Allah delta Medika ... masih seputar obat deh
kayaknya

ok selamat melanjutkan mimpi

wati
.

__,_._,___

Kirim email ke