Makasih atas tanggapannya ya smart parents semuanya,

Hiks, jadi pengen sharing pengalaman anak saya dan keluarga saya minggu
lalu. Setelah demam mencapai 39 deg C, dan setelah dihitung2, 6 hari demam,
3 hari off, kemudian demam lagi 3 hari dengan suhu yang lebih tinggi
mencapai 39 deg C dan kali ini disertai dengan keinginan makan dan minum yg
makin berkurang dan rewel yang makin nambah. Dilakukan cek darah dan urin,
kemudian sorenya pas ditelpon ke labnya, lha koq ya katanya urinnya gak
cukup jadi gak dilakukan, hiks, tapi antigen dengeu di lab darahnya positif.
Walah, rasanya kayak kucing yang kumisnya ditarik-tarik, kita kaget, waduh
koq db ya, udah gitu kan banyak tuh email2 yang bersliweran bilang kalo di
anak2 bisa terjadi trombositnya ngedrop tiba2 dalam hitungan sehari-dua
hari. Yang kita takutkan episode demam yang kedua ini yang baru 3 hari ya
karena db itu. Segeralah kami bawa ke rs, dipilih pula rs s*****, yang
jaraknya lumayan jauh karena kami tinggal di Cilegon.

Singkat cerita diinfuslah si dedek, wah, tambah trauma deh, mana paginya
baru diambil darahnya (sampai berceceran pula karena suster di lab cilegon
kurang mahir). Kemudian diambil lagi darahnya. Besok paginya, hasilnya
keluar. Ternyata antigen dengeunya negatif, jadi hasil tes lab yg di cilegon
itu ternyata salah, padahal kita paniknya udah minta ampun. Tapi antigen
salmonella IGM nya positif. Dikasih deh antibiotika (ini nih yg masih saya
sesali sampai sekarang, antibiotikanya broad spectrum). Untuk pertamakalinya
anak saya dapet yang namanya antibiotika, di usianya yang 9 bulan.

Demamnya mencapai 40 deg C waktu malam sampai di rs, rekor untuk anak saya
tuh, menembus angka 40 deg C.

Selama di rs, si dedek makin gak mau maem dan minum susu, maunya nenen terus
dan rewel. Rewel karena kebetulan yang sekamar dengan kami yang jenguk
banyak, dan keluarganya yang nungguin sering bikin ribut (resiko nginep di
rs), jadi dedek tambah stress, karena di rumah biasanya nyaman dan gak
bising, di ruangan rs koq jadi bising. Belum lagi kalo anak di sebelah itu
didatangi suster, diukur suhu tubuhnya aja tereak2...walah, yg ada si dedek
baru bobok bangun lagi deh.

Setelah demamnya turun dan tidak on off lagi selama satu harian, saya dan
suami insist untuk ngajak si dedek pulang mengingat koq kayaknya makin
stress aja si dedek di ruangan itu, uring2an pengen maen. Nah, keinget deh
untuk coba test urin ama dokternya, nah kata pak dokter, test urin usia
segitu gak akurat, lagipula toh gak akan pengaruh ke pengobatannya, wong
obatnya sama aja, alias udah dikasih antibiotika broad spectrum. Walah...
Jadi yang saya tangkep, untuk nembak penyakitnya, dipakai deh bom nuklir
karena gak yakin juga kali ya kalo beneran tifus (maaf ya pak dokter).
Jadi yang ingin saya sampaikan buat bahan pengetahuan ibu-ibu yang lainnya,
supaya gak ngalamin kayak saya. Sebisa mungkin berpikir logis walau anak
udah demam lebih dari 6 hari (susah seh, saya sendiri gak bisa logis),
apalgi jika tingkah laku si dedek masih bagus, masih aktif, doyan maem
minum. Ada kalanya hasil lab juga gak bisa 100% kita percaya begitu aja,
namanya manusia kemungkinan salah itu pasti ada. Untuk anak2 terutama bayi,
dirawat di rs, kadang kala memberikan pengaruh yang gak bagus, karena si
dedek jadinya malah enggak bisa istirahat, kecuali jika dana yang dipunyai
berlebih dan bisa satu ruangan satu orang.

Walaupun bagaimanapun, saya tetap mengucapkan banyak terimakasih untuk
seluruh staff dan dokter di rs s*****, they have done the best they know,
even if they gave irrational used drugs, but i believe that is the best that
they know and they provide.

On more thing, Hb anak saya hanya 9.69, mestinya minimal 10, jadinya dikasih
supplemen zat besi. Untuk sementara saya berikan dulu, tapi rencanya setelah
semangan makan dan minum anak saya pulih, supplemen akan saya stop.

Terimakasih untuk semua SPs yang telah memberikan tanggapan.....
Semoga menjadi semakin bijak dengan segala yang diputuskan untuk kesehatan
anak-anak.

Thank you and best regards,

Lif Rahayu
mama Nayma

Reply via email to