duh miris banget yah...

jadi pingin lihat panti asuhan yang dicipayung itu,..apa seperti itu juga??

aku juga nangis mbak pas nonton film...tapi film Kutchi2 Hota hai..( bener nggak sih nulisnya..)


----- Original Message ----- From: "Lif Rahayu" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, February 15, 2007 2:54 PM
Subject: Re: [balita-anda] Fw: Janji...


Samaaaaaaaa......duh, jadi kangen ama Nayma di rumah.
Koq ya ceritanya bikin air mata menetes2 sih....
Ada yg pernah nonton film I AM SAM? Saya nangis sampai 4 jam nonton film
itu......suer deh boook...



On 2/15/07, Rita Yulianti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


aduuuuuuh kok bisa seh ada cerita beginiiiiiiiiii
aku jadi berlinangan air mata neeeeeehhhhh
pak bos nanya
" kenapa rit ?"
"oooooh aku abis nguap pak, biasaaaa jamnya ngantuk, mau mesti minum
kopi
neh"
sambil pura2 ke dapur mau bikin kopi padahal ngambil tissue hehehehehe





----- Original Message -----
From: "Triagus" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Balita Anda" <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, February 15, 2007 2:35 PM
Subject: [balita-anda] Fw: Janji...


Very touching story ...

Regards,
M Tri Agus

----- Original Message -----
From: ^ _ * yuli
Sent: Thursday, February 15, 2007 10:08 AM
Subject: [IListeners] Janji...



My Promise To Tanti
Bandung 1991

Pulang kuliah. Didn't know what to do.
Gue bukan tipe perempuan tukang nge-mall dan tukang
belanja. I was always broke.

Bagaimana lah layaknya mahasiswa yang tinggal jauh
dari orangtua,tanggal 20 itu cakep banget kalau masih
punya uang.

Gue juga kebetulan bukan tipe anak yang nipu2
orangtua. Yah dikit2 mah pasti lah (who doesn't?) tapi
gak seperti temen gue yang tega banget bilang kepada
orangtuanya yang sedang nggarap sawah di kampung,
"Bu,perlu uang buat bayar SPP Rp. 1.000.000."

Dasar sedeng! Padahal Tahun 1991 di UNPAD itu uang spp
cuma Rp. 90.000,- /semester.

Pantes aja banyak orangtua yang ngomong kuliah itu
mahal sekali sehingga merasa gak sanggup memasukan
anaknya ke Universitas, padahal mereka denger
ceritanya dari temen mereka yang ditipu mentah2 oleh
anaknya yang kuliah di Bandung/Jakarta/Yogya/Surabaya
(pilih sendiri).

Anyway, that's a whole different story..gue ceritain
kapan2 yah soal kegeraman gue sama temen2 gue yang
doyan nipu.

Gue jalan dari Balubur, habis nyari buku, ke daerah
dekat jalan Merdeka. Gue lupa nama jalannya. Tiba2 gue
sadar gue berdiri didepan satu Panti Asuhan. Panti
Asuhan Bayi dan anak Muhammadiyah tepatnya.

Gak tau angin dari mana, tiba2 gue pengen masuk.
Begitu menjejakkan kaki di pintu, gue mencium aroma
Minyak Telon.
Hmm this is the ultimate aroma for aromatherapy buat
ngilangin stress.
Gak usah minyak mahal2, nyium bau Minyak Telon dan
Minyak Kayu Putih dah bisa meninggalkan effek calming
yang bukan main buat gue.

Seorang Ibu mungkin dari bagian administrasi menatap
ke arah gue dengan tatapan ingin tau.
"Neng, nyari siapa?"
"Bukan nyari siapa2 Bu..cuma tiba2 kok pengen lihat
bayi2 di sini.."
"Silahkan aja masuk ke dalam, Neng..bebas kok.."
Gue masuk ke dalam RUANG BAYI 1, tepat di sebelah
Ruang Administrasi.

Begitu masuk, gue dihadapkan dengan sekitar 8 box bayi
yang berjejer di dalamnya.
Hati gue tercekat. Begitu banyakkah orangtua yang tega
membuang bayinya yang baru lahir??
Tatapan mata bayi2 berusia 2 minggu-10 bulan itu
langsung membuat gue jatuh cinta seketika.
What's wrong with their parents???
Tidakkah mereka sadar bahwa mereka sudah membuang
kesempatan berharga
untuk melihat senyum mereka??
Satu persatu bayi2 tersebut gue hampiri dan gue belai2
rambutnya.
Tiba2, seorang Ibu masuk ke dalam ruangan tsb, sambil
membawa baskom air.
"Neng mau gendong? sok ajah kalau pengen gendong.
Mereka semua haus kasih sayang, Neng..", kata Ibu itu
sambil mempersiapkan 1 bayi untuk dimandikan.
Gue langsung mengambil bayi laki2 berumur 2 minggu
yang paling dekat dengan gue. Gue belum berani
menggendong bayi yang lebih besar,takut berontak.
Ibu itu menatap gue sambil memandikan 1 bayi perempuan
yang kira2 berumur 6 bulan.
"Neng, maaf kalau Ibu lancang ya...apakah Neng
ini.....sedang hamil Gue tertegun mendengarnya.
"Ahh enggak Bu...Gak tau kenapa saya pengeeen sekali
masuk tadi paslagi nunggu angkot di depan."
Si Ibu tersenyum.
"Duh maaf ya Neng..habis biasanya perempuan muda yang
datang ke sini cuma yang mau ngasih bayinya yang hasil
kecelakaan.."
"Gusti, Ibu..saya teh emang bukan malaikat, tapi kalau
saya sampe ngalamin hal kayak gitu, gak mungkin sampe
tega saya ngasih ke Panti Asuhan, Bu, "kata gue agak
tersinggung.
Si Ibu tersenyum lagi.
"Syukur lah Neng.. buat saya yang paling miris tuh
kalau saya harus nambah 1 box lagi di sini. Itu
berarti 1 lagi Ibu yang membuang anaknya. 1 lagi anak
yang kehilangan kasih sayang Ibunya."
Gue mengangguk2. Perasaan gue gak keruan. Sambil mikir
gue ciumi kening bayi merah di pelukan gue.
Si Ibu beranjak keluar membawa baskom air setelah
selesai memandikan bayi perempuan tersebut.
"Neng, kalau Neng mau, masih ada ruang bayi yang lain
di belakang.
Barangkali Neng mau lihat bayi yang lain."
Gue tertegun. Masih ada yang lain????? Berapa banyak
lagi?????
Gue letakkan si bayi kecil dan berjalan menuju ruang
yang bersambungan dengan Ruang Bayi 1. Ruang Bayi 2.
Gue memasuki ruangan tersebut.
Lebih besar, ada sekitar 6 box di sana.
Bayi2nya lebih besar sedikit dari bayi di Ruang 1.
Mata gue mulai basah.
Bayi2 itu main sendiri tanpa ada yang menemani. Main
boneka di box masing2.Babbling sendiri.
Duh..apa Ibu2 mereka gak pada kangen ya?
Ibu tadi muncul kembali.Mungkin masih belum herannya
melihat gue yang entah kenapa kok nyasar ke Panti
tersebut tanpa niat apa2.
"Kasian ya Neng..Kalau mereka sudah dipindahkan dari
Ruang 1, itu berarti kemungkinan mereka untuk diambil
orangtua asuh sudah berkurang, karena umurnya juga
sudah lebih besar. Rata2 orangtua asuh cuma mau
mengambil bayi yang masih di bawah 6 bulan."
Gue cuma bisa menatap satu persatu bayi2 tersebut
dengan hati sendu.
Si Ibu penjaga sih sepertinya sudah membatu hatinya.
Cuma memandang gue aja masih dengan tatapan heran. Kok
mau2nya kali ya perempuan umur 18-an seperti gue
iseng2 dateng ke Panti Asuhan.
Gue beralih ke box terakhir yang di ujung.
Boxnya lebih besar dari yang lain dan usang.
Hati gue seperti mau jatuh ke lantai begitu melihat
yang terbaring di dalamnya.
Bayikah dia? Atau anak kecil sekali??
Kalau bayi, kok besar sekali? Kalau anak kecil kok
diam saja tidak bergerak sama sekali?
Ibu itu berkata, "Itu Tanti namanya Neng. Umurnya
sekitar 4 tahun.
Tapi dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya sama
sekali.
Lumpuh.
Cuma bisa makan makanan bayi saja karena gak bisa
ngunyah.Makanya ditaruh di Ruang Bayi."
Airmata gue turun sedemikian derasnya sampe gue gak
bisa melihat jelas.
Tanti cantik sekali! Matanya bulat.Bibirnya merah.Dan
bulu matanya sangat panjang.Tapi dia juga sangat kurus
seperti tengkorak hidup.
"Ada apa dengan dia Bu?", tanya gue dengan hati gak
keruan.
"Ibunya mati2an mau mengugurkan dia sejak umur 2 bulan
dalam kandungan. Semua jamu diminum. Tapi Tanti ngotot
gak mau keluar.
Akhirnya pas umur 8 bulan dia lahir, tapi dengan
mulut, hidung dan telinga mengeluarkan darah. Bidan
yang menolong sampai shock. Dan
si Ibu kabur meninggalkan Tanti di Rumah Bidan
tersebut di hari ke 3"
Gue cuma bisa menggenggam tangan Tanti dengan hati
patah.
Kasihan sekali kau sayang....Jahat sekali sih Ibumu...
Hari itu gue jatuh cinta pada seorang anak bernama
Tanti.
Mulai sejak saat itu setiap pulang kuliah gue selalu
ke Panti Asuhan tersebut. Gue harus melihat Tanti
setiap hari! Kalau tidak, gue langsung gak enak hati,
kangen, dan gak karuan rasa.
Ibu penjaga sudah bilang bahwa Tanti gak bisa apa2
sama sekali.Dan seperti tidak punya emosi. Karena
kalau lapar pun cuma nangis lirih tidak ada suara.
Mereka sudah putus harapan dengan Tanti, itu
kenapa penjaga2 bayi itu tidak ada yang mengajaknya
bicara ataupun bermain.

1 minggu. 2 minggu. 2 bulan.
Tiada hari tanpa Tanti buat gue. Setiap hari gue
siapkan 2 jam khusus untuk bacain dongeng untuk Tanti.
Gue yakin pendengarannya normalkarena dia bereaksi
dengan mengedip2kan mata kalau gue panggil2 namanya.

Di bulan ke 3 gue dapat hadiah yang tidak terkira
berharganya.
Gue sedang bacain cerita lucu. Dan seperti biasa gue
menceritakannya dengan heboh.
Tiba2 pas di bagian yang lucu tersebut gue dengar
suara seperti Tanti tercekik. Gue buru2 bangun dari
duduk dan melihat ke arahnya dengan lebih jelas.

YA ALLAH! TANTI TERSENYUM!!!!!
Gue seperti gak percaya dengan penglihatan gue.
"Tanti!!! Tanti ketawa ya??? Lucu yaaa?,"kata gue
sambil loncat2 seperti orang gila.
Gue dengar lagi suara yang aneh itu. Tidak seperti
suara tertawa biasa, tapi jelas suara tawa! Mata Tanti
tersenyum geli dan gigi putihnya terlihat semua.

YA ALLAH! GUE BENER!!! TANTI PUNYA EMOSI!! DIA TIDAK
CACAT 100%!!
Gue lari keluar ruangan.
"BU!!! IBUUUU!!! TANTI KETAWA!!!,"teriak gue.
Ibu2 penjaga berlarian ke Ruang Bayi dan melihat gue
dengan pandangan takjub.
Tanti tertawa lagi mendengar gue sibuk bercerita
kepada Ibu2 tersebut.

"Neng, aduuhh Neng teh ya. Sabar pisan sama si Tanti
sampe dia bisa ketawa begini.."

Gue merasa orang paling bahagia di dunia hari itu. Gue
membelai keningnya sambil berkata,

"Tanti, kalau saya nanti punya banyak duit dan jadi
orang kaya kamu bakal saya ambil jadi anak!"

Setiap hari gue semakin encourage dia untuk
mengeluarkan emosinya.Ternyata otak Tanti tidak cacat.
Masih ada yang berfungsi bagian2nya.
Gue malah jadi berharap dia bisa bicara...

Sayang Tuhan tidak mengijikan gue untuk lebih lama
mendampingi Tanti.
Masalah keluarga dan jadwal kuliah dan tugas yang
makin padat membuat gue jadi makin jarang menengok
Tanti.

Sampai akhirnya di tahun 1992, gue sama sekali gak
pernah datang lagi.

Cuma pada sekitar tahun 1996 gue teringat lagi Tanti
waktu Mama mau menyumbang ke Panti Asuhan tersebut.
Gue yang ngeasih tau Mama soal Panti Asuhan dan Tanti.
Dan alhamdulillah kabar dari Mama, Tanti masih sehat.

Terlalu sibuk..terlalu kalut..akhirnya...
Gue lupa dengan janji gue...

------------------------------------------------------
Singapore 2001

Gue nelpon adik gue, Kuke di Bandung.
Gue minta dia ke Panti Asuhan dan nengok Tanti
sekaligus bawa uang sumbangan sekadarnya.

Dari waktu ke waktu gue masih inget Tanti. Tapi
kesibukan gue yang luar biasa sejak nikah Tahun 1995,
apalagi gue gak tinggal di Bandung,membuat gue gak
mungkin menengok Tanti. Apalagi gue sudah punya
anak sendiri.
Tapi gue usahain kalau gue punya uang lebih gue
sumbangin sedikit uang untuk Panti, dan untuk
membelikan sesuatu untuk Tanti.

Besoknya gue nelpon Kuke lagi untuk mengecheck apakah
dia sudah ke Panti dan menyampaikan sumbangan
sekaligus menengok Tanti.

Gue : Kuk, gimana..uangnya udah dikasihin ke Panti?
Tanti gimana.
Kuke: Udah Teh. Kemaren sore.
Gue : Gimana Tanti? Udah bisa apa lagi? Sehat?
Kuke: Teh..Teh..itu..anu lho..sabar ya..
Gue : Kenapa?? Ada apa Kuk??
Kuke : Ehmmm..kata Ibu yang jaga, Tanti sudah
meninggal tahun kemaren.

Gue..gak bisa..berkata..apa2..
Entah gue bilang apa waktu menutup telepon. Tersedu2
gue berucap, Ya Tuhanku....

Maafkan saya Tanti...Maafkan saya..
Maafkan saya lupa kamu ada..
Maafkan saya terlalu sibuk sampai lupa kamu..
Maafkan saya tidak bisa menepati janji...
Maaf..Maaf..Maaf...

Gue benar2 gak tau..Misteri Allah yang menciptakan
Tanti yang tidak bisa berfungsi apa2 dalam hidup.

Apa tujuan dia dilahirkan di dunia????
Gue gak tau.
Tapi dalam 1 masa di kehidupan gue, dia menciptakan
begitu banyak kebahagiaan di dalam hari2 gue.
Gue merasa sangat beruntung bisa bertemu dengannya.
Dan Tuhan begitu sayangnya pada Tanti sehingga Dia
memanggil Tanti di usia 11 tahun.

Gue bersyukur di satu sisi. Tanti tidak menderita
lagi.
Tanti bisa berlari, bermain, tertawa, dan jumpalitan
di taman-NYA.
Sesuatu yang tidak bisa ia kerjakan di dunia.

Selamat Jalan, Tanti...
Kalau bertemu dengan Sang Pencipta, maukah engkau
katakan pada-NYA agar kita berdua dipertemukan kembali
di surga??
Walaupun saya tau mungkin jangan2saya tidak berhak
berada di dalamnya.
Tapi saya ingin sekali bisa bertemu denganmu..
Ingin sekali bisa minta maaf karena tidak menepati
janji saya padamu..

Berlarilah di sana Tanti..jumpalitanlah..tertawalah
yang riang!
Di dalam mimpiku masih kudengar tawamu.
Terima kasih kau pernah mengisi hidupku dengan
senyummu...


__._,_.___
Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic
Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members |
Calendar

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch
format
to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent
Activity
a..  5New Members
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
a.. Public radio
b.. Satellite radio
c.. Weather radios
d.. Satellite radio receiver
e.. Satellite radio antenna
Give Back
Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar
Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups
Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.
.
__,_._,___




The information transmitted is intended only for the person or the
entity
to which it is addressed and may contain confidential and/or
privileged
material. If you have received it by mistake please notify the sender
by
return e-mail and delete this message including any of its attachments
from
your system. Any use, review, reliance or dissemination of this
message in
whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are
susceptible to change. The views expressed herein do not necessarily
represent those of PT Astra International Tbk and should not be
construed as
the views, offers or acceptances of PT Astra International Tbk.

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]






--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke