mbak,mencret itu karena mbka ngag tahan ama laktosa nya,,ini bisa kan pakai
susu yang rendah laktosa atau susu kedelai ,dan ikan teri dan suplemen
tambahan kalau kalsium nya
-----Original Message-----
From: Dewi Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 16, 2007 9:20 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?(
secara kmren heboh susu )


Dear Smart Parents,

Sebenarnya saya sangat suka susu, tetapi terkadang perut saya
intolerance thd susu. Kadang menjadi diare setelah minum susu yang
terlalu kental. Membaca email dibawah ini mungkin ada benarnya, bahwa
susu memang makanan yang berprotein tinggi yang bisa menyebabkan mutasi
sel-sel tubuh kita. Tetapi sebagai wanita kita juga sangat membutuhkan
susu sbg sumber kalsium. Jadi gimana dong parents ?? Ada nggak sumber
kalsium alternative yang bagus selain susu ???

Thanks & Best Regards

DEWI PALUPIĀ 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara
kmren heboh susu )

Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya)
so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan?
yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan..

salam,
sefty


Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane
Plant, PhD, CBE.


"MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN
PETUNJUK
UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA"

Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk

menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu
berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit
mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini.

Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan
telah
menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang
menyakitkan
dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling
terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya,
saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang
mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan
bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup.

Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali
fakta-fakta,
yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu.
Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa
beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini,
menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker
payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak
faktor
resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik.

Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam
perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara.

Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara
saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke
tanah
air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan
kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa
ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh
teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina.

Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker
payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada
saat
itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan
perkataan
bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan
tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha
menghindar dari penyakit ini.

Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di
Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan
mitra-mitra Cina dalam  penelitian tentang hubungan antara kimia tanah
dan
penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat.

Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina.
Hanya
10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan
persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris
meninggal
dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi
menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian
besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri

yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan.
Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di
antara
10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat.

Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang

hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan
senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi,
kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan
radiasi.

Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh
mengejutkan.
Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang
telah
teradiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu
berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin
bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait
dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah
meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara.

Saya kemudian menemukan bahwa penyebab perbedaan besar dalam persentase
kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena
faktor genetika. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa apabila orang Cina
atau Jepang pindah ke Barat, dalam satu atau dua generasi persentase
kanker payudara mereka mendekati persentase dari penduduk negara di mana

mereka tinggal.

Hal yang sama terjadi apabila orang-orang Timur sepenuhnya meniru gaya
hidup Barat di Hong Kong. Sesungguhnya, nama populer yang disebutkan
orang
di Cina bagi kanker payudara adalah 'Penyakit Wanita Kaya'. Ini
disebabkan
bahwa di Cina, hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati
apa yang disebut sebagai 'Makanan Hong Kong'.

Orang-orang Cina menggambarkan semua makanan Barat, termasuk semua
kudapan
dari es krim dan coklat sampai spaghetti dan keju, sebagai 'Makanan Hong

Kong' karena hanya terdapat di bekas koloni Inggris dan dulu jarang ada
di
daratan Cina.

Jadi sungguh masuk akal bagi saya bahwa apa yang menyebabkan kanker
payudara saya ini dan banyaknya penderita penyakit tersebut di negara
saya
hampir dipastikan berasal dari sesuatu yang berhubungan dengan gaya
hidup
Barat kita, dari kalangan menengah yang lebih baik. Angka ini juga besar

bagi para pria di sini. Saya telah mengamati dalam penelitian saya bahwa

banyak data tentang kanker prostat juga sampai pada kesimpulan
yang sama.

Menurut angka dari WHO, jumlah pria yang terkena kanker prostat di Cina
pedesaan hampir tidak ada, hanya 0,5 pria di antara 100.000. Namun
demikian di Inggris, Skotlandia dan Wales, angka ini 70 kali lebih
tinggi.
Seperti kanker payudara, penyakit ini merupakan penyakit kalangan
menengah
dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang
lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tinggi,
yaitu
mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi. Saya teringat
berkata kepada suami saya, "Ayolah Peter, kamu baru saja pulang dari
Cina.
Apa sih gaya hidup Cina yang sangat berbeda dengan kita?"
"Mengapa mereka tidak terkena kanker payudara?"

Kami memutuskan untuk menggunakan latar belakang ilmu kami bersama-sama
dan melakukan pendekatan dengan logika. Kami memeriksa data ilmiah yang
mengarahkan kami pada kandungan lemak dalam makanan. Para peneliti pada
tahun 1980-an telah menemukan bahwa hanya 14% kalori di hidangan Cina
terdiri atas lemak, dibandingkan dengan hampir 36% di Barat.

Tetapi makanan yang telah saya santap selama bertahun-tahun sebelum
terkena kanker payudara ini sangat rendah lemak dan berserat tinggi.
Selain itu, sebagai ilmuwan saya tahu bahwa asupan lemak pada orang
dewasa
tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker payudara dalam sebagian
besar
investigasi yang telah dilakukan pada kelompok-kelompok
besar wanita selama dua belas tahun.

Lalu pada suatu hari sesuatu yang agak istimewa terjadi. Peter dan saya
telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun lamanya sehingga
saya
tidak yakin siapa di antara kami berdua yang berkata terlebih dahulu:
"Orang-orang Cina tidak makan produk dari susu!"

Sulit untuk menjelaskan kepada orang yang bukan ilmuwan terjadinya
'dentingan' pikiran dan perasaan yang mendadak ketika menyadari bahwa
pikiran kita terbuka pada sesuatu hal yang penting. Rasanya seperti ada
banyak potongan gambar di dalam otak kita dan tiba-tiba, dalam beberapa
detik, semua teka-teki ini terangkai dengan baik sehingga membentuk
gambar
yang jelas.

Tiba-tiba saya teringat kembali betapa banyak orang Cina yang tidak
dapat
mencernakan susu dengan baik, betapa orang-orang Cina yang bekerja
dengan
saya selalu berkata bahwa susu hanya untuk bayi, dan bagaimana salah
seorang sahabat karib saya, yang keturunan Cina, dengan sopan
selalu menolak keju pada saat jamuan malam.

Saya tahu bahwa tak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang
menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi makan kepada
bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang penyusu
tetapi tidak pernah produk dari susu.

Secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat
menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang sangat aneh.
Saya
teringat ketika menjamu sebuah delegasi besar ilmuwan Cina tidak lama
setelah berakhirnya Revolusi Budaya di Cina pada tahun 1980-an.

Atas nasihat Biro Luar Negeri, kami telah meminta kepada perusahaan jasa

boga untuk menyediakan puding yang mengandung banyak es krim. Setelah
menanyakan dari apa puding itu dibuat, semua ilmuwan Cina itu, termasuk
penerjemahnya, dengan sopan namun tegas menolak untuk menyantapnya, dan
mereka tidak dapat dibujuk untuk mengubah pikiran mereka. Pada waktu itu

kami semua senang dan menikmati porsi tambahan!

Saya menemukan bahwa susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan
.
Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, laktosa,
sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang
dewasa, dan bukan merupakan sebuah defisiensi (kekurangan). Mungkin alam

berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan
yang
salah.

Sebelum saya terkena kanker payudara untuk pertama kali, saya telah
makan
banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju rendah lemak dan

yoghurt. Saya menggunakannya sebagai sumber protein saya yang
utama. Saya juga makan daging cincang sapi yang tidak berlemak, yang
sekarang baru saya sadari mungkin sering berasal dari sapi perahan.

Agar dapat mengatasi kemoterapi untuk benjolan kanker saya yang kelima
ini, saya telah makan yoghurt organik agar alat-alat pencernaan saya
dapat
pulih kembali dan mengembalikan bakteri-bakteri 'yang baik' ke
dalam usus saya.

Baru-baru ini, saya menemukan bahwa pada tahun 1989 yang lalu, yoghurt
telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur) . Dr Daniel Cramer
dari
Unversitas Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung

telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang biasa mereka makan. Coba
saya tahu tentang hal ini ketika ia pertama kali
menemukannya.

Mengikuti nasihat Peter dan pendapat saya tentang makanan Cina, saya
memutuskan untuk tidak saja menghentikan yoghurt tetapi semua produk
dari
susu, saat ini juga. Keju, mentega dan yoghurt serta semua makanan yang
mengandung susu saya buang ke sampah.

Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan,
biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merek margarin yang
dijual
dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak
zaitun
dapat mengandung produk susu . Oleh karena itu saya kemudian membaca
semua
kandungan yang tercetak di label-label makanan.

Sampai saat itu, saya setia mengukur perkembangan benjolan kanker saya
yang kelima ini dengan alat pengukur dan mencatat kasilnya. Meskipun
para
dokter dan suster banyak memberi semangat dan berkata positif kepada
saya,
 pengamatan saya sendiri mengungkapkan kenyataan yang pahit.
Seri kemoterapi saya yang pertama untuk benjolan kelima ini tidak
berhasil
- benjolan itu tetap sama. Kemudian saya menghapuskan produk-produk dari

susu. Beberapa hari kemudian benjolan itu mulai mengecil.

Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapi saya yang kedua dan seminggu
setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, benjolan di leher saya
mulai
terasa gatal. Kemudian benjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat
pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan perubahan, sekarang
menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.

Dan secara signifikan, saya mencatat bahwa daripada menurun secara
perlahan-lahan (membentuk kurva yang halus) seperti biasanya terjadi
pada
kanker, tumor yang mengecil ini digambarkan seperti garis lurus yang
menuju ke bagian bawah alat pengukur, yang menggambarkan penyembuhan,
bukan pembasmian (atau pengurangan) tumor.

Pada hari Sabtu siang sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi
produk-produk susu ini, saya melakukan meditasi selama sejam kemudian
meraba apa yang yang masih tersisa dari benjolan saya. Saya tidak
menemukannya lagi. Padahal saya sangat berpengalaman dalam mendeteksi
benjolan kanker, karena saya menemukan kelima benjolan kanker saja itu
sendiri. Saya turun ke tingkat bawah rumah dan meminta suami saya meraba

leher saya. Ia pun tidak menemukan benjolan apapun juga.

Hari Kamis berikutnya saja harus memeriksakan diri saya pada dokter
spesialis kanker saya di Cross Hospital London. Ia memeriksa saya dengan

teliti, terutama leher saya di mana sebelumnya ada tumor. Tadinya ia
tercengang dan kemudian gembira ketika berkata, "Saya tidak
menemukannya."

Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter saya yang memperkirakan
bahwa
seseorang dengan jenis dan stadium kanker saya (yang jelas-jelas sudah
menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi
begitu sehat dan gembira.

Dokter spesialis saya merasa sangat bahagia seperti saya. Tadinya ketika

saya membicarakan gagasan saya dengannya, ia dapat memahami tetapi
bersikap skeptis. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ia menggunakan peta
yang
menunjukkan persentase kanker di Cina di dalam kuliah-kuliah yang
diberikannya, dan menganjurkan makanan tanpa produk susu bagi
pasien-pasien kankernya.

Saya sekarang meyakini adanya kesamaan dalam pertalian antara produk
dari
susu dan kanker payudara dengan merokok dan kanker paru-paru. Saya
percaya
bahwa dengan mengidentifikasi pertalian antara kanker payudara
dan produk susu dan kemudian mengembangkan makanan yang khusus ditujukan

untuk mempertahankan kesehatan dari payudara dan sistem hormon saya,
telah
menyembuhkan saya.

Sangat sulit bagi saya, dan mungkin juga bagi anda, untuk menerima bahwa

sebuah zat yang begitu 'alami' seperti susu dapat berdampak begitu
mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi saya merupakan bukti hidup bahwa hal

itu benar-benar terjadi dan mulai besok saya akan mengungkapkan rahasia
kegiatan saya yang mengubah semuanya ini.

??
hmmm....


________________________________________________________________________
_____
Scanned by Sanmina-SCI eShield
________________________________________________________________________
_____



CONFIDENTIALITY
This e-mail message and any attachments thereto, is intended only for use by
the addressee(s) named herein and may contain legally privileged and/or
confidential information. If you are not the intended recipient of this
e-mail message, you are hereby notified that any dissemination, distribution
or copying of this e-mail message, and any attachments thereto, is strictly
prohibited.  If you have received this e-mail message in error, please
immediately notify the sender and permanently delete the original and any
copies of this email and any prints thereof.
ABSENT AN EXPRESS STATEMENT TO THE CONTRARY HEREINABOVE, THIS E-MAIL IS NOT
INTENDED AS A SUBSTITUTE FOR A WRITING.  Notwithstanding the Uniform
Electronic Transactions Act or the applicability of any other law of similar
substance and effect, absent an express statement to the contrary
hereinabove, this e-mail message its contents, and any attachments hereto
are not intended to represent an offer or acceptance to enter into a
contract and are not otherwise intended to bind the sender, Sanmina-SCI
Corporation (or any of its subsidiaries), or any other person or entity.
____________________________________________________________________________
_
Scanned by Sanmina-SCI eShield
____________________________________________________________________________
_

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke