Ambil budaya makan yg baik2nya aja:
1 Makanan cina banyak yg ditim, jarang digoreng
2 Selalu ada sayuran hijau yg ditumis dg sedikit minyak saja
3 Banyak jahe, bawang, bumbu2 yg menyehatkan
4 Makanan selalu fresh, mau makan baru masak.
5 Habis makan minum teh hijau.


----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM
Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren
heboh susu )


> Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya)
> so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan?
> yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan..
>
> salam,
> sefty
>
>
> Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane
> Plant, PhD, CBE.
>
>
> "MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN PETUNJUK
> UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA"
>
> Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk
> menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu
> berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit
> mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini.
>
> Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah
> menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan
> dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling
> terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya,
> saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang
> mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan
> bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup.
>
> Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta,
> yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu.
> Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa
> beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini,
> menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker
> payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor
> resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik.
>
> Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam
> perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan
> sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara.
>
> Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara
> saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah
> air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan
> kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa
> ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh
> teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina.
>
> Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker
> payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat
> itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan
> bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan
> tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha
> menghindar dari penyakit ini.
>
> Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di
> Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan
> mitra-mitra Cina dalam  penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan
> penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat.
>
> Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya
> 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan
> persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal
> dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi
> menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian
> besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri
> yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan.
> Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara
> 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat.
>
> Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang
> hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan
> senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi,
> kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan
> radiasi.
>
> Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh mengejutkan.
> Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang telah
> teradiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu
> berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin
> bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait
> dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah
> meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara.
>
> Saya kemudian menemukan bahwa penyebab perbedaan besar dalam persentase
> kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena
> faktor genetika. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa apabila orang Cina
> atau Jepang pindah ke Barat, dalam satu atau dua generasi persentase
> kanker payudara mereka mendekati persentase dari penduduk negara di mana
> mereka tinggal.
>
> Hal yang sama terjadi apabila orang-orang Timur sepenuhnya meniru gaya
> hidup Barat di Hong Kong. Sesungguhnya, nama populer yang disebutkan orang
> di Cina bagi kanker payudara adalah 'Penyakit Wanita Kaya'. Ini disebabkan
> bahwa di Cina, hanya orang-orang kaya yang dapat menikmati
> apa yang disebut sebagai 'Makanan Hong Kong'.
>
> Orang-orang Cina menggambarkan semua makanan Barat, termasuk semua kudapan
> dari es krim dan coklat sampai spaghetti dan keju, sebagai 'Makanan Hong
> Kong' karena hanya terdapat di bekas koloni Inggris dan dulu jarang ada di
> daratan Cina.
>
> Jadi sungguh masuk akal bagi saya bahwa apa yang menyebabkan kanker
> payudara saya ini dan banyaknya penderita penyakit tersebut di negara saya
> hampir dipastikan berasal dari sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup
> Barat kita, dari kalangan menengah yang lebih baik. Angka ini juga besar
> bagi para pria di sini. Saya telah mengamati dalam penelitian saya bahwa
> banyak data tentang kanker prostat juga sampai pada kesimpulan
> yang sama.
>
> Menurut angka dari WHO, jumlah pria yang terkena kanker prostat di Cina
> pedesaan hampir tidak ada, hanya 0,5 pria di antara 100.000. Namun
> demikian di Inggris, Skotlandia dan Wales, angka ini 70 kali lebih tinggi.
> Seperti kanker payudara, penyakit ini merupakan penyakit kalangan menengah
> dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang
> lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial-ekonomi yang lebih tinggi, yaitu
> mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi. Saya teringat
> berkata kepada suami saya, "Ayolah Peter, kamu baru saja pulang dari Cina.
> Apa sih gaya hidup Cina yang sangat berbeda dengan kita?"
> "Mengapa mereka tidak terkena kanker payudara?"
>
> Kami memutuskan untuk menggunakan latar belakang ilmu kami bersama-sama
> dan melakukan pendekatan dengan logika. Kami memeriksa data ilmiah yang
> mengarahkan kami pada kandungan lemak dalam makanan. Para peneliti pada
> tahun 1980-an telah menemukan bahwa hanya 14% kalori di hidangan Cina
> terdiri atas lemak, dibandingkan dengan hampir 36% di Barat.
>
> Tetapi makanan yang telah saya santap selama bertahun-tahun sebelum
> terkena kanker payudara ini sangat rendah lemak dan berserat tinggi.
> Selain itu, sebagai ilmuwan saya tahu bahwa asupan lemak pada orang dewasa
> tidak menunjukkan peningkatan resiko kanker payudara dalam sebagian besar
> investigasi yang telah dilakukan pada kelompok-kelompok
> besar wanita selama dua belas tahun.
>
> Lalu pada suatu hari sesuatu yang agak istimewa terjadi. Peter dan saya
> telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun lamanya sehingga saya
> tidak yakin siapa di antara kami berdua yang berkata terlebih dahulu:
> "Orang-orang Cina tidak makan produk dari susu!"
>
> Sulit untuk menjelaskan kepada orang yang bukan ilmuwan terjadinya
> 'dentingan' pikiran dan perasaan yang mendadak ketika menyadari bahwa
> pikiran kita terbuka pada sesuatu hal yang penting. Rasanya seperti ada
> banyak potongan gambar di dalam otak kita dan tiba-tiba, dalam beberapa
> detik, semua teka-teki ini terangkai dengan baik sehingga membentuk gambar
> yang jelas.
>
> Tiba-tiba saya teringat kembali betapa banyak orang Cina yang tidak dapat
> mencernakan susu dengan baik, betapa orang-orang Cina yang bekerja dengan
> saya selalu berkata bahwa susu hanya untuk bayi, dan bagaimana salah
> seorang sahabat karib saya, yang keturunan Cina, dengan sopan
> selalu menolak keju pada saat jamuan malam.
>
> Saya tahu bahwa tak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang
> menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi makan kepada
> bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang penyusu
> tetapi tidak pernah produk dari susu.
>
> Secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat
> menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang sangat aneh. Saya
> teringat ketika menjamu sebuah delegasi besar ilmuwan Cina tidak lama
> setelah berakhirnya Revolusi Budaya di Cina pada tahun 1980-an.
>
> Atas nasihat Biro Luar Negeri, kami telah meminta kepada perusahaan jasa
> boga untuk menyediakan puding yang mengandung banyak es krim. Setelah
> menanyakan dari apa puding itu dibuat, semua ilmuwan Cina itu, termasuk
> penerjemahnya, dengan sopan namun tegas menolak untuk menyantapnya, dan
> mereka tidak dapat dibujuk untuk mengubah pikiran mereka. Pada waktu itu
> kami semua senang dan menikmati porsi tambahan!
>
> Saya menemukan bahwa susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan .
> Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, laktosa,
> sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal bagi orang
> dewasa, dan bukan merupakan sebuah defisiensi (kekurangan). Mungkin alam
> berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang
> salah.
>
> Sebelum saya terkena kanker payudara untuk pertama kali, saya telah makan
> banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju rendah lemak dan
> yoghurt. Saya menggunakannya sebagai sumber protein saya yang
> utama. Saya juga makan daging cincang sapi yang tidak berlemak, yang
> sekarang baru saya sadari mungkin sering berasal dari sapi perahan.
>
> Agar dapat mengatasi kemoterapi untuk benjolan kanker saya yang kelima
> ini, saya telah makan yoghurt organik agar alat-alat pencernaan saya dapat
> pulih kembali dan mengembalikan bakteri-bakteri 'yang baik' ke
> dalam usus saya.
>
> Baru-baru ini, saya menemukan bahwa pada tahun 1989 yang lalu, yoghurt
> telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur) . Dr Daniel Cramer dari
> Unversitas Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung
> telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang biasa mereka makan. Coba
> saya tahu tentang hal ini ketika ia pertama kali
> menemukannya.
>
> Mengikuti nasihat Peter dan pendapat saya tentang makanan Cina, saya
> memutuskan untuk tidak saja menghentikan yoghurt tetapi semua produk dari
> susu, saat ini juga. Keju, mentega dan yoghurt serta semua makanan yang
> mengandung susu saya buang ke sampah.
>
> Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan,
> biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merek margarin yang dijual
> dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak zaitun
> dapat mengandung produk susu . Oleh karena itu saya kemudian membaca semua
> kandungan yang tercetak di label-label makanan.
>
> Sampai saat itu, saya setia mengukur perkembangan benjolan kanker saya
> yang kelima ini dengan alat pengukur dan mencatat kasilnya. Meskipun para
> dokter dan suster banyak memberi semangat dan berkata positif kepada saya,
>  pengamatan saya sendiri mengungkapkan kenyataan yang pahit.
> Seri kemoterapi saya yang pertama untuk benjolan kelima ini tidak berhasil
> - benjolan itu tetap sama. Kemudian saya menghapuskan produk-produk dari
> susu. Beberapa hari kemudian benjolan itu mulai mengecil.
>
> Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapi saya yang kedua dan seminggu
> setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, benjolan di leher saya mulai
> terasa gatal. Kemudian benjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat
> pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan perubahan, sekarang
> menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.
>
> Dan secara signifikan, saya mencatat bahwa daripada menurun secara
> perlahan-lahan (membentuk kurva yang halus) seperti biasanya terjadi pada
> kanker, tumor yang mengecil ini digambarkan seperti garis lurus yang
> menuju ke bagian bawah alat pengukur, yang menggambarkan penyembuhan,
> bukan pembasmian (atau pengurangan) tumor.
>
> Pada hari Sabtu siang sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi
> produk-produk susu ini, saya melakukan meditasi selama sejam kemudian
> meraba apa yang yang masih tersisa dari benjolan saya. Saya tidak
> menemukannya lagi. Padahal saya sangat berpengalaman dalam mendeteksi
> benjolan kanker, karena saya menemukan kelima benjolan kanker saja itu
> sendiri. Saya turun ke tingkat bawah rumah dan meminta suami saya meraba
> leher saya. Ia pun tidak menemukan benjolan apapun juga.
>
> Hari Kamis berikutnya saja harus memeriksakan diri saya pada dokter
> spesialis kanker saya di Cross Hospital London. Ia memeriksa saya dengan
> teliti, terutama leher saya di mana sebelumnya ada tumor. Tadinya ia
> tercengang dan kemudian gembira ketika berkata, "Saya tidak menemukannya."
>
> Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter saya yang memperkirakan bahwa
> seseorang dengan jenis dan stadium kanker saya (yang jelas-jelas sudah
> menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi
> begitu sehat dan gembira.
>
> Dokter spesialis saya merasa sangat bahagia seperti saya. Tadinya ketika
> saya membicarakan gagasan saya dengannya, ia dapat memahami tetapi
> bersikap skeptis. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ia menggunakan peta yang
> menunjukkan persentase kanker di Cina di dalam kuliah-kuliah yang
> diberikannya, dan menganjurkan makanan tanpa produk susu bagi
> pasien-pasien kankernya.
>
> Saya sekarang meyakini adanya kesamaan dalam pertalian antara produk dari
> susu dan kanker payudara dengan merokok dan kanker paru-paru. Saya percaya
> bahwa dengan mengidentifikasi pertalian antara kanker payudara
> dan produk susu dan kemudian mengembangkan makanan yang khusus ditujukan
> untuk mempertahankan kesehatan dari payudara dan sistem hormon saya, telah
> menyembuhkan saya.
>
> Sangat sulit bagi saya, dan mungkin juga bagi anda, untuk menerima bahwa
> sebuah zat yang begitu 'alami' seperti susu dapat berdampak begitu
> mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi saya merupakan bukti hidup bahwa hal
> itu benar-benar terjadi dan mulai besok saya akan mengungkapkan rahasia
> kegiatan saya yang mengubah semuanya ini.
>
> ??
> hmmm....
>


--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke