Memang sih rasanya bersalah untuk anak sebesar itu harus mengerti semua, tapi tidak semua orangtua mengerti bahwa anak sebesar belum dapat konsisten dengan yang kita beritahukan mana yang boleh dan tidak, ya seperti orangtua teman anakku yang anaknya dipukul oleh anakku, orangtua itu langsung marah besar nah kalau seperti itu aku harus bagaimana? sampai sampai dia berkata aku akan pukul anakmu lagi jika hal itu terjadi lagi.
maminya Farrel -----Original Message----- From: Asrul Azis [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 04, 2003 12:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Ego anak Setujuuuuuuu.... Pak Taufan, Karna anak adalah "buah" dari cinta kita, maka didik, perlakukanlah mereka dengan cinta. Apa yang ditampilkan anak hari ini, sesungguhnya adalah penampakan potret kita sebelumnya terhadap mereka. Jadi idealnya.... bila ada sedikit kekurangan ataupun prilaku negative yang dipertontonkan oleh anak kita, buru-burulah mengoreksi diri, ada apa dengan kita sebagai orang tua?! Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai orang tua untuk memenuhi hak anak. Sesungguhnya tidak ada kebetulan di dunia. Ada hukum-hukum sejarah yang mengikatnya. Kitalah yang harus menemukan prinsip-prinsip sebab akibat itu. Bukankah mereka (anak-anak itu) terlahir dengan masing-masing membawa potensi yang sama...... potensi untuk menjadi sempurna, potensi untuk menjadi makhluk terbaik. Tinggal kita sebagai orang tua yang mengelola proses menuju ke sana. Sebagai ilustrasi, berikut saya petikkan untaian sebait kalimat penyejuk sebagai renungan "Anak-anak butuh figur, dan itu hak mereka terhadap orangtuanya. Kasih sayang orangtua juga tak bisa tergantikan oleh materi yang berlimpah, apalagi oleh seorang babysitter atau pembantu rumah tangga. Tentu Anda para orangtua tak pernah berkeinginan dititipkan ke panti jompo terbaik sekalipun oleh anak-anak Anda kelak, Anda juga tak pernah berharap anak-anak tak menghormati, tak menghargai dan acuh terhadap perintah dan nasihat Anda, sebagai balasan Anda tak pernah memberikan kesempatan mereka untuk berpendapat. Padahal kita mengerti, salah satu kebutuhan dasar manusia adalah didengarkan, dan anak tentu juga memiliki kebutuhan itu. Pernahkah Anda bermimpi anak-anak Anda rajin beribadah dan senantiasa mendo'akan Anda, baik disaat hidup maupun nanti ketika anda sudah tak lagi mendampingi mereka? Tentu Anda tahu apa yang harus dilakukan saat ini terhadap anak-anak sebelum mereka tumbuh menjadi manusia yang bukan Anda cita-citakan. Yakinlah, jika semua hak anak sudah anda penuhi, Anda boleh tersenyum di hari tua dan berbisik bangga, "Anak sukses itu, akulah orangtuanya". Pertanyaan terakhir.... benarkah kita telah memberinya "cinta"? sebagai ilustrasi Anda bisa mencoba memberinya secarik kertas dan meminta anak untuk menyebutkan/menuliskan semua hal-hal yang tidak disukai anak pada orang tuanya. Anda kemungkinan besar akan kaget betapa kita sebagai orang tua sesungguhnya telah salah menilai diri. Terima kasih dan salam Asrul >>> [EMAIL PROTECTED] 09/04/03 09:08AM >>> Maminya Farrel, Saya hanya ingin menambahkan sedikit thd apa yg sdh disampaikan Pak Joko. Adalah sangat wajar jika anak usia 3 tahunan masih tetap mengulangi perbuatan kurang baiknya walaupun sdh dinasehati. Di dalam ebook saya "3 Tahun Pertama yg Menentukan", di langkah ke-8 dari "10 Tindakan Penting..." di situ ditulis bagaimana tingkat perkembangan anak dlm mengikuti disiplin. Misalnya, utk anak usia 3 tahun, disebutkan: "Anak usia 3 tahun sudah bisa mengikuti lebih banyak aturan dan batasan, tahu mana yg berbahaya baginya, dsb., tetapi masih BELUM bisa selalu konsisten". Jadi, sama halnya dg nasehat di atas, kita hrs selalu dg sabar menasehati setiap kali anak berbuat yg kurang baik. Dan dlm menasehati, akan lebih efektif jika kita juga menjelaskan apa akibat dr perbuatannya tsb. Kmd, kita juga perlu berhati-hati jangan sampai kita menasehati (atau memarahi) dg mengatakan, misalnya, "sudah dikasih tahu berkali-kali kok enggak ngerti juga sih..!". Kita harus hindarkan kata2 tsb, krn memang perkembangan anak belum mencapai ke tahap utk bisa memahami secara konsisten. Jadi, yg sabar aja, sambil berhati-hati menggunakan bahasa kita dlm menasehati anak.. :) rgds, Taufan -----Original Message----- From: Joko Kusmanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, August 30, 2003 6:25 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Ego anak Hallo Maminya Farrel, Saya bukan ahlinya tetapi barangkali ini dapat membantu memahami ego anak. Secara alamiah dan filosofis setiap anak dilahirkan dengan bekal ego yang tertinggi yang dimilikinya. Dan karena ego itulah juga sesosok idaman keluarga akhirnya hadir di tengah-tengah kita. Coba kita bayangkan alangkah egonya sebuah sperma harus bersaing dari jutaan lainnya untuk membuahi indung telur untuk menjadi sesosok orang. Jadi, ego merupakan modal dasar yang dimiliki oleh setiap orang dan sperma yang berhasil membuahi indung telur adalah yang paling ego. Artinya tidaklah mengherankan jika kita semua kemudian menjadi egois dengan tingkat yang berbeda perwujudannya secara lahiriah. Pada masa anak-anak, ego masih terbawa sifat aslinya sehingga anak merasa bahwa SAYA adalah pusat dan ORANG LAIN adalah untuk SAYA. Jadi anak Ibu saya pikir masih dalam tahap itu, yaitu tahap POSSESIVE bahwa semua yang ada adalah untuknya. Pada tahap ini kita harus memahami bahwa yang kita perlukan adalah mengakui rasa POSSESIVE dia. Memang kita terkadang malu jika di tempat orang lain hal seperti muncul. Tetapi jika kita merebutnya begitu saja, dikhawatirkan hal tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan egonya. Biarkan dia merasa bahwa itu miliknya dan kemudian baru dibujuk. Beberapa kasus yang saya temui hal tersebut berhasil walaupun tergantung pada sejauh mana tingkat POSSESIVE dia munculkan. Itu akan berpengaruh pada lamanya dia merasa memiliki. Namun demikian jika sampai batas tertentu, tergantung pada setiap anak, hal tersebut tidak berhasil; reward negative (hukuman) perlu diberikan. Jika kasus seperti ini hukuman tidak diberikan, ego anak dikhawatirkan akan tumbuh menjadi ego yang berlebihan tanpa mengenal batasan-batasan dan lahirlah THE WORLD IS ME. Pemberian hukuman tidak boleh terjadi dalam waktu yang relatif lama. Setelah dihukum biasanya anak akan 'ngambek' dan cari perlindungan. Biarkan sebentar dan kemudian dekati dan peluk, biasanya anak akan mengadu dan di situlah pemahaman dapat dimasukkan. Pada saat itu anak anak menyalahkan orang lain, dan kita tidak boleh mengiyakan. Pada tahap inilah pembatasan rasa POSSESSIVE anak mulai diberi batasan-batasan. Cepat anak akan mengiyakan, tetapi lain waktu muncul lagi. Begitu seterusnya hingga perkembangan kognitif anak tentang dunia akan lebih baik. Salam, Joko ----- Original Message ----- From: "Liauw Liliani Heru - FIN" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, August 28, 2003 8:50 PM Subject: [balita-anda] Ego anak > Dear rekan rekan, > > Mengenai "ego anak" aku punya masalah nih dengan yang satu ini. Anakku 3,5 > tahun egonya sukar dikendalikan dengan teman teman sebayanya disekolah jika > bermain seperti ingin merebut mainan saling tarik sampai akhirnya anakku > mencakar/memukul temannya. Kalau dengan yang dewasa dan dibilangin dengan > pelan dan sabar dia mengerti tapi besok atau dikemudian hari dia > mengulanginya lagi. Apa aku harus pakai cara sedikit keras seperti menghukum > fisik tapi aku takut anak menjadi trauma.Mohon rekan rekan dapat membantu > saya, terima kasih. > > maminya farrel > > --------------------------------------------------------------------- > >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]