Mau nimbrung juga nih,.. kecenderungan dokter ngasih obat sedikit banyak
dipengaruhi oleh praktek yang terjadi di kedokteran kita, yaitu dokter
ditarget oleh perusahaan farmasi untuk meresepkan obat/merk tertentu
sebanyak-banyaknya. Tentu dengan imbalan uang atau yang lainnya. Memang
nggak semua dokter begitu, tapi hal ini sudah lumrah terjadi di Indonesia
sini. Jangankan sudah jadi dokter, masih jadi mahasiswa kedokteran/co-ass
saja sudah didekati detailer obat, misalnya dibelikan pulsa HP, dikasih CD,
dll agar meresepkan suatu merk obat. Jadi sebagai konsumen, kita harus
pintar-pintar mencari informasi dan jangan gampang menuruti apa kata dokter,
terutama soal obat, apalagi untuk bayi/anak kita.

regards,
ratna

-----Original Message-----
From: Rini Gultom [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 09 September 2003 16:36
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Fwd: Fw: pls di baca !!! untuk pasangan
muda!!!


Ikutan nimbrung nih....
Benar tuh Bunda Nisa....kakakku baru aja ngalamin dibentak dokter
kandungannya gara2 "banyak tanya" dah gitu....tuh dokter klo ditanya kasih
jawabannya yg singkat2 aja...kita kan kadang ngga ngerti tp tuh dokter ngga
sabaran, ngeluh dikit aja langsung ditulis resepnya, dikit2 bykan
obat...payah yahh...akhirnya kakakku ganti dokter yg kali ini lebih sabar
dan mau kasih penjelasan klo ditanya pasien.bukankah adalah hak pasien untuk
mendapat jawaban yg sejelas-jelasnya dari dokter yg bersangkutan ?!!

Peace,


----- Original Message -----
From: Bunda Nisa <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, September 09, 2003 4:24 PM
Subject: Re: [balita-anda] Fwd: Fw: pls di baca !!! untuk pasangan muda!!!


> Terus terang untuk zaman sekarang, zaman semakin canggih tapi tetep aja
membuat aku bingung saat menghadapi anaks sakit. Knapa jadi bingung ???
> Kondisi zaman yang semakin canggih tapi aku semakin takut membawa anaks ke
dokter. Karena dokter-dokter yang ada semakin berani dalam menangani anaks
termasuk dalam pemberian obat-obatan khususnya antibiotik. Padahal
dibandingkan dengan dokter-dokter yang ada di Luar Negeri, "katanya" mereka
para dokter-dokter ini gak bisa sembarangan kasih antibiotik. Tapi knapa di
negeri kita tercinta ini mereka dengan gampangnya memberikan anaks
antibiotik. Apakah dokter-dokter di negeri tercinta ini yang judulnya negara
berkembang "lebih pintar" ketimbang dokter-dokter yang ada di negara maju ?
> Dan juga ada beberapa dokter-dokter, semakin para orang tua kritis (banyak
bertanya) sang dokter merasa "diragukan" kemampuannya. Yang ujung-2nya kita
akan diusir, dengan kata lain "kamu kan pasien, saya dokternya !!!"
> Pusing gak tuh.....
>
> Joko Kusmanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Terlepas benar atau tidak cerita tersebut, hal tersebut bisa terjadi pada
> siapa saja. Oleh karena itu, kita semua harus selalu berhati-hati.
>
> Saya baru saja berdiskusi secara informal dengan teman-teman di sebuah
> Fakultas Kedokteran. Intinya, kami mempertanyaakan kualitas sebagian besar
> lulusan dokter-dokter kita dan juga mungkin para dokter yang melakukan
> praktik. Kembali berkaitan dengan topik di Milis ini beberapa hari yang
> lalu, masyrakat kita adalah masyarakat yang belum berbudaya BACA-TULIS.
> Sehingga, kami meragukan apakah mereka selalu membaca (apalagi menulis)
> hasil-hasil penelitian kemajuan bidang kedokteran mutakhir. Kami yakin dan
> akan melalukan survei seberapa banyak buku dan jurnal mereka punyai.
> Sebagian besar dokter kita hanya bermodal ilmu yang didapat di kampus dan
> pengalaman sehari-hari yang tidak diamati secara metodologis. Sebuah
profesi
> yang amat dihormati dan diperlukan di masyarakat, tetapi banyak yang tidak
> profesional dalam pengertian miskin informasi-informasi mutakhir.
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ferro"
> To:
> Sent: Monday, September 08, 2003 11:44 PM
> Subject: Re: [balita-anda] [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
> !!!!!!!!!! untuk pasangan muda!!!!!!!!!!!
>
>
> > apakah cerita ini benar?
> > saya meragukan..., soalnya kl saya yg jadi orang tuanya,
> > saya pasti tidak akan tinggal diam....
> >
> > salam,
> > papa dewa
> > ----- Original Message -----
> > From:
> > To:
> > Sent: Tuesday, September 09, 2003 1:44 PM
> > Subject: [balita-anda] [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
> > !!!!!!!!!! untuk pasangan muda!!!!!!!!!!!
> >
> >
> > ----- Forwarded by Budi PRASETIO/ID/ALCATEL on 09/09/2003 01:43 PM -----
> >
> >
> > "Montery Darwin"
> > 09/09/2003 12:05 PM
> > Please respond to alumni_ftui
> >
> >
> > To: "Alumni FTUI"
> > cc:
> > Subject: [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
> > !!!!!!!!!! untuk pasangan
> > muda!!!!!!!!!!!
> >
> >
> > Sungguh tragis sekali & pelajaran sangat berharga buat kita, khususnya
> > pasangan muda baru punya bayi.
> >
> > Wass-MD
> >
> > -----Original Message-----
> > From: earfun [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Monday, September 08, 2003 3:58 PM
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca !!!!!!!!!! {01}
> >
> >
> >
> >
> > > > > Saya dan istri pada tanggal 16 Januari 2003, hari Kamis, membawa
> > > anak
> > > >kami
> > > >
> > > > > Maureen Aprilia Salim (9 bulan) ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin
> > > (RSAB)
> > > > > Harapan Kita untuk memeriksakan adanya lendir di tenggorokan anak
> > > kami.
> > > > > Memang sebelum ini kamai sudah menanyakan ke beberapa dokter anak,
> > > baik
> > > >di
> > > >
> > > > > Padang maupun Jakarta (kami mutasi kerja) mengatakan itu hal biasa
> > > yg
> > > > > terjadi pada beberapa bayi dan disarankan untuk memeriksakan anak
> > > kami
> > > >di
> > > > > RSAB Harapan Kita mengenai penyebab dan pengobatannya.
> > > > >
> > > > > Pertama kali kami menemui dokter Eva J.S DSA (spesialis
> > > gastro/dalam),
> > > >dia
> > > >
> > > > > menyarankan untuk :
> > > > > 1. USG kepala oleh dr. Sanata Polo.
> > > > > Hasilnya sudah diberitahu ke dr. Eva
> > > > > 2. Tes darah anak (sudah dilakukan, menunggu hasil)
> > > > > 3. Fisioterapi (mengeluarkan lendir di tenggorokan anak)
> > > > >
> > > > > Karena saran ketiga inilah (fisioterapi) anak kami pergi untuk
> > > selama
> > > > > lamanya, kejadiannya yaitu :
> > > > > 1. Penguapan pada hidung anak, berjalan dengan baik
> > > > > 2. Anak kami ditelungkupkan dan ditepuk punggungnya sehingga
> > > keluarnya
> > > > > lendir dari mulut anak kami (masih berjalan dengan baik)
> > > > > 3. Dalam keadaan telentang anak kami disedot lendirnya (suction)
> > > dari
> > > > > mulutnya terus langsung ke hidung secara cepat / tidak
> > > perlahan-lahan
> > > > > sehingga anak kami tidak sempat untuk bernafas pelan-pelan dan
> > > wajahnya
> > > > > sudah bereaksi kebiruan, tetapi orang tersebut (bag. Fisioterapi)
> > > masih
> > > >juga
> > > > > memasukkan selang ke mulutnya tanpa peduli anak kami sudah biru,
> > > saat
> > > >dia
> > > > > memasukkan selang lagi itulah anak kami berhenti jantungnya dan
> > > wajahnya
> > > > > berwarna ungu. Saat kami sudah marah dan berteriak, orang tersebut
> > > baru
> > > > > melarikan anak kami ke UGD yang kebetulan ruangannya tidak jauh
> > > dari
> > > >ruang
> > > >
> > > > > fisioterapi.
> > > > >
> > > > > Saat di ruangan UGD anak kami sementara tertolong lebih kurang 2,5
> > > jam
> > > >oleh
> > > > > dr. Willy dan 2 asistennya (dr. Willy juga mengatakan andaikata
> > > telat
> > > > > beberapa detik lagi anak kami tidak tertolong karena jantungnya
> > > sempat
> > > > > berhenti apalagi pihak UGD mengatakan saat fisioterapi kenapa
tidak
> > > >memakai
> > > > > oksigen utnuk pernafasan anak kami). Dr. Willy menyarankan anak
> > > kami
> > > >dirawat
> > > > > inap tetapi alat untuk membantu pernafasan anak kami sudah
terpakai
> > > >semua
> > > > > maka kami disarankan untuk dipindah ke beberapa rumah sakit lain
di
> > > >Jakarta
> > > > > yang ternyata malam itu juga hanya tinggal rumah sakit Cikini yang
> > > ada.
> > > >Dari
> > > > > RSAB Harapan Kita ke RS Cikini, kami menggunakan ambulance 118
> > > tetapi
> > > >dari
> > > >
> > > > > pihak RSAB Harapan Kita tidak ada yang mengantar kami ke RS
Cikini.
> > > >Sesampai
> > > > > di RS Cikini anak kami tidak dapat tertolong lagi karena mereka
> > > >mengatakan
> > > >
> > > > > anak kami sudah sangat parah dan menyesali tindakan orang yang
> > > > > memfisioterapi anak kami kenapa dipaksakan, sebab dari situlah
> > > dokter
> > > > > mengatakan anak kami tidak tertolong lagi akibat dari cara
> > > fisioterapi
> > > > > tersebut.
> > > > >
> > > > > Kami ikhlas atas kepergian anak kami ke Surga karena ia adalah
bayi
> > > >tanpa
> > > > > dosa. Kami menyesali tindakan paramedis RSAB Harapan Kita terutama
> > > bag.
> > > > > Fisioterapi yang menyepelekan/tidak peduli atas nyawa manusia.
> > > > >
> > > > > Semoga tidak terjadi lagi pada anak-anak lainnya, hanya itu yang
> > > bisa
> > > >kami
> > > >
> > > > > harapkan. Kami harapkan juga orang yang melakukan fisioterapi
> > > tersebut
> > > > > (pihak fisioterapi dan UGD RSAB Harapan Kita mengenalnya) sadar
> > > akan
> > > > > tindakannya dan tidak terulang lagi pada anak yang lain.
> > > > >
> > > > > Atas perhatiannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
> > > > >
> > > > > Orang tua Maureen Aprilia Salim
> > > > > Ayah : Budi Yanto Salim
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke