Terus terang untuk zaman sekarang, zaman semakin canggih tapi tetep aja membuat aku 
bingung saat menghadapi anaks sakit. Knapa jadi bingung ???
Kondisi zaman yang semakin canggih tapi aku semakin takut membawa anaks ke dokter. 
Karena dokter-dokter yang ada semakin berani dalam menangani anaks termasuk dalam 
pemberian obat-obatan khususnya antibiotik. Padahal dibandingkan dengan dokter-dokter 
yang ada di Luar Negeri, "katanya" mereka para dokter-dokter ini gak bisa sembarangan 
kasih antibiotik. Tapi knapa di negeri kita tercinta ini mereka dengan gampangnya 
memberikan anaks antibiotik. Apakah dokter-dokter di negeri tercinta ini yang judulnya 
negara berkembang "lebih pintar" ketimbang dokter-dokter yang ada di negara maju ?
Dan juga ada beberapa dokter-dokter, semakin para orang tua kritis (banyak bertanya) 
sang dokter merasa "diragukan" kemampuannya. Yang ujung-2nya kita akan diusir, dengan 
kata lain "kamu kan pasien, saya dokternya !!!" 
Pusing gak tuh..... 

Joko Kusmanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Terlepas benar atau tidak cerita tersebut, hal tersebut bisa terjadi pada
siapa saja. Oleh karena itu, kita semua harus selalu berhati-hati.

Saya baru saja berdiskusi secara informal dengan teman-teman di sebuah
Fakultas Kedokteran. Intinya, kami mempertanyaakan kualitas sebagian besar
lulusan dokter-dokter kita dan juga mungkin para dokter yang melakukan
praktik. Kembali berkaitan dengan topik di Milis ini beberapa hari yang
lalu, masyrakat kita adalah masyarakat yang belum berbudaya BACA-TULIS.
Sehingga, kami meragukan apakah mereka selalu membaca (apalagi menulis)
hasil-hasil penelitian kemajuan bidang kedokteran mutakhir. Kami yakin dan
akan melalukan survei seberapa banyak buku dan jurnal mereka punyai.
Sebagian besar dokter kita hanya bermodal ilmu yang didapat di kampus dan
pengalaman sehari-hari yang tidak diamati secara metodologis. Sebuah profesi
yang amat dihormati dan diperlukan di masyarakat, tetapi banyak yang tidak
profesional dalam pengertian miskin informasi-informasi mutakhir.

----- Original Message -----
From: "Ferro" 
To: 
Sent: Monday, September 08, 2003 11:44 PM
Subject: Re: [balita-anda] [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
!!!!!!!!!! untuk pasangan muda!!!!!!!!!!!


> apakah cerita ini benar?
> saya meragukan..., soalnya kl saya yg jadi orang tuanya,
> saya pasti tidak akan tinggal diam....
>
> salam,
> papa dewa
> ----- Original Message -----
> From: 
> To: 
> Sent: Tuesday, September 09, 2003 1:44 PM
> Subject: [balita-anda] [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
> !!!!!!!!!! untuk pasangan muda!!!!!!!!!!!
>
>
> ----- Forwarded by Budi PRASETIO/ID/ALCATEL on 09/09/2003 01:43 PM -----
>
>
> "Montery Darwin" 
> 09/09/2003 12:05 PM
> Please respond to alumni_ftui
>
>
> To: "Alumni FTUI" 
> cc:
> Subject: [alumni_ftui] FW: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca
> !!!!!!!!!! untuk pasangan
> muda!!!!!!!!!!!
>
>
> Sungguh tragis sekali & pelajaran sangat berharga buat kita, khususnya
> pasangan muda baru punya bayi.
>
> Wass-MD
>
> -----Original Message-----
> From: earfun [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, September 08, 2003 3:58 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [XPBI] Fwd: Fw: pls di baca !!!!!!!!!! {01}
>
>
>
>
> > > > Saya dan istri pada tanggal 16 Januari 2003, hari Kamis, membawa
> > anak
> > >kami
> > >
> > > > Maureen Aprilia Salim (9 bulan) ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin
> > (RSAB)
> > > > Harapan Kita untuk memeriksakan adanya lendir di tenggorokan anak
> > kami.
> > > > Memang sebelum ini kamai sudah menanyakan ke beberapa dokter anak,
> > baik
> > >di
> > >
> > > > Padang maupun Jakarta (kami mutasi kerja) mengatakan itu hal biasa
> > yg
> > > > terjadi pada beberapa bayi dan disarankan untuk memeriksakan anak
> > kami
> > >di
> > > > RSAB Harapan Kita mengenai penyebab dan pengobatannya.
> > > >
> > > > Pertama kali kami menemui dokter Eva J.S DSA (spesialis
> > gastro/dalam),
> > >dia
> > >
> > > > menyarankan untuk :
> > > > 1. USG kepala oleh dr. Sanata Polo.
> > > > Hasilnya sudah diberitahu ke dr. Eva
> > > > 2. Tes darah anak (sudah dilakukan, menunggu hasil)
> > > > 3. Fisioterapi (mengeluarkan lendir di tenggorokan anak)
> > > >
> > > > Karena saran ketiga inilah (fisioterapi) anak kami pergi untuk
> > selama
> > > > lamanya, kejadiannya yaitu :
> > > > 1. Penguapan pada hidung anak, berjalan dengan baik
> > > > 2. Anak kami ditelungkupkan dan ditepuk punggungnya sehingga
> > keluarnya
> > > > lendir dari mulut anak kami (masih berjalan dengan baik)
> > > > 3. Dalam keadaan telentang anak kami disedot lendirnya (suction)
> > dari
> > > > mulutnya terus langsung ke hidung secara cepat / tidak
> > perlahan-lahan
> > > > sehingga anak kami tidak sempat untuk bernafas pelan-pelan dan
> > wajahnya
> > > > sudah bereaksi kebiruan, tetapi orang tersebut (bag. Fisioterapi)
> > masih
> > >juga
> > > > memasukkan selang ke mulutnya tanpa peduli anak kami sudah biru,
> > saat
> > >dia
> > > > memasukkan selang lagi itulah anak kami berhenti jantungnya dan
> > wajahnya
> > > > berwarna ungu. Saat kami sudah marah dan berteriak, orang tersebut
> > baru
> > > > melarikan anak kami ke UGD yang kebetulan ruangannya tidak jauh
> > dari
> > >ruang
> > >
> > > > fisioterapi.
> > > >
> > > > Saat di ruangan UGD anak kami sementara tertolong lebih kurang 2,5
> > jam
> > >oleh
> > > > dr. Willy dan 2 asistennya (dr. Willy juga mengatakan andaikata
> > telat
> > > > beberapa detik lagi anak kami tidak tertolong karena jantungnya
> > sempat
> > > > berhenti apalagi pihak UGD mengatakan saat fisioterapi kenapa tidak
> > >memakai
> > > > oksigen utnuk pernafasan anak kami). Dr. Willy menyarankan anak
> > kami
> > >dirawat
> > > > inap tetapi alat untuk membantu pernafasan anak kami sudah terpakai
> > >semua
> > > > maka kami disarankan untuk dipindah ke beberapa rumah sakit lain di
> > >Jakarta
> > > > yang ternyata malam itu juga hanya tinggal rumah sakit Cikini yang
> > ada.
> > >Dari
> > > > RSAB Harapan Kita ke RS Cikini, kami menggunakan ambulance 118
> > tetapi
> > >dari
> > >
> > > > pihak RSAB Harapan Kita tidak ada yang mengantar kami ke RS Cikini.
> > >Sesampai
> > > > di RS Cikini anak kami tidak dapat tertolong lagi karena mereka
> > >mengatakan
> > >
> > > > anak kami sudah sangat parah dan menyesali tindakan orang yang
> > > > memfisioterapi anak kami kenapa dipaksakan, sebab dari situlah
> > dokter
> > > > mengatakan anak kami tidak tertolong lagi akibat dari cara
> > fisioterapi
> > > > tersebut.
> > > >
> > > > Kami ikhlas atas kepergian anak kami ke Surga karena ia adalah bayi
> > >tanpa
> > > > dosa. Kami menyesali tindakan paramedis RSAB Harapan Kita terutama
> > bag.
> > > > Fisioterapi yang menyepelekan/tidak peduli atas nyawa manusia.
> > > >
> > > > Semoga tidak terjadi lagi pada anak-anak lainnya, hanya itu yang
> > bisa
> > >kami
> > >
> > > > harapkan. Kami harapkan juga orang yang melakukan fisioterapi
> > tersebut
> > > > (pihak fisioterapi dan UGD RSAB Harapan Kita mengenalnya) sadar
> > akan
> > > > tindakannya dan tidak terulang lagi pada anak yang lain.
> > > >
> > > > Atas perhatiannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.
> > > >
> > > > Orang tua Maureen Aprilia Salim
> > > > Ayah : Budi Yanto Salim
> > >
> > >
> > >
> >
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke