Selasa, 03 April 2007

Shooting Film Ayat-Ayat Cinta Terhambat Perizinan 




Shooting film terbaru sutradara Hanung Bramantyo bertajuk Ayat-Ayat Cinta di 
Mesir yang direncanakan akan dimulai awal April terhambat, karena belum 
mendapatkan izin dari Pemerintah Mesir. ''Iya, masih nunggu izin shooting dari 
pemerintah sana, soalnya kalau gak ada izin, bayar pajaknya gede,'' kata 
Hanung, pekan lalu.

Ditemui di tengah-tengah aksi demo yang diadakan Masyarakat Film Indonesia 
(MFI) di Bunderan HI, Jakarta, Hanung mengaku, ia sangat mengharapkan agar izin 
shooting khusus itu segera turun, karena kalau tidak, ia akan dihitung sebagai 
orang asing yang melakukan bisnis dan membayar pajak yang lumayan besar.

''Dubes Mesir di sini sudah menyetujui, tapi ia harus mendapatkan izin dari 
sana, sekarang masih menunggu suratnya,'' kata sutradara pemenang Piala Citra 
lewat film Brownies itu. Film Ayat-Ayat Cinta diangkat dari novel berjudul sama 
karya Habiburrahman El Shirazy. Mengisahkan tentang kehidupan seorang mahasiswa 
Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq yang sedang mengenyam pendidikan 
di Universitas Al-Azhar Mesir. 

Fahri kemudian bertemu dengan seorang mahasiswi Jerman bernama Aisha, yang 
diam-diam mengagumi sosok Fahri sebagai seorang yang ramah dan memiliki wawasan 
keislaman yang luas. Selain Aisha, seorang gadis Kristen Koptik, Maria Boutros, 
juga menaruh hati pada Fahri dan kisah cinta di antara mereka semakin rumit 
ketika dua tokoh lainnya, yaitu Nurul dan Noura Bahadur, juga mengalami 
perasaan yang sama.

Bintang muda Fedi Nuril akan berperan sebagai Fahri di film yang rencananya 
akan dirilis sekitar Lebaran 2007 itu. Sementara Rianti Cartwright, akan 
bermain sebagai Maria, Zaskia Adya Mecca sebagai Noura, dan Melanie Putria 
sebagai Nurul.

Sebagai sutradara, Hanung menilai novel tersebut relatif sempurna, di mana sang 
tokoh utama mempunyai sifat yang tanpa cela sehingga ia berniat untuk melakukan 
sedikit 'penyesuaian'. ''Di film akan dibikin dia sebagai manusia yang juga 
punya banyak salah, tidak sesempurna di novelnya. Tapi, sebenarnya Fahri itu 
anak yang lugu, ia hanya menjalankan apa yang diajarkan kepadanya,'' kata 
Hanung.

Untuk mendapatkan kesan suasana persis seperti novelnya, Hanung merencanakan 
untuk melakukan shooting selama kurang lebih 15 hari di Mesir. ''Di sana hanya 
shooting eksteriornya saja, untuk mendapatkan suasana yang tepat. Sisanya akan 
dilanjutkan shooting di Indonesia untuk bagian interior,'' katanya.

Meskipun berniat untuk tidak menjadikan film itu sebagai film agama seperti 
novelnya, Hanung tetap menginginkan agar film itu tidak berbeda jauh, sehingga 
ia menyuruh para aktris dan aktornya mempelajari bahasa dan aksen Arab. ''Tetap 
akan pakai bahasa Arab, terus diberi subtitle, tapi belum jelas juga.'' ant

( ) 
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=288339&kat_id=383

Kirim email ke