Tul, harus ada visum, dan biasanya kasus KDRT akan berakhir menjadi
perceraian, nah apakah si istri sudah siap? Siap dengan segala sesuatunya,
termasuk kemungkinan menafkahi si anak sendirian, mengingat susah deh
meminta mantan suami ngasih uang secarateratur tiap bulan. Gak bakalan bisa
diharepin. Kemungkinannya kecil banget. Pengalaman sih, di keluarga besar
saya ada yang kayak gitu, susah lah, yg ada si nenek dan si ibulah yang
kerja mati2an menghidupi si anak, sementara bapaknya, lenggang kangkung gak
karuan.



On 4/11/07, Niken Ariati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mbak,
untuk KDRT, mungkin bisa konsultasi ke LBH APIK (cari websitenya dulu
yee..), saya ada salinan UU no.23 tahun 2004, bisa dibaca-baca buat bahan
diskusi nanti sore..(tak japri aja ye..).
Kalau dari pengalamanku, cuma sharing aja..
1. Istri/korban perlu di"kuatkan" untuk menyelesaikan masalah ini, apalagi
kalau memang niat diselesaikan melalui jalur hukum. karena banyak kasus
KDRT, yang pengaduannya dicabut sendiri oleh si pelapor..padahal berkasnya
dah lengkap. Soalnya ya itu ..banyak korban jadi nggak tega ama si pelaku,
kalo ditangkep polisi si pelaku nggak kerja, nggak bisa nafkahin korban
dll.
Jadi kayaknya ada pemikiran hukuman untuk KDRT (u/kelas ringan) diganti ke
kerja sosial/wajib lapor/dll..ini juga aku belum pasti
2. Betul kata mbak Lif, untuk memberi sanksi..pembuktian itu penting
banget..jadi visum dokter is a must
Oke deh..maaf ya nggak membantu


Pada tanggal 11/04/07, Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
> Mbak,
>
> Dari hasil ngobrol2 dgn teman2 SP di sini.
>
> 1. Kayaknya enggak bisa deh, soalnya kasusnya kan di rumah dan pribadi.
> Kecuali dilakukan di lingkungan kantor. Iya, bisa kena sanksi karena
> melanggar kode etik.
>
> 2. Gimana kalo sekalian aja istrinya lapor ke polisi, biar ada tindak
> lanjut
> KDRTnya. Suami dipanggil polisi, istri minta visum juga ke dokter. Udah
> ada
> undang2 nya nih, tapi maaf ya, gak punya nih salinannya.
>
> Mungkin kalo jadi delik aduan ke polisi dan suami dipanggil, dinyatakan
> bersalah oleh pengadilan, maka bisa kali yaaa dikasih sanksi.
>
>
>
> On 4/11/07, Indrayati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > dear all mom /dad
> >
> > mau sharing dong ...ada yg bisa bantu
> >
> > kekerasan rumah tangga yg dilakukan suami ke istri
> > yg kebetulan suami istri tersebut bekerja dlm satu perusahaan tp beda
> > bagian
> > nah sang istri ceritanya lapor ke saya ( kebetulan saya sb Serikat
> Pekerja
> > bid perempuan dalam perusahaan )
> > u/ kasus ini terus terang blm pernah terjadi.
> > yg saya tanyakan
> > 1. bisa nggak yah suami dapat sanksi akibat perbuatannya tsb
> >     sedangkan tindakannya tdk dilakukan dalam perusahaan .
> >     krn. klu dlm perusahaan sudah ada aturannya
> > 2. klu mengacu ke peraturan pemerintah ada ... no ? dan bisa di attc
> nggak
> > yah
> >
> > sekali lagi mohon masukannya .. krn sore ini ada kasus ini akan
dibahas
> >
> > terimakasih banyak u/ semua
> >
> > indrayati
> >
> >
> > --------------------------------------------------------------
> > Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
> > Info balita: http://www.balita-anda.com
> > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>

Reply via email to