Jatuh Lewati Tiga Lantai, Anak Usia 6 Tahun Tewas   
      Senin, 04/06/2007  
        

      SURABAYA (SINDO) - Sungguh tragis kenyataan yang harus dihadapi pasangan 
Then Fuk Loie, 35 dan Lie Ting, 35. Mereka kehilangan putri tercinta Liviya 
Mudita Dewi, 6, karena jatuh dari ketinggian tiga lantai di ITC Mega Grosir, 
Surabaya, kemarin. 
      Beberapa saat setelah jatuh, buah hati pasangan yang tinggal di Perumahan 
Kapas Gading Madya Regency No 78, Surabaya masih sempat ditolong pengunjung ITC 
untuk dibawa ke RS Adi Husada.Namun setibanya di rumah sakit, nyawa Liviya 
tidak bisa diselamatkan. Peristiwa yang mengundang perhatian pengunjung ITC itu 
terjadi sekitar pukul 12.15 WIB. Menurut penuturan Then Fuk, peristiwa itu 
terjadi ketika dia bersama istri dan dua anaknya berbelanja di ITC Mega Grosir. 

      Saat itu,mereka berada di lantai satu. Sebelum kejadian nahas itu, Liviya 
digandeng ibunya. Namun, tanpa disadari, tangan siswi TK Kristus Radja itu 
terlepas dari genggaman ibunya. Kedua orangtuanya saat itu mengira Liviya 
sedang bermain di sekitar mereka. Beberapa saat kemudian, orangtuanya baru 
menyadari bahwa Liviya tidak ada di sekitar mereka.Then Fuk dan Lie Ting segera 
mencari keberadaan Liviya, baik di lantai satu maupun lantai dua. "Saya cari di 
lantai dua tidak ada,di lantai satu juga tidak ada,"ungkap Then Fuk. 

      Sekitar sepuluh menit pencarian dilakukan,Then Fuk baru mengetahui kalau 
di lantai lower ground (LG), para pengunjung ITC banyak berkerumun di 
sana.Bapak dua anak ini mengaku terkejut begitu mengetahui kerumunan itu adalah 
orang yang hendak menolong putrinya.Saat itu,kondisi Liviya masih bernyawa 
sehingga dengan cepat langsung dilarikan ke RS Adi Husada. 

      Setibanya di rumah sakit,nyawa Liviya tidak tertolong lagi."Ketika saya 
tiba di lokasi kejadian, anak saya sudah dibawa pergi. Saya belum sempat 
melihatnya saat itu,"tuturnya, sedih. Saat itu juga,dia baru tahu bahwa 
putrinya jatuh dari lantai 1 melewati lantai upper ground (UG), ground (G), 
hingga lower ground (LG). Liviya jatuh dari travelator di pusat perbelanjaan 
tersebut. Nyawa Liviya tidak bisa ditolong karena luka yang cukup parah. 
Diduga,dia mengalami gegar otak berat dan pendarahan hebat. Menanggapi kejadian 
ini, General Manager ITC Mega Grosir Surabaya Cristian Tanjungan, mengungkapkan 
rasa dukanya. 

      Menurut dia,berdasarkan gambar yang diputar di closed circuit television 
(CCTV), kejadian itu murni kecelakaan. Dia menjelaskan, saat itu Liviya sedang 
berada di travelator kebingungan mencari keberadaan kedua orangtuanya. Saat 
travelator sedang berjalan, kaki kiri Liviya diangkat naik ke pegangan 
travelator, kemudian tersungkur jatuh ke bawah di sela antara pagar travelator. 
"Kami turut berduka. Melihat rekaman CCTV, kejadian ini murni kecelakaan. Kami 
akan tanggung semua biaya, baik rumah sakit maupun yang lainnya," ujar dia. 

      Menurut dia, standar pelayanan di ITC Mega Grosir sudah sesuai karena 
travelator tersebut dilengkapi pagar dan kaca untuk pengamanan penggunanya. 
Ayah korban,Then Fuk, mengaku pasrah dengan kejadian ini. Dia juga tidak 
berniat menuntut ITC Mega Grosir ke jalur hukum. "Kita selesaikan dengan cara 
kekeluargaan saja," tutur dia. Namun, dari kejadian yang menimpa anaknya ini, 
Then Fuk merasa pengamanan di ITC Mega Grosir Surabaya dirasa kurang. Peristiwa 
ini sangat memukul keluarga Then Fuk. Ditemui di ruang jenazah,Then Fuk dan 
keluarganya terlihat sangat sedih kehilangan putrinya yang mungil itu. 

      "Ibunya masih shock," ujar nenek Liviya yang tidak mau ditulis namanya. 
Menurut neneknya, semasa hidup Liviya dikenal sebagai sosok bocah yang lincah 
dan pandai. "Dia masih TK, tapi sudah pandai membaca," ujar dia. Menanggapi 
kejadian ini, Kapolsek Simokerto AKP Adjid mengaku belum bisa menyimpulkan 
apakah ada kelalaian dari pihak ITC atau murni kecelakaan. Pihaknya masih 
mengumpulkan data-data dan baru nanti akan disimpulkan bersama Polresta 
Surabaya Timur. "Kami masih mengumpulkan datadata itu,"ujar Adjid. Sementara 
itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi menilai 
dalam kasus tersebut ada dua pihak yang bersalah. 

      "Ada dua konteks, satu dari orangtua yang lalai mengawasi, dan kedua, 
kelalaian dari unsur pusat perbelanjaan," katanya saat dihubungi SINDO, tadi 
malam. Kak Seto, panggilan akrab Seto Mulyadi, mengatakan, seharusnya pada saat 
bepergian apalagi di pusat perbelanjaan,orangtua seharusnya selalu menjaga 
anaknya,terutama di tempat-tempat yang rawan. Selain itu, Kak Seto juga menilai 
sarana keamanan pusat perbelanjaan kurang memadai bagi perlindungan anak. 
"Seharusnya ditempatkan jaring pengaman atau peralatan lain yang melindungi 
dari hal-hal seperti itu," sarannya. 

      Atau paling tidak, kata dia, ditempatkan petugas-petugas yang mengawasi 
daerah rawan tersebut. Mereka bisa ditempatkan untuk mengawasi tempat-tempat 
seperti travelator atau pagar yang kurang tinggi. Kak Seto menyatakan, secara 
umum pusat perbelanjaan yang ada memang belum cukup aman.Hal itu terlihat dari 
kasus-kasus kecelakaan yang terjadi, dan beberapa korbannya adalah anak-anak. 
"Kasus ini seperti hanya ulangan atas kejadian anak tertimpa rak beberapa waktu 
yang lalu,"ujarnya. Untuk itu, Kak Seto meminta pihak pengelola memperhatikan 
hal itu. "Kalau itu ingin menjadi tempat belanja keluarga, seharusnya servis 
terhadap anak harus ditingkatkan.Jangan memikirkan segi profit saja," tuturnya. 
(abdul rochim/dian widiyanarko) 
     


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/jatuh-lewati-tiga-lantai-anak-usia-6-tahun.html
 

Kirim email ke