Pak...
tul emang itu sangat menakutkan, dan sampe skrg aq itu betul2 takut
ama yg namanya orgil, pasti dah merinding n lari menjauh
gk tau knp, phobia bgt.
mungkin takut diterkam kali... :((




On 7/26/07, Aldo Desatura <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ayo Bobok, kalau nggak bobok nanti dimakan orang gila
> (kebiasaan menakuti anak dengan orang gila, tikus,
> pocong, dll)
>
> Aduh, menakutkan sekali (ketika saya berumur sekitar 9
> tahun, saya pernah mengalami satu kejadian tidak
> mengenakkan dengan orang yang mengalami gangguan
> kejiwaan)! Itu juga pasti yang dialami oleh sebagian
> besar anak kecil lainnya. Memang terlihat efektif,
> ketika kita ingin anak kita atau seorang anak kecil
> melakukan sesuatu yang kita perintahkan. Berikan saja
> kata-kata seperti judul diatas, dan ketakutan yang
> ditimbulkannya akan membuat (semoga) anak tersebut
> menuruti perintah kita. Toh dengan semakin dewasa, ia
> akan mengerti bahwa orang gila bukanlah sebuah makhluk
> yang suka memakan orang lain (mungkin terkecuali
> "Sumanto"), atau tikus sebenarnya takut pada manusia,
> atau kemungkinan seseorang yang pernah (mungkin)
> melihat pocong (menurut statistik sederhana) adalah
> 50.000 : 1. Yah, toh anak itu akan mengetahui fakta
> itu semua kan?
>
> SALAH!! Ketika kita sebagai orang tua yang (notabene)
> mengetahui fakta tersebut, menggunakan beberapa hal
> yang menakutkan untuk memberikan tekanan pada seorang
> anak untuk menurut, itu merupakan hal yang (menurut
> saya) cukup mengerikan. Bukan ancamannya yang
> mengerikan, tetapi akibat yang ditimbulkannya
> dikemudian hari. Tahukah bahwa seorang anak itu tak
> ubahnya seperti spons, yang akan menyerap apapun yang
> dilihatnya, didengarnya, dan dirasakannya? Seorang
> akan akan memasukkan informasi yang diterima dari
> sekelilingnya (terutama dari orang tuanya) ke dalam
> pikirannya, pikiran bawah sadarnya. Sekali kata-kata
> itu masuk, sekali informasi ini masuk, semua itu akan
> menjadi bagian dari sistem nilai anak tersebut
> (value), yang besar kemungkinannya menjadi bagian dari
> kepercayaannya (belief system). Karena telah menjadi
> nilai, dan akan dijalankan secara refleks, maka apapun
> hal yang berhubungan mampu mengaktifkan rasa takut di
> dalam dirinya.
>
> Coba bayangkan dan rasakan, kalau kita berada di
> posisi anak tersebut. Si anak tidak memiliki data di
> dalam pikirannya bahwa apa yang menjadi
> momok/ketakutannya bukanlah sesuatu yang nyata.
> Bahkan, pikirannya semakin menjadikan ketakutan
> tersebut menjadi nyata, dari hari ke hari (sebagai
> informasi, tahukah anda bahwa pikiran tidak membedakan
> antara kenyataan dengan imajinasi? Pernahkan anda
> membayangkan makanan kesukaan anda di hadapan anda,
> dan tiba-tiba tanpa disadari, air liur anda mulai
> bertambah, perut anda bereaksi, dan timbul kebutuhan
> di pikiran anda?).
>
> Ketakutan ini, yang bila terus diperkuat dari hari ke
> hari (dengan terus disebutkan pada sang anak), akan
> menjadi nilai yang semakin kuat. Inilah yang
> mengakibatkan munculnya berbagai macam phobia pada
> sang anak, atau bahkan phobia yang masih terbawa
> sampai sang anak beranjak dewasa (walaupun sebagai
> orang dewasa, mungkin ia tahu bahwa ketakutannya
> terasa konyol, tetapi coba kita lihat bersama, seorang
> perokok pasti tahu bukan bahwa rokoknya membahayakan
> kesehatan diri dan orang lain, tetapi apa yang
> dikatakan oleh sebagian besar perokok ketika mereka
> ingin berhenti merokok? Mudahkah bagi mereka?).
>
> Masih mau menakut-nakuti anak kita?
>
> Kirdi Putra, CHI, CHt.
> Hypnotherapy Coach
> Phone. +62 21 739 7916
> [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> --------------------------------------------------------------
> Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>

Kirim email ke