Hi mbak Agnes, Tahu nggak nya anemia sebenarnya harus lewat test darah dulu. Apa sudah pernah dijalanin anak tetangganya mbak? Kalau pun memang anemia, umumnya karena kurang zat besi dalam asupan nutrisinya. Apa sudah pernah dicoba juga untuk perkaya zat besi di menu makanan anaknya?
Kalau badan kurus banget sih bisa dari berbagai faktor penyebabnya. Anemia (yang memang karena kurang zat besi dalam darah) biasa dihubungkan dengan kondisi badan penderita yang pucat, lemes, kalau di sekolah suka agak terganggu konsentrasi belajarnya, kadang sering pingsan, dll. Apa anaknya sering ngalamin seperti ini? So, badan kurus saja bukan berarti otomatis 'anemia'. At least test darah bisa jadi konfirmasi apa memang masih kategori normal, perlu tambahan zat besi untuk kondisi 'anemia' atau malah ada indikasi gejala lain yang 'mirip' anemia (mis. thalassemia yang bersifat genetis, or penyakit serius lain). Kalau memang concern banget dengan kondisi badan kurusnya, apalagi kalau memang pengaruh banget dengan sistem pencernaan, tumbuh-kembang dan kemampuan lainnya (lebih bisa dicermati karena anaknya sudah usia sekolah, kan?), mungkin bisa juga konsultasi dengan ahli medis yang kompeten. Saya sendiri, biasa lakukan 'basic check' dengan amati kelopak mata bawah. Kalau warnanya merah bahkan merah segar, hampir dipastikan bukan sedang terserang anemia or kurang darah. Or untuk antisipasi dini, segera pilih menu makanan yang kaya zat besi (daging merah, bayam, kacang2 an, dll.) O ya, saya coba posting salah satu info tentang anemia anak. Semoga jadi tambahan info, ya mbak. cheers, Sylvia - Jovan & Rena's mum with 19-week-'bump' ------------------------- http://www.keepkidshealthy.com/welcome/commonproblems/anemia.html (translated by: Sylvia Radjawane) *ANEMIA IN CHILDREN * Anemia umumnya terdeteksi saat dokter anak Anda melakukan tes darah rutin kepada anak Anda yang sedang tidak sakit (biasanya saat usia 9 bulanan dan saat menginjak usia remaja). Jika hasil tes darahnya 'rendah', Anda mungkin diberitahukan bahwa anak Anda punya kadar zat besi yang rendah dalam tubuhnya. Tetapi hasil tes ini tidaklah benar2 akurat. Yang umum diperiksa adalah kadar hematokrit anak Anda, yang biasanya terdeteksi dengan hematokrit level 'rendah' bagi penderita anemia. Lalu mengapa dokter anak Anda mengatakan bahwa kadar zat besi dalam tubuh anak Anda rendah? Ini karena kadar zat besi yang rendah adalah penyebab terbesar terjadinya anemia pada anak2. Metode standar untuk menangani sebagian besar penderita anemia 'ringan' anak2 yaitu dengan konsumsi vitamin penambah kadar zat besi setiap hari selama 1 bulan, dan jika setelah 1 bulan, kadar zat besi ternyata meningkat, berarti diagnosa anemia karena 'kekurangan zat besi' adalah tepat. Sebaliknya, jika hasil tes hitung darah setelah 1 bulan konsumsi vitamin tidak menunjukkan kemajuan, maka dilakukan tes lebih lanjut, yang mungkin termasuk CBC (tes hitung darah lengkap), kadar zat besi, TIBC (total kapasitas ikatan zat besi dalam darah), kadar ferritin, dan hitung reticulosit. Tes penunjang lain dapat berupa tes kadar timah, usapan darah (di mana sel2 darah diamati di bawah mikroskop lab. untuk mendeteksi ketidaknormalan), elektroforesis hemoglobin dan/atau tes feses untuk mengamati kemungkinan adanya darah dalam feses anak Anda. Dengan metode CBC, selain rendahnya kadar zat besi dapat terdeteksi, metode ini bisa juga dijadikan petunjuk adanya indikasi MCV (microcytic anemia) yang rendah, tingginya RDW (medote pengukuran keragaman ukuran dan bentuk sel darah merah), juga rendahnya RBC (tes hitung sel darah merah). Tetapi memang keseluruhan jenis tes semacam ini tidak selalu ada di semua klinik pediatrik, tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Tes versi baru semestinya sudah segera tersedia, untuk memudahkan melakukan diagnosa terhadap anemia karena kurang zat besi. Dengan memeriksa kandungan hemoglobin retikulosit (HR), kekurangan zat besi dapat didiagnosa lebih awal, karena umumnya level komponen HR ini langsung terindikasi 'rendah' dalam tes, bahkan sebelum seorang anak mengalami anemia. Penyebab lainnya terhadap anemia 'ringan' yang umum dialami anak2, khususnya dengan kadar MCV normal dan tidak ada gejala lainnya, adalah adanya infeksi yang baru saja dialami sang anak, seperti: infeksi telinga, infeksi sinus, yang dapat menyebabkan produksi sel darah merah menurun dalam kurun waktu tidak lama (biasanya sekitar 1 bulan). Jika anak Anda tidak memiliki faktor resiko kekurangan zat besi, dan memiliki anemia 'ringan' tanpa gejala lain, juga memiliki MCV (microcytic anemia) normal, maka tes hitung darahnya dapat diulangi sekitar 1 bulan kemudian tanpa perlu memulai treatment dengan suplemen zat besi, apalagi jika ia sebelumnya memang baru saja mengalami infeksi. Kondisi 'anemia' lebih serius biasanya terjadi jika seorang anak mengalami anemia 'parah' yang menyebabkan gejala2 lain, seperti detak jantung yang cepat atau sesak napas, bunyi (desingan) jantung yang tidak normal, tingkat energi yang menurun (cepat lelah), pusing (sering pingsan), organ hati yang membesar (hepatomegaly), atau kuning (jaundice). Anak2 dengan anemia yang disertai gejala2 seperti ini harus segera dievaluasi untuk mengetahui penyebab anemia-nya dan segera diupayakan treatment yang tepat untuk menangani kondisinya. *Iron Deficiency Anemia* Anemia pada anak2 umumnya disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh mereka. Rendahnya kadar zat besi dalam tubuh menyebabkan hitung darah jadi rendah dan dapat menyebabkan anak Anda merasa cepat lelah, memiliki kulit yang pucat, sering rewel dan merasa lemah. Kondisi seperti ini dapat menjurus kepada banyak masalah lain, termasuk ketidakmampuan belajar atau problem peri laku. Penyebab kurangnya zat besi sebagian besar juga disebabkan menu makanan/minuman sehari-hari yang tidak cukup kandungan zat besi di dalamnya. Kondisi seperti ini dapat disebabkan konsumsi susu formula yang rendah zat besi, tidak ditunjang oleh ASI aau susu formula/sereal yang diperkaya dengan zat besi, tidak cukup mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, dan yang paling umum terjadi, disebabkan mengonsumsi susu terlalu banyak. Susu sapi reguler tidak mengandung banyak zat besi di dalamnya, dan ini justru mencegah anak Anda menyerap zat besi dari nutrisi lain dalam organ ususnya. Terlalu banyak susu juga dapat menyebabkan anak Anda kehilangan sedikit darah dalam tinjanya. Penanganan terhadap kondisi anemia karena kurangnya zat besi meliputi konsumsi vitamin zat besi dan mengatur ulang pola menu dengan makanan yang kaya zat besi. Bahan makanan yang 'kaya' zat besi, diantaranya: daging, kacang2an, bayam, juga bahan makanan lain yang diperkaya dengan zat besi. Baik juga untuk mengonsumsi vitamin zat besi dengan jus jeruk, karena vitamin C dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi. Jangan mengonsumi vitamin zat besi bersamaan dengan susu sapi. Penting pula untuk dokter Anda memeriksa ulang tes hitung darah anak Anda sekitar sebulan setelah anak Anda menjalani treatment menu makanan/suplemen vitamin zat besi untuk memastikan bahwa treatment ini berjalan baik dan kondisi anemia sudah tertangani. *Other causes of Anemia in Children* Walaupun kekurangan zat besi adalah penyebab umum dari anemia yang diderita anak2, masih banyak lagi kondisi lainnya yang juga menyebabkan anemia, termasuk di antaranya: a. Anemia karena berkurangnya produksi sel darah merah (yang akan menjurus kepada hasil hitung retikulosit yang rendah), selain dari kurangnya zat besi, disebabkan di antaranya: - Keracunan timah (khususnya bagi anak2 yang punya resiko terpapar racun timah dari lingkungan) - Thalassemia (kelainan darah genetis yang kadang disalah-tafsirkan sebagai 'kurang kadar zat besi'). Hal ini karena Thalassemia juga dapat menyebabkan rendahnya MCV (microcytic anemia). Jika anak Anda memiliki microcytic anemia yang juga tidak membaik setelah manjalani treatment dengan suplemen zat besi, perlu pula mempertimbangkan kemungkinan penyakit Thalassemia. Walaupun jenis Thalassemia tertentu dapat menyebabkan anemia yang 'parah', tapi dalam sebagian besar kasus, Thalassemia hanya menyebabkan anemia 'ringan' yang tidak menunjukkan gejala apa2 juga tidak membutuhkan treatment medis khusus. Metode tes untuk diagnosa Thalassemia di antaranya adalah metode hemoglobin elektroforesis. Penyakit Beta Thalassemia umum terjadi di kalangan penduduk keturunan Afrika dan Mediterania. Penyakit Alpha Thalassemia lebih cenderung dialami orang Afro-Amerika dan Asia. - Penyakit kronis (banyak jenis penyakit kronis dapat menyebabkan anemia) - Kekurangan vitamin B12 (kadang dihubungkan dengan kebiasaan makan vegetarian yang ketat) dan/atau kekurangan asam folat (kebanyakan dialami anak2 yang mengonsumsi susu kambing). Kondisi2 seperti ini dihubungkan dengan hasil tes hitung darah yang mengindikasikan meningkatnya kadar MCV (macrocytic anemia) - Aplasia sel darah merah, termasuk indikasi penyakit TEC (Transient Erythroblastopenia) di masa kanak2. - Anemia aplastik - Penyakit2 berbahaya, termasuk leukimia (yang umumnya dihubungkan dengan hasil tes darah yang mengindikasikan rendahnya hitung platelet darah dan jumlah sel darah putih yang abnormal) dan gejala2 lainnya. b. Anemia karena meningkatnya kerusakan sel2 darah merah (hasil hitung retikulosit yang normal), disebabkan di antaranya: - Sickle sel anemia dan kondisi lainnya yang menyebabkan rusaknya hemoglobin, termasuk Hemoglobin E, yang lazim dalam populasi masyarakat di Asia Tenggara - Kerusakan lain pada sel2 darah merah, seperti rusaknya membran (sphrecytosis atau elliptocytosis yang diperoleh secara genetis), kerusakan enzim (kekurangan enzim glucose-6-phosphate dehydrogenase / G-6-PD dan kekurangan enzim pyruvate kinase) - Anemia hemolitik c. Anemia karena kehilangan darah dapat menjadi kondisi sekunder dari adanya kejadian trauma atau bleeding terus-menerus, juga dari perdarahan menstruasi dalam jumlah yang berlebihan atau berlangsung berkepanjangan (yang juga bisa menyebabkan anemia karena kurangnya zat besi) ------------------------- On 8/8/07, Agnes K <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dear smart parents... > > Aku kebetulan punya tetangga yang anak perempuannya umur +/- 6 thn > badannya kuruuusss bgt... katanya ortunya dia menderita anemia. > > Kalo ada info mengenai penyakit itu please sharing ya parents.... soalnya > ngeliat dia kasian juga....badannya kecil banget kayak engga ada > dagingnya..tapi aktifitas dia normal sich... sekolah, bermain, dll. > > <deleted>