Mau Sharing mbak 2Fa (kok sulit sekali saya mengeja namanya, maaf mbak...)

Saya dari lahir sampai lulus SMA di desa, jauh dari laut dan gunung.
Satu-satunya air alam ya sungai kecil, 1 kilo-an dari rumah orang tua.
Airnya bening sebenarnya, dan tidak terlalu dalam.
Saya ingat kalau main sama teman ke sungai selalu disusul ibu utk dipaksa pulang, kalau perlu ditarik kuping saya.

Karena menurut ibu saya, air sungai itu kotor, nanti sakit (tapi disuruh ke sawah bantu bapak!, ah, orang tua, selalu punya alasan utk seiap aturan).

Akhirnya sampai sekarang saya TIDAK bisa berenang.
Saya juga termasuk yang jijik dengan daerah air, apalagi yang kotor2.

Kecuali akhir2 ini karena harus ngajari anak gak takut sama apapun (gara2 Parent Class juga ini), ya ikut gak takut.
Dan gak mimpi didatangi kecoak gara2 main di got.

Hebatnya, teman2 yang dulu suka main di sungai, malah kalau musim mangga suka main2 mangga dilempar ke sungai trus berebut utk dimakan, mereka semua sekarang sehat, jadi orang semua, gak ada yg jadi buaya. Dan seingat saya mereka juga gak mengidap penyakit aneh2 karena kelakuan "jorok" mereka.

Mungkin kita akan bilang bahwa udara Jakarta sudah kotor, air tercemar dll dll. Tapi kan sebenarnya tubuh juga memiliki dan selalu membangun antibody untuk secara alami melawan penyakit yang masuk tubuh?
Lha kalau tubuh sudah tidak kuat, dibantu dengan obat.
Dan supaya kuat, makan 4 sehat 5 sempurna.
Itu kata yang ahlinya, pak dokter, bukan saya.
Anak2 kampung di sekitar komplek perumahan juga sehat2 meskipun dekil2.

Saya punya teman, yang menurut saya, over protect ke anak ceweknya, harus selalu bersih.
Malah setelah usia 4 tahun banyak bintik2 merah di seluruh tubuhnya.
Sambil diberi vitamin, berobat ke alternatif.
Eh, ternyata cuman disuruh berjemur yang banyak, karena itu ulah jamur.
Sembuhlah sekarang setelah 2 bulan berjemur, jadi hitam dikit, tapi bebas tuh anak sekarang, termasuk bebas main apa saja.

Jadi mbak, anak, apalagi cowok, biarin mbak jorok dikit, yang penting tahu setelah berjorok-jorok cuci tangan dan kaki yang bersih.
Jangan2 nanti diminta bantu ibunya nyuci piring aja gak mau, kotor! jijik!
Kasihan nanti kalau gede menyesal dengan masa lalunya, seperti saya.

Semoga bermanfaat.
Wassalam

2Fa wrote:
Parents,
Butuh masukan nih dan siapa tau ada yg punya pengalaman sama..

Ceritanya tadi baru baca laporan gurunya farel ttg aktifitas di sklh hari
ini. Lagi-lagi farel nangis krn gak mau ikutan hand painting. Flashback
sbelumnya, pas lg pelajaran nempel-nempel pake lem dan main di kotak pasir
juga nangis. Klo ditanya knp nangis dia diem ajah, cuma dari gelagatnya
(ngibas2in sepatu dan tangannya yg kotor yg kena lem dan pasir) krn dia gak
mau main kotor-kotoran.

Memang dr dia kecil selalu saya usahain dlm keadaan bersih, gak blh ada 1
debu pun yg nempel (sedikit hiperbola). Bukan tanpa alasan saya bersikap
begini, krn kulitnya farel sensitif kena kotoran atawa debu (yg biasanya
suka ada kuman yg bandel gigit-gigitin) lgsng merah dan digaruk2 akibatnya
jd luka-luka.
Jadi skrng bak simalakama deh...farel jd anti kotor2an yg pdhl *ngambil
tagline dr iklan detergent* berani kotor itu bagus.
Serba salah... jadinya gmn ya...

ela



--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke