Mba Ani,
 
Maaf ni aku baru baca lagi email ini dan baru sempet reply.
Sebenernya aku udah mantap untuk menyunatkan Totti. Insya Allah sebelum bulan 
Ramadhan ini. Tapi kemarin ngobrol sama temen2 ibuku, mereka merekomendasikan 
untuk ga usah disunat aja. Mending cari DSA yang berani membersihkan tanpa 
harus menyunat. 
Pertimbangannya, karena Totti sudah mulai berdiri dan belajar merambat makanya 
nanti pasti sulit untuk buat dia tidak banyak bergerak setelah sunat. 
 
Mba, boleh tahu DSA nya siapa ya... (sori banget langsung nanya).
Sementara ini aku tinggal di Semarang. Dan DSA (sudah 2 org) menyarankan untuk 
disunat. Begitu juga dokter bedah anaknya. 
Sebagai tambahan, sampai saat ini sebenarnya Totti belum menunjukkan masalah 
ketika harus BAK. Ini semua ketahuan karena aku yang minta DSAnya untuk 
mengecek penisnya ketika imunisasi. 
 
Thanks banget, mba
rgds,
 



> Date: Tue, 28 Aug 2007 15:52:51 +0900> From: [EMAIL PROTECTED]> To: 
> balita-anda@balita-anda.com> Subject: Re: [balita-anda] Mohon info seputar 
> sunat pada bayi> > Ketahuan pas umur 14 bulan-an. Mulanya anak saya 2 malam 
> rewel terus dan> susah makan.> Anaknya saya bawa ke dokter dengan keluhan 
> rewel dan susah makan, sama> dokternya diperiksa dan dilihat ujung penisnya 
> agak kemerahan(infeksi)."Bu,> ini namanya phimosis. Kalau sering infeksi 
> begini (kambuh2an) solusi terbaik> adalah disunat. Nanti saya buatkan 
> pengantar ke dokter bedah..."kata dokter.> "Sekarang saya kasih antibiotik 
> dulu agar infeksinya sembuh lebih dahulu"> tambah dokter.> Tapi karena kami 
> kasihan pada anaknya dan ragu2 juga, kami tidak jadi ke> dokter bedah.> Kira2 
> sebulan kemudian, infeksinya kambuh lagi. Saya ke dokter yang lain,> kali ini 
> juga masih dikasih obat dengan pesan kalau kambuh lagi, memang> solusinya 
> cuma disunat.> Dan benar sebulan kemudian masih kambuh lagi. Kami akhirnya 
> menetapkan hati> untuk minta ke dokter bedah agar anak saya disunat. Tapi 
> pada saat ketemu> dokter bedah, dokternya malah bilang gini" Bu, sunat itu 
> memang baik, tetapi> bukan satu2nya cara". kemudian anak saya cuma disobek 
> diujung penis yang> menyempit itu, tanpa dibius. Anaknya memang menangis, 
> tetapi habis itu> langsung pipis didepan dokternya dan kotoran2 (istilah 
> medisnya smegma)> yang mungkin menyumbat pun ikut keluar ( sebelumnya kalau 
> mau pipis suka> takut, mungkin sakit...dan waktu pipis menggelembung seperti 
> tiup balon...).> Perawatan penting sesudah disobek adalah sering membuka 
> kulit penutup ujung> penis tsb setiap hari (pada waktu mandi ) agar 
> sobekannya tidak kembali dan> terhindar dari kotoran penyebab infeksi.> 
> alhamdulillah, nggak sampai seminggu sesudah disobek, pipis anak saya sudah> 
> lancar kembali.> demikian mbak sharing selengkapnya...> > > > > On 8/28/07, 
> Naning Dwiyanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> >> > Mbak...> > sharing donk 
> pengalamannya saat anaknya disunat, eh disobek ( apa sih> > bahasa> > 
> medisnya )> > mbak anaknya terdiagnosisnya pas umur berapa?> > dan dilakukan 
> perobekan brp lama sejak diketahui ??> > trus posedur perobekan itu kyk 
> gimana?> > pke acara bius juga ta? dan berapa lama sembuhnya ??> >> > Maaf 
> ya..klo nanya nya borongan...> > Ditunggu sharingnya karena bener2 mbantu aq> 
> >> >> > Trims> >> >> >> >> >> >> >> > On 8/28/07, Ani Puswatiningsih <[EMAIL 
> PROTECTED]> wrote:> > >> > > Untuk phimosis, sebenarnya ada alternatif lain 
> selain disunat, yaitu> > > dilebarkan/disobek di bagian yang menyempit 
> tersebut, seperti yang> > > dilakukan> > >> >
_________________________________________________________________
Live Search: New search found
http://get.live.com/search/overview

Kirim email ke