Popular Articles by Prof Dr. Iwan Darmansjah
Category: Advis Medis

Sekali Lagi Mengenai Test Widal Utk Tifus

Vignette

Seorang wanita, 13 thn, yang bertubuh besar dan biasanya sehat, datang
dengan demam 6 hari. Demam tidak terlalu tinggi dan datang hilang selama 5
hari dan terukur 39.5° C di kamar praktek. Pasien diantar ayahnya, membawa
hasil laboratorium (inisiatif sendiri), termasuk nilai titer Widal (antara
0 dan 1/160) yang semuanya normal. Ia mengeluh sakit kepala dan mual
sebagai keluhan utama, serta berak encer 1 kali. Wajahnya menunjukkan ia
menderita ringan saja. Saya beri surat periksa labor untuk tes urine
lengkap dan kultur darah, yang hasilnya baru akan diperoleh beberapa hari
lagi. Dengan diagnosis klinis tifus saya beri siprofloksasin dengan pesan
tidak boleh jalan dan istirahat tidur di rumah. Tanggal 14 Des demam naik
40.1°C dan karena ayah panik, pasien dirawat di RS PI, dimana ia diberi
infus cefotaxime. Tgl 16 Des saya menerima SMS, menyatakan hasil kultur
darah tifus positif.

Apakah Tes Widal harus dilakukan pada semua pasien demam?

Iwan Darmansjah

Sejak beberapa tahun terakhir pemeriksaan tes Widal menjadi rutin
men-screen penderita demam untuk penyakit tifus. Kebiasaan ini hanya
terjadi di Indonesia. Entah asal mulanya dari mana sulit dilacak, karena
hampir semua dokter spesialis dan umum melakukannya secara salah kaprah
kolektif. Hal ini begitu menyolok, sehingga pasien sendiri meminta labor
melakukannya bila demam. Pengelola labor-pun secara tidak etis menawarkan
test ini kepada setiap pasien yang lagi demam. Pada hal, semua dokter
harus tahu bahwa nilai titer Widal tidak bisa dipakai untuk mendiagnosis
tifus. Semua buku kedokteran juga tidak ada yang akan membenarkannya.
Sehingga tujuan komersial oleh para pelaku tidak bisa disingkirkan.

Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman
Salmonella typhi / paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan
makanan kita yang terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit tifus.
Jakarta dan Indonesia merupakan reservoir raksaksa kuman
salmonella dan lainnya. Semua manusia di Indonesia pasti pernah kemasukan
kuman salmonella melalui food-chain ini. Bila kebetulan jumlah kuman yang
tertelan cukup besar mungkin akan timbul penyakit tifus yang terutama
ditandai oleh demam berkepanjangan sebagai ciri
khas. Namun tidak semua demam adalah tifus. Tifus perlu dicurigai bila
demam berlanjut sedikitnya 6-7 hari. Juga demam tifus pada hari2 permulaan
hanya ringan, tidak konstan, naik-turun, dan hanya setelah 5-7 hari akan
tinggi menetap, disertai badan pegal dan sakit
kepala, serta kadang2 mual dan diare ringan. Diagnosis tifus bisa
dicurigai setelah demam sekitar seminggu ditambah gejala2 diatas. Secara
statistik juga demam tanpa adanya gejala positif yang mengarah ke penyakit
lain, kemungkinan tifus adalah yang paling besar di Jakarta. Hal ini juga
ditopang oleh musim kemarau dan banjir yang membawa kuman salmonella.

Pemeriksaan labor untuk konfirmasi kecurigaan tadi ialah kultur darah,
dilakukan sewaktu ada demam tinggi yang merupakan pertanda bahwa kuman
sedang menyebar dalam darah (sehingga lebih mudah dikultur). Kultur tidak
bisa dilakukan pada hari2 permulaan demam karena cenderung masih negatif.
Kita harus menunggu hingga demam sudah tinggi dan konstan. Sayangnya hasil
kultur untuk kepastian diagnosanya baru diperoleh setelah 4-6 hari. Namun
pengobatan sudah
bisa dilakukan atas dasar penilaian klinis, sambil menunggu hasil kultur.

Test Widal tidak bisa dipercayai karena terlalu banyak test yang false
positif maupun false negative.

Test Widal hanya akan berguna untuk follow-up, terutama jaman dulu waktu
mana belum ada antibiotika dan tifus bisa berlangsung 1 bulan atau lebih.
Ia berguna untuk melihat apakah titernya naik selama penyakit tersebut.
Inipun tidak berguna lagi karena obat antibiotik
yang ampuh sudah tersedia dan akan menyembuhkan tifus dalam 7-10 hari,
sehingga tidak perlu follow-up. Tingginya titer juga sangat individual dan
tergantung kemampuan tubuh kita membuat antibody. Misalnya, saya mempunyai
seorang pasien laki, muda yang selama lebih
dari 6 bulan (tanpa demam) diberi antibiotika berganti2 oleh dokternya
hanya karena titer Widalnya sangat tinggi (sekitar 1/8000) dan tidak mau
turun. Tentu hal ini mubazir.

Sekarang musim hujan lagi dan frekuensi tifus akan naik di Jakarta.
Bawalah tulisan ini dan berilah ke dokter anda bila anda disuruh periksa
Widal.

Be a `smart patient'!
 





Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com
S e m a r a n g

       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke