Mba Lif,
thanks ya utk sharingnya

so, dari artikel yang mbak forwad in ini; berarti obat cacing tsb gak usah 
kuberikan yah ke anakku
soalnya sama sekali gak ada indikasi cacingan dan tidak ada periksa dr dsa-nya 
sebelumnya
sampe skrg Arion tetap lincah; makan lancar

rgds,
rusmina



----- Original Message ----
From: Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Tuesday, July 8, 2008 5:01:58 PM
Subject: Re: [balita-anda] obat cacing utk bayi 15,5 bln

mbak Rusmina, coba baca artikel di bawah ini deh, diambil dari kompas, saya
copy paste dari email mbak Uci jaman dulu...

Konsultasi Kesehatan
Awas Cacing!

SEBAIKNYA jangan lagi menganggap infeksi cacingan sebagai perkara sepele.
Meski
memang belum terkabarkan infeksi ini bisa menyebabkan kematian, namun tetap
berbahaya. Infeksi cacingan sangat mengganggu kesehatan dan bisa membuat
anak
mudah sakit. Peringatan tersebut disampaikan dr Adi Sasongko MA, Direktur
Pelayanan Kesehatan di Yayasan Kusuma Buana, saat ditemui Warta Kota seusai
tampil dalam seminar "Upaya Pengembangan Program Pemberantasan Cacingan di
DKI
Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar", pertengahan pekan lalu. Seminar ini
diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Kusuma Buana, , dan Pemda DKI
Jakarta.

Cacingan, kata Adi, adalah jenis infeksi yang disebabkan karena adanya
cacing
dalam usus
manusia. Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena infeksi ini, juga orang
dewasa. Apalagi bila orang itu tidak memedulikan kebersihan.  "Jumlah cacing
yang ada di dalam tubuh manusia, yang menyebabkan infeksi cacingan, tidak
1-2
ekor. Jumlahnya bisa puluhan, atau bahkan ratusan ekor. Cacing-cacing ini
menghisap sari makanan dalam tubuh, hingga si penderita akan mengalami
berbagai
masalah kesehatan," sambung Adi.

Bila terinfeksi cacingan, seseorang akan menderita "5 L": lemah, letih,
loyo,
lalai, dan lemas. Bila hal ini menimpa anak, maka akan mengganggu
pertumbuhannya. Kondisi "5 L" akan membuat anak mudah sakit.  "Bila terus
didiamkan, dalam jangka panjang anak bisa terserang berbagai penyakit yang
diakibatkan kekurangan gizi, seperti hepatitis, rabun mata, dan berambut
ijuk.
Selain itu,
kemampuan belajar anak juga akan menurun, karena daya tangkap anak cacingan
lebih lemah
daripada anak yang tidak cacingan," ujar Adi lagi. Sedangkan bila terjadi
pada
orang dewasa, maka orang itu terancam menderita anemia. Akibat lanjutannya,
dalam kerangka lebih luas, akan menurunkan kualitas sumber daya manusia,
karena
produktivitas penderita cacingan pasti menurun.

CACING GELANG PALING BANYAK

Menurut penelitian, sambung Adi, ada 3 jenis cacing yang sering ditemukan
dalam
usus manusia, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus).       Setiap cacing memiliki ciri-ciri spesifik. Cacing gelang,
misalnya, bisa mencapai panjang 15-35 cm, meski berada dalam perut manusia.
Cacing ini juga mampu bertelur hingga 200.000 butir per hari, yang sebagian
keluar bersama dengan tinja.

Sementara cacing cambuk (disebut begitu karena bentuknya seperti cambuk),
panjangnya bisa mencapai 45 milimeter dan hidup dalam usus besar. Cacing
ini,
kalau mengeram dalam perut, bisa sangat merepotkan. "Cacing ini bisa
menyebabkan seseorang diare disertai ingus dan darah. Keadaan ini bisa
berlangsung berbulan-bulan. Cacing cambuk menghisap sari makanan dan darah,"
papar Adi.

Lebih ganas lagi adalah cacing tambang. Cacing ini menghisap darah dari
dinding
usus.
Penularan cacing ini melalui telur yang keluar bersama tinja, untuk kemudian
menetas menjadi
larva. "Pada saat berjalan tanpa alas kaki, larva ini dapat menembus kulit
kaki
dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus dan menetap di
usus
halus. Ukuran cacing ini paling kecil bila dibandingkan kedua cacing
lainnya,
hanya dapat mencapai 13 milimeter," kata Adi.  Tanpa kita sadari, telur
cacing
gelang dan cambuk sebenarnya ada di mana-mana. Di udara, telur cacing yang
berbahaya ini bercampur dengan debu, lalu diterbangkan angin. Telur cacing
ini
bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan terbuka. "Jika makanan
dan minuman itu dikonsumsi, maka ikut pula telur cacing itu. Dalam usus
telur
ini berkembang menjadi larva, untuk kemudian menjadi cacing dewasa."

Karena itulah, kata Adi lagi, penderita infeksi cacingan sebenarnya sangat
banyak. Menurut hasil penelitian Departemen Kesehatan tahun 1995 yang
dilakukan
di Sumater Utara, diperoleh hasil bahwa 60,2 persen anak-anak usia SD di
sana
menderita infeksi cacing gelang. Lainnya, 53,8 persen terinfeksi cacing
cambuk
dan 6,7 persen terinfeksi cacing tambang. Jadi cukup banyak anak yang dala
perutnya terdap[at dua jenis cacing.

JANGAN ASAL MINUM OBAT

Sayangnya, kata Adi, masyarakat kerap salah mengerti. Banyak yang
menganggap,
kalau sudah makan obat cacing yang banyak dijual di pasaran, maka semua
cacing
dalam perut akan mati. Dengan demikian, tubuh pun akan bebas dari cacing.
"Pada
kemasan obat anti cacing umumnya tertulis, untuk menghindari cacingan,
diharuskan
minum obat itu sebanyak dua sampai tiga kali dalam setahun. Sebenarnya
membuat
aturan seperti itu tidak dibenarkan. Minum obat cacing sifatnya hanya
membuang
cacing dari dalam tubuh, tapi tidak membuat tubuh kebal terhadap cacing,"
ujar
Adi lagi. Menurut Adi, meminum obat cacing bukanlah solusi untuk
menghilangkan
cacing. Cacing memang hilang, tapi hanya sementara waktu. Pada kesempatan
lain
ia akan berbiak lagi.

"Bila seseorang menderita cacingan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan
di
laboratorium, setelah sebelumnya memeriksakan diri ke dokter umum atau
puskesmas. Tinja pasien akan diperiksa, untuk mengetahui jenis cacing apa
yang
menyerang orang tersebut," ujarnya lagi.  Bila jenis cacing yang mengeram
dalam
perut sudah diketahui, dokter akan memberikan obat cacing yang tepat.
Dosisnya
pun akan disesuaikan dengan berat badan pasien. Dan yang lebih penting lagi,
tubuh pasien akan kebal terhadap serangan jenis cacing tersebut.  Adi
menyarankan pemeriksaan laboratorium ini dilakukan enam bulan sekali. "Tapi
pengobatan secara laboratoris itu harus pula diimbangi menjaga kebersihan
diri
dan lingkungan. Kalau tidak, cacing itu akan kembali menyerang," kata Adi.

--------------

http://www.bdgadventisthospital.org/pelayanan/trakt_cacing.htm

CACING : PARASIT YANG UMUM HIDUP DALAM TUBUH MANUSIA

Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat
pertumbuhan
bagi anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing
cambuk, cacing tambang dan cacing keremi. Penelitian Departemen Kesehatan RI
menunjukkan lebih dari 80% penduduk Indonesia cacingan.

Gejala-gejala cacingan antara lain:

1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam kotoran
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus

Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan
masih diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak
pada
jamban. Sehingga telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut
orang
lain.

CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides)
Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:
1. Telur cacing masuk melalui mulut
2. Menetas di usus kecil menjadi larva
3. Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
4. Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam
usus kecil dan menjadi dewasa di sana
Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari

CACING CAMBUK: (Tricuris Trichiura)
Warna : Merah muda atau abu-abu
Besarnya : 3 - 5 cm
Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:
1. Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
2. Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
3. Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan,
terulanglah
siklus ini

CACING TAMBANG: (Ancylostomiasis)
Warna : Merah
Besarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:
1. Larva menembus kulit kaki
2. Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
3. Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan
dirinya untuk mengisap darah

Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
Cacing tambang dapat mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.

CACING KEREMI: (Enterobius Vermicularis)
Warna : Putih
Besarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:
1. Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
2. Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar.
Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing
keremi
dibawa ke tempat lain.
3. Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.

Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh
keluarga
perlu diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang
dipakai perlu dicuci.

CACING DAPAT DICEGAH DENGAN:

1. Cuci tangan dengan sabun sebelum masak, sebelum makan dan sesudah buang
air
besar.
2. Gunakan WC jika buang air besar.
3. Gunakan sandal atau sepatu, hindarkan kaki telanjang.
4. Jangan makan daging atau ikan mentah atau setengah masak.
5. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
6. Hindari kebiasaan memasukkan tangan dalam mulut.

Pengobatan sekali 6 bulan sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau
paling
sedikit setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk
kebutuhan Anda.

Cacing yang hidup dalam tubuh seseorang sangat merugikan karena mereka
mengurangi gizi yang dibutuhkan tubuh, daya tahan terhadap penyakit lain
berkurang, dan bukan saja cacing menteap di usus, mereka dapat berpindah ke
organ lain dalam tubuh. Menjaga kebersihan lingkungan dan perorangan akan
banyak artinya dalam mengatasi masalah cacing.

---------------------------------



On 7/8/08, Rusmina Hutapea <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Gak ada samsek mbak,
> nanya pun tidak....apalagi di chek
>
> makanya aku agak ragu
>
> dicatatan dsa (dikartu Arion, setiap selesai imuniasi) dikasih catatan,
> kapan harus kembali trus mo dikasih apa
> nah, disitu ditulis; 1thn HIB2, ALERGI & CACING
> aku sih gak bawa pas 1 thn, tapi sesuai jadwal yg kutau HIB4 itu umur 15
> bln
> trus, stlh suntik hib4; ya itu dikasih obat cacing
> aku tanya; apa harus dikasih; katanya ya harus; umur segini anak2 ini kan
> aktif; tanganya kotor
> jadi biar gak cacingan..gitu katanya
>
> gimana neh??
>
>
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED]>
> To: balita-anda@balita-anda.com
> Sent: Tuesday, July 8, 2008 4:28:56 PM
> Subject: Re: [balita-anda] obat cacing utk bayi 15,5 bln
>
> mbak Rusmina,
>
> Boleh tahu, kenapa dikasih obat cacing? Mungkin ada baiknya tes tinja dulu
> untuk tahu apakah Arion cacingan, kalau hasil test lab tinja tidak ada
> cacingnya, ya buat apa minum obat cacing....
>
> best regards,
>
> mama Nayma
>
>
> On 7/8/08, Rusmina Hutapea <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > moms n dads smua,
> >
> > kemaren aku bawa Arion (15, 5 bln) imuniasi HIB2 and DSAnya ngasih obat
> > cacing berupa puyer utk dikonsumsi selama 3x (1x1hari)
> > aku blm kasih sampe skrg
> > mohon pencerahannya donk, kira2 ada gak yg udah ngasih obat cacing utk
> anak
> > seumuran Arion?
> >
> > makasih banyak sebelumya
> >
> > salam,
> > rusminamamanyaarion
> >
> >
> >
> >
>
>
>
>



      

Kirim email ke