di sekitar bsd ada gak ya dokter yang kaya dokter wati, saya dah muter muter, keluar duit buat konsultasi dan diomelin dokter, belum ketemu dokter anak yang rasional tuh. malah anak saya pernah dikasih obat tidur,padahal cuma pilek batuk biasa, sampai apoteker langganan bilang, bu, memang anaknya kenapa sampai dikasih obat tidur ? diazepam kalau gak salah ya. ada yang cocok dokter umum, bukan dokter anak. terpaksa deh kalau tuh dokter lagi gak praktek, boyongan ke jakarta, ke dokter langganan yang gak pernah ngasib AB kecuali terpaksa. Sebenarnya dr. wati agak susah kali kalau harus kampanye ke sesama dokter, coba deh bayangkan, kalau semua dokter rasional ( kaya dokter langganan anakku ) obat yang diresepkan paling cuma 40 rb buat batuk pilek, itupun dia bilang, resepnya boleh tebus ulang. biaya dokter cuma 60 rb minimal, kapan balik modal dan bisa keluar negri 15 th lagi....:-P Kita aja deh yang rasional, kalau ada dokter kaya gitu, diboikot aja ........hi hi hi ..... masalahnya banyak ortu yang seneng kalau dokternya ngasih obat mahal. obat mahal pasti manjur. susah kan.......
--- On Sun, 2/15/09, shinta lystyowati <farana...@gmail.com> wrote: From: shinta lystyowati <farana...@gmail.com> Subject: Re: [balita-anda] Seputar puyer To: balita-anda@balita-anda.com Date: Sunday, February 15, 2009, 9:42 PM Iya pak,saya jg nonton,yg diwawancarai dr.wati,pihak depkes n ketua DAI dr. B.Hegar kita bisa berpartisipasi soal polemik puyer ini dengan mengirimkan email dan SMS ke RCTI kalo gak salah polemik puyer ini akan disiarkan terus oleh RCTI di tiap program berita salam shinta 2009/2/14 ayahy@ irfan <ayahnyair...@gmail.com> > Hhm, barusan baru liat liputan khusus di RCTI mengenai polemik > pemberian obat puyer ke anak2. > > Ada 3 pihak yg diwawancarai. Yaitu dr wati, lalu seorang dokter ketua > ikatan dr anak indonesia, n pihak depkes. > > Dr wati kita udh tau sikapnya terhadap obat puyer ini. Dokter yang > dari ikatan dokter anak msh memberikan lampu hijau thd obat puyer krn > katanya itu mrupakan hak profesional para dokter dalam menangani > pengobatan pasiennya. > Pihak depkes jg komennya hampir sama dgn pendapat dokter yg dr ikatan > dokter anak indonesia itu. Intinya blm ada aturan yg melarang > penggunaan puyer. > > Polemik terus bergulir tanpa ada kesimpulan sampai acara brakhir. > > Di luar itu semua, kita udh pd tau mengenai aktivitas dr wati yg > "berjuang" mewujudkan pengobatan yang rasional, termasuk salah satunya > melalui Yayasan Orang Tua Peduli. Lalu bagaimana dengan 'kampanya' > terhadap rekan2 seprofesinya?. Apakah jg sdh maksimal dilakukan. > > Mungkin kita butuh ratusan atau bahkan ribuan dokter anak yg benar2 > rasional dlm menangani pasiennya. Seorang dokter wati masih jauh dari > cukup. Kapasitas keilmuan kita, walaupun mungkin sudah ikutan puluhan > kali PESAT, masih akan dengan mudah dikalahkan dgn 'profesionalisme' > seorang dokter (walaupun dr itu sdh kena pesan sponror perush. Obat > ,hiks). Ada seorang dokter anak di depok yang marah besar waktu ortu > pasiennya bilang, "anak saya jangan dikasih antibiotik ya dok," > "saya ini udh kuliah 15 taun di luar negeri !" kata dokter itu. > > > Rgrd, > *sambil gendong naurah > > -------------------------------------------------------------- > Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com > Info balita: http://www.balita-anda.com > Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com > menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com > >