Saya, saat ini statusnya juga masih karyawati Swasta sebuah perusahaan besar, 
posisi saya juga sudah lumayan baik. entah kenapa, saya merasa ada yang kurang 
dari diri saya sebagai seorang ibu. pada saat saya meninggalkan anak-anak saya, 
terkadang ketika mereka sedang kangen ingin sekedar bermain atau dimanja, saya 
hanya bisa memberikan waktu saya setiap harinya max 2jam, itupun tdk maximal, 
krn terkadang kalau saya sedang kondisi sangat capai, saya hanya sekedar saja 
berinteraksi dengan anak-anak saya.
cukup lama juga saya memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri saya, 
banyak hal-hal atau kebimbangan yang merasuk dikepala saya ( yg sempat buat 
saya stress berat ), kebimbangan-kebimbangan atau ketakutan yang timbul seperti 
:
1. Soal materi, takut apakah dengan dari satu sumber saja, kami bisa memberikan 
yang terbaik untuk anak-anak saya.
2. Ketakutan apakah saya bisa duduk manis mengurus anak-anak saya, krn sudah 
terbiasanya saya beraktifitas. apakah saya bisa betah ?
3. Rasa malu, jika ditanya saudara atau teman, apa pekerjaan saya ? kadang 
masyarakat kita, lebih mengagungkan/menghargai kita dari pek apa yg mereka 
kerjakan, dan masih banyak orang yang berpikir, kalau menjadi Ibu Rumah Tangga 
itu bukan suatu pekerjaan, tapi dianggap pengangguran. ( Ibu RT itu terkadang 
suatu pekerjaan yang masih diremehkan oleh sebagian orang ).

tapi dari semua itu, akhirnya saya bulatkan tekad, saya harus bisa mengambil 
keputusan yang terbaik demi anak-anak saya, tidak perduli apa kata orang, yang 
penting saya ikhlas, pasrah dan bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki 
sekarang.
Untuk menambah materi kelurga, sekarang ini saya sedang memutar otak saya 
bagaimana cara berjualan kecil-kecil, barang apa saja yang kiranya diminati 
orang, walau kondisi krisis seperti sekarang, sampai saya belajar utk membuat 
blog, tempat saya menawarkan ide jualan saya. ( saya berharap, keinginan saya 
tsb bisa berjalan lancar, walaupun didepannya pasti ada hambatan yang harus 
saya lalui. ).
Saya minta doanya ya...............

thanks,

Marilin
http://denara3107.multiply.com
email : marilin_adri3...@yahoo.com

NB : Maaf kepanjangan. Salam kenal utk semua anggota milis.






________________________________
From: bagust <b.ag...@yahoo.co.id>
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, February 25, 2009 9:32:48 AM
Subject: RE: [balita-anda] Fw: Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani?

Saya bangga banget sama istri yg 100% jadi ibu rumah tangga...



bagust
YM: oom_b_a
http://www.hydroxigenizer.site40.net
solusi lepas dari bbm

-----Original Message-----
From: Catur Sri Wulandari [mailto:catur.s.wuland...@astra-honda.com] 
Sent: Wednesday, February 25, 2009 09:07
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Fw: Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani?



> Sekedar sharing dari milis sebelah, maaf bagi yang sudah pernah baca... abis 
> sedih juga sih
> bacanya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------
> Menjadi Ibu Rumah Tangga, Berani?
> Oleh Bayu Gawtama
>
> Seorang sahabat mengungkapkan rencananya untuk mengundurkan diri dari
> perusahaan tempat kerjanya. Ia merasa tidak takut meninggalkan karirnya
> yang
> sudah belasan tahun dirintisnya dari bawah. “sayang juga sebenarnya, dan
> ini
> merupakan pilihan yang berat, terlebih ketika saya merasa sudah berada di
> puncak karir, †ujarnya.
>
> Lalu ke mana setelah resign? “yang ada di pikiran saya saat ini hanya
> satu,
> menjadi ibu rumah tangga. Sudah terlalu lama saya meninggalkan anak-anak
> di
> rumah tanpa bimbingan maksimal dari ibunya. Saya sering terlalu lelah
> untuk
> memberi pelayanan terbaik untuk suami. Bahkan sebagai bagian dari
> masyarakat, saya sangat sibuk sehingga hanya sedikit waktu untuk
> bersosialisasi dengan tetangga dan warga sekitarâ€
>
> Tapi, ibu nampaknya masih ragu? “bukan ragu. Saya hanya perlu menata
> mental
> sebelum benar-benar mengambil langkah iniâ€.
>
> “Rasanya masih malu jika suatu saat bertemu dengan teman-teman sejawat
> atau
> rekan bisnis. Saya belum menemukan jawaban yang pas saat mereka bertanya,
> “sekarang Anda cuma jadi ibu rumah tangga?â€
>
> Saya tersenyum mendengarnya, mencoba memahami kesesakan benaknya saat itu.
> Teringat saya dengan seorang sahabat lama yang saat di sebuah forum wanita
> karir di Jerman lantang menjawab, “profesi saya ibu rumah tangga, jika di
> antara para hadirin ada yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga bukan
> profesi, saya bisa menjelaskan secara panjang lebar betapa mulianya
> profesi
> saya ini dan tidak cukup waktu satu hari untuk menjelaskannyaâ€.
>
> Luar biasa. Sekali lagi luar biasa. Saya harus hadiahkan acungan jempol
> melebihi dari yang saya miliki untuk sahabat yang satu ini. Saya tuturkan
> kisah ini kepada sahabat yang sedang menata hati meyakinkan diri untuk
> benar-benar menjadi ibu rumah tangga, bahwa ia takkan pernah menyesali
> pilihannya itu. Kelak ia akan menyadari bahwa langkahnya itu adalah
> keputusan terbaik yang pernah ia tetapkan seumur hidupnya.
>
> Naluri setiap wanita adalah menjadi ibu. Adakah wanita yang benar-benar
> tak
> pernah ingin menjadi ibu? Percayalah, pada fitrahnya wanita akan lebih
> senang memilih berada di rumah mendampingi perkembangan putra-putrinya
> dari
> waktu ke waktu. Menjadi yang pertama melihat si kecil berdiri dan
> menjejakkan langkah pertamanya. Ia tak ingin anaknya lebih dulu bisa
> berucap
> “mbak†atau “bibi†ketimbang ucapan “mamaâ€. Tak satupun ibu
yang tak
> terenyuh ketika putra yang dilahirkan dari rahimnya lebih memilih pelukan
> baby sitter saat menangis mencari kehangatan.
>
> Ibulah yang paling mengerti memberikan yang terbaik untuk anaknya, karena
> ia
> yang tak henti mendekapnya selama dalam masa kandungan. Sebagian darahnya
> mengalir di tubuh anaknya. Ia pula yang merasakan perih yang tak
> tertahankan
> ketika melahirkan anaknya, saat itulah kembang cinta tengah merekah dan
> binar mata ibu menyiratkan kata, “ini ibu nak, malaikat yang kan selalu
> menyertaimuâ€. Cintapun terus mengalir bersama air kehidupan dari dada
sang
> ibu, serta belai lembut dan kecupan kasih sayang yang sedetik pun takkan
> pernah terlewatkan.
>
> Ibu akan menjadi apapun yang dikehendaki. Pemberi asupan gizi, pencuci
> pakaian, tukang masak terhebat, perawat di kala sakit, penjaga malam yang
> siap siaga, atau pendongeng yang lucu. Kadang berperan sebagai guru,
> kadang
> kala jadi pembantu. Jadi apapun ibu, semuanya dilakukan tanpa bayaran
> sepeserpun alias gratis.
>
> ***
> Sahabat, bukan malu atau bingung saat harus berhadapan dengan rekan
> bisnis.
> Katakan dengan bangga baru sebagai ibu rumah tangga. Sebab sesungguhnya,
> mereka pun sangat ingin mengikuti jejak sahabat, hanya saja mereka belum
> mengambil keputusan seperti sahabat. Tersenyumlah karena anak-anak pun
> bangga dengan langkah terbaik ibunya. –Gaw, 2008-



rgds
catur



IMPORTANT -
The contents of this email and its attachments are intended only for the 
individual or entity addressed above and may contain confidential and/or 
privileged material.
Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you receive 
this email in error, please contact us, then delete the email.
Please note that any views or opinions presented in this email are solely those 
of the author and do not necessarily represent those of the company and should 
not be seen as forming a legally binding contract without express written 
confirmation.
Finally, the recipient should check this email and any attachments for the 
presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any damage 
caused by any virus transmitted by this email.


--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com


      

Kirim email ke