Merencanakan Keuangan dgn SMART
Written by Cindra Rusni on
at 07:59
.fullpost{display:inline;}
Dalam peristiwa isra mi'raj Nabi Muhammad SAW pada suatu waktu
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kemudian
naik ke langit sidhatul Muntaha. Maka hidup kita juga merupakan sebuah
perjalanan dari semenjak lahir sampai kita tua nanti, kemudian wafat.
Untuk
apa kita menjalani proses hidup ini, tentu ada tujuannya. Tiap orang
berbeda tujuan hidupnya. Orang yang tidak mempunyai tujuan hidup,
bergerak tanpa arah. Hidupnya dipadati dengan kesibukan, tetapi tidak
tahu mengapa melakukannya.
Perencana
keuangan ibarat sebuah perjalanan. Kita bergerak dari satu posisi
financial menuju ke posisi finansial berikutnya yang lebih baik. Jika
tidak menetapkan mau kemana kita pada masa depan secara financial. Anda
bisa jadi tetap bergerak tetapi tidak pada tempat yang anda inginkan.
Ini namanya terseret arus.
Agar tidak terseret arus maka dalam menentukan tujuan keuangan keluarga, Kita
bisa menggunakan metode SMART.
S= Specific = Tujuan keuangan harus jelas objeknya/targetnya.
Contoh
: saya ingin hidup sejahtera. Sejahtera adalah suatu tujuan hidup umum.
Keluarga sejahtera pada dasarnya harus bisa memenuhi kebutuhannya akan
tempat tinggal, kendaraan, tabungan untuk nasa sulit atau untuk
kebutuhan masa depan, termasuk pendidikan anak. Jadi objeknya harus
mengacu kepada sesuatu. Contoh : saya ingin memiliki rumah.
M=Measurable = Terukur jumlahnya.
Tujuan
keuangan juga harus bisa terukur, agar jelas berapa jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan itu. Contoh : Saya ingin
membeli rumah seharga Rp.500 juta.
A= Attainable=Mampu.
Tujuan
keuangan juga harus bisa dicapai dalam batas kemampuan. Anda boleh saja
merasa yakin dengan kekuatan anda, tetapi jangan memaksa diri diluar
batas. Ini berkaitan dengan bagaimana cara anda mencapai tujuan
tersebut. Contoh : saya ingin penghasilan saya naik 10 kali lipat. Ini
tentunya membutuhkan usaha keras luar biasa agar penghasilan anda r
itu. Target yang terlalu tinggi justru akan kontraproduktif.
R = Realistic = Masuk akal.
Tujuan
keuangan juga harus masuk akal. Contoh : saya menginginkan kinerja
postofolio investasi pada kepiawaian anda atau manager investasi anda
dalam mengelola dana investasi. Namun, sebaiknya tidak over aprecited.
Harus ada tolak ukur, patokan atau benchmark yang tepat untuk mengukur
kinerja porto-folio tersebut. Sekonyong-konyong menetapkan target tanpa
mempertimbangkan performa rata-rata pasar, tentunya sangat tidak tepat.
T=Time centric = jangka waktu.
Tujuan
keuangan juga harus memiliki jangka waktu, sehingga dapat dihitung
dengan akurat berapa jumlah dana yang harus dialokasikan untuk mencapai
tujuan tersebut. Juga dapat dipilih dengan tepat produk investasi apa
yang cocok untuk itu. Contoh : Saya ingin punya rumah setara rp.500
juta 10 tahun lagi. Jika asumsi inflasi adalah 10% per tahun. Dan masa
10 tahun adalah masa yang panjang, kita bisa menggunakan saham atau
reksadana saham sebagai instrumen investasinya.
Untuk info lebih detail berapa yang harus diinvestasitan perbulannya silahkan
hubungi financial planner anda.
Tidak
ada kekayaan yang dapat dicapai secara instan, tetapi melalui
pelaksanaan rencana keuangan yang dilakukan secara konsisten. Seperti
kata pepatah “Pengulangan adalah ibu dari kesempurnaan”.
di copy & paste dari http://asuransi-terbaik-syariah.blogspot.comoleh rusni,
financial planner PT Asuransi Takaful keluargaph : 021 98615909 / 0813 15256839