Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: agitaspor...@yahoo.com
Date: Mon, 21 Dec 2009 03:36:04 
To: <novia_novria...@manulife.com>
Subject: Re: [balita-anda] Tanya metode2 khitan

Baca ini sambil nyusuin anak, miris banget ada kasus salah potong. Dktr cm blng 
maaf, apa kbr masa depan anak itu?

Sebenernya usia berapa yg pas utk sunat anak?

Thanks
Agita
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: novia_novria...@manulife.com
Date: Mon, 21 Dec 2009 09:45:21 
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Cc: <balita-anda@balita-anda.com>; Milist BA OOT BA OOT<ba_...@balita-anda.com>
Subject: Re: [balita-anda] Tanya metode2 khitan
Hi mba Niken,

Ini saya copas dari milis sebelah ya...

==============================================================
kutipan dari tulisan di blog saya ya...(maap kalau bahasanya agak gak 
sopan,
ini dari blog saya soalnya)

Musim liburan sekolah identik dng musim potong burung alias sunat
Ya sbnrnya bukan burung yang dipotong bukan pula pe*is yg dipotong tapi 
cuma
kulit pembungkusnya aja
Nah sayang nih banyak orang tua yg tergoda dengan metode sunat yg tdk
berdarah alias pakai klem atau laser.
Ya sunat emang hrs berdarah dong, kalo emang gak ada kelainan darah ya
ngapain takut kalau abis sunat berdarah.
Metode klem: gw gak bisa deskripsiin pastinya gak baik kenapa, yg jelas 
gak
ada ukuran pe*is yg jelas2 sama persis, jd blh dibilang cocok2an lah ma
lubang si klem. Risikonya bisa kependekan motong kulitnya, dan atau
kepanjangan, atau malah bisa luka si batang pe*is-nya. Nah kalo di amrik
bayi2 baru lahir emang sunatnya pake smartclamp jadi ada klem/cincin yg
bentuknya sedemikian rupa dan ukurannya bisa diadjust (ini bedanya sm 
metode
sunat klem yg ada skrg) diletakkan dipe*is selama beberapa hari, tentu 
saja
targetnya si kulit itu ya, dalam beberapa hari kulit itu akan copot dan
terlihat deh kepala batang pe*is-nya. Nah metode ini cukup aman mengingat
bayi baru lahir pe*is-nya lbh kecil, jd kulit lbh sedikit yg dibuang,
perdarahan jg lbh sedikit, proses penyembuhan lebih baik.
Yg bikin miris adalah sunat dng metode laser yg dimana bukan laser yg 
dipake
melainkan electric cauter yg digunakan untuk bedah mayor.
Nah metode inilah yg tak jarang bikin burung melayang.
Ingat ya sunat bukan kek pemilu 5 menit untuk 5 tahun tapi salah2 bisa
madesu (masa depan suram).
Jadi teringat jaman koass, ada anak kecil yg sedang berlarian... Sekilas 
gak
ada yg salah dgn anak kecil itu, tp kenapa wajah orang tuanya tampak
bermuram durja? Ternyata... kalo dilihat lbh dekat lg, waduh batangnya
tinggal kurang dr setengah.
Ya anak mah belum ngerti apa manfaat batang itu tapi dikemudian hari aduh
pasti ada rasa kecewa dgn batang yg ia miliki.
Jadi anak itu salah satu korban sunat dng cauter (ingat ya kalo ada yg
bilang laser bohong itu cauter). Entah bagaimana prosesnya bukan cuma 
kulit
yg terpotong tp batangnya juga. Yah mau disambung lg jg susah karena 
cauter
itu sifatnya membakar masing2 ujung jaringan sdh keburu terbakar dan sulit
untuk direkonstruksi.
Kemarin baca didetik jg ada anak di pekan baru yg batangnya terpotong 
juga.
Gw pribadi pernah dapat setidaknya 4 kasus anak dng batang terbakar akibat
sunat dgn cauter itu.
Jadi kalau ada yg menawarkan sunat laser hati2 ya? Memang ada yg 
menggunakan
laser beneran tapi jaraaang dan tekniknya pun sama seperti sunat
konvensional.
Kembali ke cauter alias laser palsu, risiko yg hrs dihadapi:
1. Batang terpotong (proses menggunakan metode guiletin dimana kulit 
dijepit
dgn klem batang dan pemotongan dilakukan diatas jepitan, nah kadang2 suka
lepas nih jepitan atau jepitnya pas di batang, nah anak jg suka meronta2
jdnya cauter bukan hanya motong kulit tp jg motong batang)
2. Batang terbakar (ingat aja kalo panas itu akan dihantarkan dgn baik 
oleh
logam, nah pas dijepit itu mau gak mau panasnya cauter merambat diklem dan
diteruskan ke batang yg ada dibawah jepitan klem akibatnya batang 
terbakar)
3. Risiko kulit terlalu pendek atau panjang terpotong. Kalau kepanjangan 
sih
gak terlalu masalah kl anaknya kecil ya paling kl erek*i sakit, tp nanti 
dia
akan menyesuaikan. Tp kalo kependekan kulit yg dibuang jd dua kali kerjaan
karena dikemudian hari akan nutup si kepala pe*is jd mesti dipotong lagi
dikemudian hr.
Nah sunat metode konvensional emang lbh lama ya sekitar 30-1 jam 
tergantung
operator dan kooperatifitas anak. Tapi insya Allah jauh lebih aman, karena
pemotongan kulit dilakukan dengan memastikan persis batas si kepala pe*is.
Perdarahan? Selama anak tdk ada gangguan pembekuan atau kelainan darah,
insya Allah minimal, cukup ditekan ditempat perdarahan.
Semakin kecil usia anak disunat semakin baik tingkat penyembuhan.

Jadi... Hati2 ya jgn asal cepat kilat burung eh pe*is jd korban

---------------------------------------------------------------------
Bocah 9 Tahun Jadi Korban Khitanan Massal
Tuesday, 14 July 2009
PEKANBARU (SINDO) – Bocah berumur 9 tahun bernama Kamarudin asal 
Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mengalami kecelakaan fatal “salah 
potong” saat mengikuti khitanan massal.

Bocah terlihat hanya bisa terkulai lemas di ranjang ruangan Flamboyan di 
RS Awal Bros, Pekanbaru kemarin. Kamarudin mengalami kecelakaan fatal 
ketika alat bedah laser yang digunakan dokter khitanan massal di Kantor 
Kecamatan Belilas Kabupaten Inhu, Senin lalu (7/7), tidak hanya memotong 
kulit kemaluannya, tapi juga memangkas ujung kepala penisnya.

“Saat dibawa ke rumah sakit ini pada hari Minggu (12/7), kondisinya 
sudah parah karena air kencing dan darah terus keluar dari lukanya,” 
ujar Kepala Humas RS Awal Bros Nasrul Edy. Bocah malang itu mengalami 
kecelakaan saat mengikuti khitanan massal yang digelar oleh Badan 
Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Riau.

Menurut Abdul Wahab, ayah korban, acara khitanan massal diikuti 170 
anak. Ia mengaku, melihat langsung kecelakaan tersebut karena berada di 
sisi anaknya dan mengatakan dokter yang memotong kemaluan anaknya masih 
muda.

“Dokter memotong menggunakan pisau laser, dan saya sempat heran mengapa 
anak saya menjerit dan menangis,” kata Abdul Wahab. Abdul mengaku 
langsung terguncang karena si dokter langsung mengucap istigfar dan 
mengatakan telah terjadi salah potong. “Astagfirullaahaladzim. Maaf, ya 
Pak. Putus terpotong,” ujar Abdul Wahab menirukan perkataan si dokter. 
(ant)

================================================

semoga berguna

regards,
Novi
http://www.bossluarbiasa.com/?id=novia

Kirim email ke