Dear Mba Rena..

Ini ada artikel yang ditulis oleh Dr. Rouli Nababan, SpA... semoga bisa
bermanfaat ya...


SAAT MASA MENYUSUI HARUS BERAKHIR : MENYAPIH DENGAN PENUH CINTA

Banyak pertanyaan dari orangtua mengenai kapan waktu yang tepat untuk
menyapih anak dari masa menyusui dan bagaimana cara menyapih yang terbaik.
Menyapih (weaning) adalah suatu proses berhentinya masa menyusui yang dapat
dilakukan secara bertahap atau seketika. Proses menyapih dapat disebabkan
oleh berhentinya sang anak menyusu pada ibunya atau bisa juga sang ibu yang
berhenti menyusui anaknya. Atau bisa juga keduanya. Masa menyapih ini
merupakan pengalaman emosional bagi sang ibu, anak juga sang ayah. Karena
ketiga pihak tersebut merupakan ikatan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan.
Kenapa ayah juga terlibat? Karena ayah juga berperan dan memberikan pengaruh
tersendiri dalam proses menyusui.

Kapan anak harus disapih?
Tidak ada ketentuan atau batasan khusus kapan sebaiknya anak harus disapih.
WHO dan IDAI mengeluarkan kebijakan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan pertama kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan berdampingan dengan
makanan padat sampai usia 2 tahun atau lebih. Jadi tidak ada aturan baku
kapan anak harus disapih. Banyak orangtua menyapih anaknya pada usia 1-2
tahun bahkan 4 tahun.

Kualitas ASI setelah masa ASI eksklusif berakhir
Banyak anggapan bahwa kualitas ASI pada anak berusia lebih dari 1 tahun
mengalami penurunan. Hal ini sama sekali tidak benar. ASI diciptakan Tuhan
sedemikian rupa, tetap kaya akan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi.

Dewey KG (2001) dalam artikel "Nutrition, Growth, and Complementary Feeding
of the Breastfed Infant". Pediatric Clinics of North American. February
2001;48(1) menuliskan bahwa ASI pada tahun kedua bayi (12-23 bulan)
mengandung :
• 43% dari kebutuhan protein
• 36% dari kebutuhan calcium
• 75% dari kebutuhan vitamin A
• 60% dari kebutuhan vitamin C
Hal ini belum termasuk zat antibodi yang tetap dan selalu ada dalam ASI yang
manfaatnya melindungi bayi dari berbagai penyakit. Jadi tidak pernah ada
istilah ASI JELEK. Kandungan gizi ASI itu sangat fleksibel sesuai kebutuhan
sang anak. Komposisinya tidak pernah sama dan selalu berubah bahkan tiap
menit. Ini berbeda sama sekali dengan kandungan susu formula yang tidak
pernah berubah.

Sampai saat ini banyak anggapan bahwa jika anak disusui terus nantinya anak
susah disapihnya. Atau banyak juga yg menganggap anak akan jadi tidak
mandiri. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa apakah
ada hubungan antara usia anak disapih dengan kemandirian anak. Kenyataan
yang ada sering sekali orang mencampuradukkan kedekatan orang tua dengan
anak dengan kekurangmandirian anak. Normalnya secara psikologis pada usia
penyapihan tsb anak memang membutuhkan kedekatan yang kuat dengan
orangtuanya. Sementara itu banyak sekali anak yang disapih di usia > 1 atau
2 th tetap menjadi anak yang mandiri.


Menyapih “Person to Person”, Bukan “Person to Thing
Cobalah untuk menghibur anak dengan memberikan pelukan tambahan dan pelukan
saat proses penyapihan. Proses penyapihan dimulai dengan mengubah kebiasaan
anak bahwa kenyamanan ada di payudara ibu dengan menggantikannya ke
bentuk-bentuk emosional lain. Contohnya, dengan terus menerus memegang bayi
dan berbicara kepadanya ketika saat diberi makanan padat atau susu pengganti
ASI. Selain itu, orang lain, idealnya ayah, mengambil peran yang lebih besar
dalam menghibur bayi. Bersiaplah untuk menyusui lebih sering lagi jika Anda
melihat perilaku seperti mengamuk, marah, atau sedih pada bayi Anda.
Perilaku ini dapat terjadi jika Anda terlalu cepat menyapih. Selain itu,
bayi mungkin kadang-kadang menyembur menyusui lebih sering lagi jika mereka
sakit , marah, atau mengalami situasi yang baru.

Proses Penyapihan
Penyapihan bisa dilakukan secara bertahap ataupun mendadak/seketika. Proses
penyapihan seketika umumnya dilakukan dalam keadaan terpaksa, misalnya ibu
mendadak jatuh sakit atau harus pergi jauh sehingga tidak memungkinkan untuk
menyusui anak. Sedangkan penyapihan bertahap dibagi menjadi :
1. Natural weaning/penyapihan alami (tidak memaksa dan mengikuti tahapan
perkembangan anak)
2. Mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya).
Penyapihan alami adalah cara yang paling dianjurkan. Mengapa? Karena secara
psikologis, dampaknya paling ringan. Ketahuilah, pada awal proses
penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah. Dengan penyapihan alami, semua
itu bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya
ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang. Sementara dalam mother
led weaning yang dibutuhkan adalah kesiapan mental ibu juga dukungan dari
lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan
kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak anak bermain. Bila sudah mantap
untuk menyapih, lakukanlah penyapihan dengan sabar dan tidak terburu-buru
karena sikap ibu dalam menyapih berpengaruh pada kesiapan si balita.

Persiapan penyapihan
• Suplai ASI anda akan berkurang secara bertahap seiring dengan berkurangnya
bayi mengisap payudara anda.
• Sesuaikan dengan usia dan kebutuhan bayi, susu dapat diberikan melalui
sebuah cangkir atau botol.
• Mulailah dengan tidak menawarkan menyusui bila anda melihat bayi anda
mulai meminta menyusui, kemudian dikurangi porsinya satu kali setiap
beberapa hari atau satu porsi tiap minggunya, semua tergantung pada
kenyamanan ibu, dan kesediaan bayi untuk bekerja sama.
• Pastikan Anda masih memberi bayi Anda banyak pelukan dan lebih banyak
waktu dengan Anda. Yakinkan bayi anda bahwa dengan tidak diberikannya ASI,
anda tidak mengurangi perhatian dan kasih sayang anda padanya.
• Jika payudara menjadi membesar, keluarkan ASI dengan menggunakan pompa
atau tangan anda. Jangan mencoba untuk mengosongkan payudara karena akan
merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak lagi.


Apabila memang (terpaksa) harus melakukan PROSES PENYAPIHAN MENDADAK ,
berikut ini Tipsnya:

1. Komunikasi. Bicarakan situasi yang terjadi pada anak (terutama anak di
atas satu tahun). Bina komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa
kecil usia anak anda, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk
mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.

2. Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar, karena biasanya pada saat
itu anak dapat menerima minuman selain ASI.

3. Alihkan perhatiannya pada mainan yang ia suka sambil memberikan
makanan/minuman lain sehingga anak tidak mencari-cari ASI.

4. Coba berikan susu formula yang memiliki rasa mendekati ASI. Anak usia
diatas 1 tahun dapat diberikan susu UHT.

5. Hadirkan sosok penggati ibu yang biasa membuat anak merasa nyaman saat
ibu tidak bisa berada di dekatnya.


Berikut ini Tips dalam PROSES PENYAPIHAN BERTAHAP:

1. Sapih anak dalam keadaan sehat. Hindari saat anak sedang sakit, marah
arau sedih, karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.

2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat
berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu,
berbicaralah pada anak keinginan anda untuk menyapihnya walaupun kemampuan
komunikasinya berlum berkembang baik, misal, “Sayang, minum susunya siang
ini diganti dengan jus apel ya…. Enak loh jus apelnya, nih mami juga
minum….”

3. Penjelasan logis. Jelaskan pada anak secara logis mengapa ia harus
berhenti menyusu pada ibunya. Umpamanya, karena anak sudah berusia 2 tahun,
sudah pintar makan nasi, buah, sayur dan sebagainya.

4. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena
waktu selama 2 tahun sudah lebih dari cukup.

5. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa
tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai. Alihkan perhatian anak /
sibukkan anak dengan hal lain. Bisa dengan membacakan buku ke anak, bermain,
bernyanyi, dsb. Hingga anak melupakan saat menyusu.

6. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak
rewel, terjatuh, atau menangis.

7. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan
yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.

8. Jangan mengoleskan obat merah/memberi plester/jamu-jamuan pada puting
susu. Hal ini dapat menyebabkan keracunan pada anak. Selain itu, dampaknya,
anak akan merasa ditolak oleh ibu dan merasa tidak dicintai apalagi jika ibu
melakukannya dengan tiba-tiba. Efek panjangnya, anak mengalami kesulitan
untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain.

9. Hindari secara tiba-tiba menitipkan anak di rumah neneknya selama
berminggu-minggu, atau ke tampat pengasuhan anak setiap hari, karena proses
adaptasi anak tidak cepat. Ia butuh waktu untuk merasa nyaman dengan
lingkungan barunya, sebab proses penyapihan dengan cara menitipkan ke tempat
lain membuat anak merasa tertekan. Ia harus beradaptasi dengan 2 hal
sekaligus: kehilangan ASI dan berada pada tempat baru.

10. Jangan menyapih anak dengan mengalihkannya ke benda lain seperti empeng
atau botol susu. Meski tidak ada larangan khusus, empeng atau dot berpeluang
besar membuat anak jadi “malas makan”. Empeng juga berisiko membuat anak
memiliki ikatan emosional yang kuat pada benda tersebut, sehingga kelak akan
sulit mengubah kebiasaan mengempengnya. Selain itu bentuk anatomi gigi akan
berubah menjadi maju/tonggos.

11. Hindari pemaksaan. Jika anak belum siap, ibu perlu mencari tahu
penyebabnya. Mungkin ia sedang sakit atau apakah sikap ibu kurang sabar?
Anak yang menolak disapih akan menunjukan reaksi kesal atau marah dengan
menangis, rewel, gelisah atau lebih banyak diam.

12. Untuk menghilangkan kebiasaan menyusui sebelum tidur, anda harus
memiliki rutinitas sebelum tidur atau tidur siang yang meliputi
kegiatan-kegiatan seperti: membaca cerita sebelum tidur, menggosok punggung
dan menawarkan susu pengganti ASI, gosok gigi dan piyama.

13. Jika anak terbangun malam hari untuk minta ASI, usahakan agar ayah yang
bangun untuk memberikan air putih dan mengajak kembali anak tidur dengan
kata-kata yang lembut atau memberikan pelukan sampai anak tertidur. Bila Ibu
yang datang menghampiri buah hati, besar kemungkinan anak akan
menangis/merengek-rengek minta ASI.

14. Pegang dan peluk bayi saat anda memberinya susu botol. Cobalah untuk
membuat suasana hangat dan nyaman ketika menyusui dengan botol. Jangan
menyangga botol di kursi bayi atau membiarkan bayi memegang sendiri dan anda
pergi. Ajak ayah, kakek, nenek dan saudara yang lain ikut serta memberi susu
botol sehingga bayi dapat berhubungan dengan orang lain dan akan memudahkan
anda bila akan meninggalkannya di rumah.



Bagaimana bila bayi Anda menolak botol?
- Bayi mungkin akan menolak pada awalnya, sebaiknya anda tetap tenang dan
mulai perlahan. Perkenalkan ujung dot dengan menyentuh bibir bayi secara
perlahan. Jangan masukkan dot botol dengan paksa ke dalam mulutnya. Biarkan
bayi sendiri yang menarik dot untuk masuk ke dalam mulutnya, jika bayi
tampak nyaman dengan dot dari botol susunya, artinya anda sudah berhasil
mengajarkan anak minum dari botol.

- Pilihlah waktu untuk memperkenalkan botol ketika bayi agak lapar. Jangan
mencoba botol ketika bayi pada keadaan sangat lapar karena dia cenderung
menjadi marah dan frustrasi.
-
Jangan menghabiskan waktu lebih dari 10 menit setiap kali mencoba botol
sehingga bayi dan ibu tidak terlalu frustrasi.



Bagaimana jika Anda memiliki masalah dengan penyapihan?
Kemunduran dalam penyapihan dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk
stres, perubahan besar dalam proses makan atau kebiasaan tidur, atau
penyakit. Jika terjadi kemunduran seperti itu, sebaiknya tunggu sampai
situasi membaik atau penyakit sudah berakhir, kemudian proses penyapihan
dapat dilanjutkan.


Semoga dengan artikel ini, ibu-ibu yang berencana menyapih bayinya dapat
berjalan dengan baik dan penuh cinta…..


Dirangkum dari bebagai sumber online. Semoga bermanfaat.

Dr. Rouli Nababan, SpA


2010/5/5 Rena Aja <rena_aja...@yahoo.co.id>

> anak laki2 saya usianya sekarang 2tahun 4bulan
> sudah mulai disapih sejak usia 2 tahun
> tapi saya kurang konsisten,
> tidak tega melihatnya merengek atau ketika makannya sedang sulit karena
> sakit, masih saya berikan tapi relatif sedikit dibandingkan 2tahun pertama
> yang full tanpa formula.
>
> sekarang ketika saya serius untuk menyapihnya, dia jadi agresif sekali.
> lebih sering marah yang cenderung membahayakan dirinya, misalnya menghempas
> badan kelantai atau menabrakkan badannya ke benda tertentu klo keinginannya
> untuk minum asi datang.
>
> hiks..qo sulit sekali ya rasanya?...
>
>
>
>


-- 


Wassalam
Anies "Bunda Fadh"

Kirim email ke