Mbak Puji,

Ya, lebih baik konsultasikan lagi dengan DSOG nya, beliau yang lebih tahu
kondisi kehamilan mbak yang sekarang, kan? :)

Tanyakan juga, apa memang diperlukan step 'pencegahan' seperti itu -- 3 hari
konsumsi = 9x dosis obat (or 18x kalau dihitung dengan usia kandungan 20
minggu kemarin).  Apalagi mbak tidak punya indikasi bahkan history kontraksi
atau masalah lain dalam 2x masa kehamilan selama ini yang butuh obat jenis
ini.
Beliau pasti bisa menjelaskan apa memang sudah diperlukan tindakan
'pencegahan' itu untuk kasus kehamilan mbak ..

Refer to pengalaman pribadi, resep obat ini memang diberikan kalau ada
indikasi kontraksi dini and/or mencegah persalinan prematur dan selalu
disertai dengan advice bed-rest.  Bahkan saya sempat 'nego' dengan DSOG nya
untuk 'berjanji' akan bed-rest lebih intens dan menginformasikan beliau
bahwa saya mulai mengurangi dosis obat ini hingga akhirnya stop mengingat
efek 'debaran jantung' nya yang buat saya tidak nyaman. Untungnya 'nego'
saya dikabulkan :)
Masa kehamilan Luigi, akhinya bisa said good bye dengan obat kini karena
bersyukur tidak mengalami minor bleeding & kontraksi seperti 3 kehamilan
sebelumnya, aktif seperti biasa, long distance travels beberapa kali, dan
tetap menyusui kakaknya Aleta :)

cheers,
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi


2010/6/9 Tri Puji Rahayu <tprah...@indovision.tv>

> Waktu kemarin ( minggu ke 20 ) aku kan ke dokter, bilang kalo mau ke Taman
> Matahari anter Fira perpisahan. Sama dokternya dikasih duvadilan mbak,
> katanya minum satu jam sebelum berangkat, siang dan malam. Sampe 3 hari.
> Setelah itu, jika tidak ada keluhan bisa dihentikan. Persepsi aku untuk
> outing yang sekarang, mungkin sama ya...????
> Sebelumnya tidak ada keluhan kontraksi/ bleeding apapun mbak ? Katanya
> sebagai obat penguat saja. Benar g ya ? Atau aku tanyakan lagi ke dokternya
> ya  mbak ?
>
>
<deleted>

Kirim email ke