*Esp buat Bu Mod tersayang..;-)*

Browse: Home <http://milissehat.web.id/> / For
Parents<http://milissehat.web.id/?cat=6>,
Guidelines <http://milissehat.web.id/?cat=1> / Demam tanpa Penyebab yang
Jelas (Fever Without Source)
 http://milissehat.web.id/?p=515 Demam tanpa Penyebab yang Jelas (Fever
Without Source) <http://milissehat.web.id/?p=515>

By admin <http://milissehat.web.id/?author=1> on January 23, 2010

*Demam tanpa Penyebab yang Jelas/ (Fever Without Source/FWS)*

*Demam adalah salah satu gejala paling umum yang menyebabkan anak dibawa ke
dokter (19%-30% alasan kunjungan).1 Definisi demam di sini adalah suhu
rektal ≥ 380C pada bayi (anak ≤ 1 tahun).2,3 Sedang pada anak ≥ 1 tahun
definisinya adalah suhu rektal ≥ 38,40C atau oral (mulut) ≥ 37,80C.3 *

*5%-20% anak yang mengalami demam tidak memiliki sumber infeksi yang jelas,
bahkan setelah riwayat penyakit diteliti dan pemeriksaan fisik
dilakukan.1,4Dari 20% ini, sebagian besar terkait dengan infeksi virus
yang akan sembuh
dengan sendirinya.1,3,4 Sebab penting lainnya pada usia di bawah 2 tahun
adalah ISK (3%-4% pada anak laki-laki dan 8%-9% pada anak perempuan). *

*Namun pada sebagian kecil anak, demam tanpa penyebab yang jelas (FWS)
mungkin didasari adanya bakteri dalam peredaran darahnya yang jika tidak
ditangani dengan tepat dapat menyebabkan infeksi bakteri yang berat seperti
pneumonia (infeksi pada paru-paru), osteomyelitis (infeksi pada tulang) dan
meningitis (infeksi pada selaput otak).2,3,4 Karena itu penanganan FWS
sangat penting untuk diketahui, terutama untuk anak di bawah 3 tahun di mana
hal ini cukup sering ditemui. *

*Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik*

Yang paling penting dilakukan dalam menangani *FWS* adalah mengenali apakah
anak tampak baik-baik saja, sakit, atau toksik.5 Yang dimaksud dengan toksik
adalah kondisi pucat atau kebiruan, dengan napas dan denyut nadi yang cepat,
sulit ditenangkan, dan letargi (keadaan di mana anak tidak dapat
berinteraksi dengan orang atau benda di sekelilingnya, tidak mengenali orang
tua, atau menurun drastisnya kontak mata).2,6

Anak yang tampak baik-baik saja hanya memiliki < 3% kemungkinan infeksi
bakteri berat. Anak yang tampak sakit memiliki 26% kemungkinan, dan anak
yang tampak toksik memiliki 92% kemungkinan infeksi bakteri berat.5

Gejala atau tanda yang dapat menunjukkan penyebab tertentu demam harus
diteliti. Misalnya riwayat anak menarik-narik telinganya (otitis media),
batuk (masalah saluran pernapasan), muntah/diare (masalah saluran cerna),
atau menangis saat buang air kecil (ISK).5

Selain itu riwayat kesehatan anak juga harus diperhatikan, misalnya hal-hal
sebagai berikut:

   - Anak dengan penyakit kronis yang menurunkan sistem kekebalan tubuh
   (seperti leukemia, HIV, diabetes, atau kelainan jantung bawaan) membutuhkan
   penanganan *FWS* yang lebih agresif.2
   - Anak yang baru saja menggunakan antibiotik juga membutuhkan penanganan
   lebih agresif karena anak-anak ini cenderung tidak tampak sakit.
   - Satu lagi yang harus diperhatikan adalah apakah anak tersebut menjalani
   hari-harinya di penitipan anak (*day care*). Anak-anak yang dititipkan di
   *day care *dan sering mengalami otitis media memiliki risiko lebih besar
   untuk mengalami pneumonia.

*Penanganan*

Dasar penanganan yang paling penting adalah apakah anak tampak toksik atau
tidak.

*Semua anak ≤ 3 tahun yang tampak toksik harus menjalani pemeriksaan di
rumah sakit untuk meneliti kemungkinan sepsis (bakteri dalam peredaran
darah) atau meningitis.6 *

Penanganan dengan *FWS* yang *tidak tampak toksik* dibagi menjadi 3 berdasar
kelompok usia: < 28 hari, 28-90 hari, dan 3-36 bulan.

   - Bayi < 28 hari

Pada kelompok usia ini, semua yang mengalami demam harus menjalani evaluasi
di rumah sakit.6 Pemeriksaan yang dilakukan adalah:3

ü        Hitung darah (eritrosit/darah merah, leukosit/darah putih dan
jenis-jenisnya, platelet)

ü        Kultur darah

ü        Pemeriksaan dan kultur urin (melalui kateter atau pungsi
suprapubik)

ü        Pungsi lumbar untuk analisis dan kultur cairan serebrospinal (dari
tulang belakang)

ü        Kultur dan pemeriksaan feses

ü        X-ray dada

Selain itu juga diberikan antibiotik.

Akhir-akhir ini banyak ahli yang menyarankan agar pemberian antibiotik dan
perawatan di rumah sakit dilakukan hanya pada bayi dengan *FWS* yang berusia
< 7 hari.3,6 Sedang pada bayi antara 7-28 hari yang memenuhi kriteria risiko
rendah untuk infeksi bakteri berat, penanganan dapat dilakukan dengan
pemeriksaan di atas tanpa diikuti pemberian antibiotik. Bayi diobservasi
hingga hasil pemeriksaan di atas diperoleh. Jika kultur bakteri negatif,
maka bayi tidak memerlukan antibiotik dan dapat diobservasi di rumah dengan
catatan:

ü        Orang tua dapat mengobservasi bayi dengan cermat

ü        Terdapat akses yang mudah untuk memperoleh pelayanan medis

ü        Dan terjaminnya follow-up si bayi

Yang termasuk dalam kriteria risiko rendah adalah sebagai berikut:2,6

*Kriteria Rochester untuk Mengidentifikasi Risiko Rendah Infeksi Bakteri
Berat pada Bayi Berusia < 90 Hari dengan FWS: *

ü        Bayi tampak baik-baik saja

ü        Bayi sebelumnya selalu dalam keadaan sehat:

   - Lahir cukup bulan (≥ 37 minggu kehamilan)
   - Tidak ada riwayat pemberian antibiotik sebelum, saat, dan setelah
   kelahiran
   - Tidak ada riwayat pengobatan hiperbilirubinemia (kuning/jaundice) tanpa
   sebab
   - Tidak ada riwayat perawatan di rumah sakit
   - Tidak ada penyakit kronis atau kongenital
   - Tidak dirawat di rumah sakit lebih lama dari ibu

ü        Tidak ada bukti infeksi kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau
telinga

ü        Hasil laboratorium:

   - Sel darah putih 5,000-15,000 per mm3
   - Hitung sel batang (salah satu jenis sel darah putih) 1,500 per mm3
   - ≤10 sel darah putih per lapang pandang besar (LPB) pada pemeriksaan
   urin mikroskopis
   - ≤ 5 sel darah putih per LPB pada pemeriksaan feses mikroskopis bayi
   dengan diare

Antibiotik yang digunakan untuk kelompok usia ini adalah:3

ü        Ampicillin 100-200 mg/kg/hari intravena dalam dosis yang dibagi
setiap 6 jam dan gentamicin 7.5 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 8
jam

ü        Atau ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam 1 dosis

ü        Atau cefotaxime, 150 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 8
jam

   - Bayi 28-90 hari

Pada kelompok usia ini, bayi juga dikelompokkan dalam risiko rendah atau
risiko tinggi dengan Kriteria Rochester di atas. Jika bayi memiliki risiko
tinggi, maka selain dilakukan pemeriksaan lengkap, juga diberikan
antibiotik.2

Jika bayi masuk dalam kategori risiko rendah, maka ada 2 pilihan. Yang
pertama adalah melakukan kultur darah, urin, pungsi lumbar, dan pemberian
antibiotik di rumah sakit. Pilihan kedua adalah melakukan kultur urin dan
observasi tanpa pemberian antibiotik, kecuali jika hasil kultur diketahui
positif. Apapun pilihan yang diambil, evaluasi follow-up harus dilakukan
dalam waktu 24-48 jam.2,3 Keputusan untuk melakukan observasi di rumah atau
rumah sakit kembali lagi pada kemampuan orang tua melakukan observasi dengan
cermat, kemudahan akses pelayanan kesehatan, dan terjaminnya follow-up.

Antibiotik yang dipilih sama dengan kelompok usia < 28 hari.3

   - Anak 3-36 bulan

Pada kelompok usia ini, yang pertama dilakukan adalah mengelompokkan apakah
demam si anak < 390C atau ≥ 390C.2,3,6

ü        Demam < 390C

Yang harus dilakukan adalah pengambilan riwayat penyakit dan pemeriksaan
fisik yang teliti untuk mencoba mencari penyebab demam.2 Umumnya tidak perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemberian antibiotik jika anak tampak
baik-baik saja, cukup diberikan antipiretik. Namun orang tua atau caregiver
harus membawa anak kembali jika demam terus berlanjut dalam 2-3 hari atau
jika kondisi anak memburuk.

ü        Demam ≥ 390C

Rekomendasi terbaru untuk kelompok ini adalah:2,3,6

   - Kultur urin pada semua anak < 2 tahun yang diresepkan antibiotik
   - X-ray dada pada anak dengan sesak napas, laju napas yang cepat, ronkhi
   (bunyi tidak normal saat diperiksa dengan stetoskop), bunyi napas yang
   menurun, atau saturasi oksigen (dengan oksimeter) < 95%. Juga pada anak
   tanpa gejala tersebut yang memiliki leukosit > 20.000/mm3
   - Kultur feses jika ada lendir atau darah pada feses, atau ada > 5
   leukosit per LPB pada pemeriksaan feses mikroskopis
   - Kultur darah

Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Pendapat pertama adalah melakukan
kultur darah pada semua anak dengan demam ≥ 390C. Pendapat kedua adalah
melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan leukosit > 15.000/mm3.
Pendapat ketiga melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan
leukosit > 18.000/mm3. Sedangkan pendapat yang cukup baru menekankan pada
jumlah neutrofil (salah satu jenis leukosit, terdiri atas bentuk batang dan
segmen). Jika neutrofil ≥ 10.000/mm3, baru dilakukan kultur darah.

   - Pemberian antibiotik

Antibiotik diberikan dengan kriteria yang sama seperti penentuan perlu
tidaknya kultur darah. Pemberian antibiotik juga dapat dipertimbangkan jika
orang tua atau caregiver tidak dapat diandalkan untuk melakukan evaluasi
follow-up.

Antibiotik yang dipilih adalah ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam dosis
tunggal atau cefuroxime, 150-200 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap
6-8 jam.

   - Follow-up dalam 24-48 jam

Untuk melihat algoritma penanganan demam tanpa penyebab yang jelas pada anak
< 3 tahun, mohon merujuk pada sumber nomor 2. *(NIH)*

Sumber:

   1. Finkelstein JA, Christiansen CL, Platt R. Fever in Pediatric Primary
   Care: Occurrence, Management, and Outcomes. PEDIATRICS Vol. 105 No. 1
   Supplement January 2000, pp. 260-266. Available from
   
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/105/1/S2/260<tp://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/105/1/S2/260>
   2. Luszczak M. Evaluation and Management of Infants and Young Children
   with Fever. 
AFP<http://www.aafp.org/online/en/home/publications/journals/afp.html>
Vol.
   64/No. 7 (October 1, 2001)<http://www.aafp.org/afp/20011001/contents.html>.
   Available from
http://www.aafp.org/afp/20011001/1219.html<tp://www.aafp.org/afp/20011001/1219.html>
   3. Brook I. Unexplained Fever in Young Children: How to Manage Severe
   Bacterial Infection. BMJ  2003;327:1094-1097 (8 November). Available from
   
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/327/7423/1094<tp://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/327/7423/1094>
   4. Baraff LJ. Management of Fever without Source in Infants and Children.
   Ann Emerg 
Med.<javascript:AL_get(this,%20'jour',%20'Ann%20Emerg%20Med.');>2000
Dec;36(6):602-14. Available from
   
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=11097701<tp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=11097701>
   5. Evidence based clinical practice guideline for fever of uncertain
   source in children 2 to 36 months of age. Cincinnati (OH): Cincinnati
   Children’s Hospital Medical Center; 2003 Oct 27. 12 p. Available from
   
http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5613&nbr=3783<tp://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5613&nbr=3783>
   6. Park JW. Fever without Source in Children. Vol 107 / No 2 / February
   2000 / Postgraduate Medicine. Available from
   
http://www.postgradmed.com/issues/2000/02_00/park.htm<tp://www.postgradmed.com/issues/2000/02_00/park.htm>



-- 
Lusika Yuliana - Uci ma2Kavin+Ija
http://oetjipop.mulltiply.com

Kirim email ke