Bu Uci...
ada artikel penanganan FWS yg buat anak2 diatas 5 tahun? seingat gue putra
mbak Lita yg lagi sakit sudah keluar dari kategori balita...

tolong di share yahhh

gua baru tau kalau istilahnya bisa FWS juga hehehe, selama ini gua taunya
FUO (Fever of Unknown Origin)...

-b-



2010/8/24 LUSIKA Yuliana <uci.lus...@gmail.com>

>
> *Esp buat Bu Mod tersayang..;-)*
>
>
> Browse: Home <http://milissehat.web.id/> / For 
> Parents<http://milissehat.web.id/?cat=6>,
> Guidelines <http://milissehat.web.id/?cat=1> / Demam tanpa Penyebab yang
> Jelas (Fever Without Source)
>  http://milissehat.web.id/?p=515 Demam tanpa Penyebab yang Jelas (Fever
> Without Source) <http://milissehat.web.id/?p=515>
>
> By admin <http://milissehat.web.id/?author=1> on January 23, 2010
>
> *Demam tanpa Penyebab yang Jelas/ (Fever Without Source/FWS)*
>
> *Demam adalah salah satu gejala paling umum yang menyebabkan anak dibawa
> ke dokter (19%-30% alasan kunjungan).1 Definisi demam di sini adalah suhu
> rektal ≥ 380C pada bayi (anak ≤ 1 tahun).2,3 Sedang pada anak ≥ 1 tahun
> definisinya adalah suhu rektal ≥ 38,40C atau oral (mulut) ≥ 37,80C.3 *
>
> *5%-20% anak yang mengalami demam tidak memiliki sumber infeksi yang
> jelas, bahkan setelah riwayat penyakit diteliti dan pemeriksaan fisik
> dilakukan.1,4 Dari 20% ini, sebagian besar terkait dengan infeksi virus
> yang akan sembuh dengan sendirinya.1,3,4 Sebab penting lainnya pada usia
> di bawah 2 tahun adalah ISK (3%-4% pada anak laki-laki dan 8%-9% pada anak
> perempuan). *
>
> *Namun pada sebagian kecil anak, demam tanpa penyebab yang jelas (FWS)
> mungkin didasari adanya bakteri dalam peredaran darahnya yang jika tidak
> ditangani dengan tepat dapat menyebabkan infeksi bakteri yang berat seperti
> pneumonia (infeksi pada paru-paru), osteomyelitis (infeksi pada tulang) dan
> meningitis (infeksi pada selaput otak).2,3,4 Karena itu penanganan FWS
> sangat penting untuk diketahui, terutama untuk anak di bawah 3 tahun di mana
> hal ini cukup sering ditemui. *
>
> *Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik*
>
> Yang paling penting dilakukan dalam menangani *FWS* adalah mengenali
> apakah anak tampak baik-baik saja, sakit, atau toksik.5 Yang dimaksud
> dengan toksik adalah kondisi pucat atau kebiruan, dengan napas dan denyut
> nadi yang cepat, sulit ditenangkan, dan letargi (keadaan di mana anak tidak
> dapat berinteraksi dengan orang atau benda di sekelilingnya, tidak mengenali
> orang tua, atau menurun drastisnya kontak mata).2,6
>
> Anak yang tampak baik-baik saja hanya memiliki < 3% kemungkinan infeksi
> bakteri berat. Anak yang tampak sakit memiliki 26% kemungkinan, dan anak
> yang tampak toksik memiliki 92% kemungkinan infeksi bakteri berat.5
>
> Gejala atau tanda yang dapat menunjukkan penyebab tertentu demam harus
> diteliti. Misalnya riwayat anak menarik-narik telinganya (otitis media),
> batuk (masalah saluran pernapasan), muntah/diare (masalah saluran cerna),
> atau menangis saat buang air kecil (ISK).5
>
> Selain itu riwayat kesehatan anak juga harus diperhatikan, misalnya hal-hal
> sebagai berikut:
>
>    - Anak dengan penyakit kronis yang menurunkan sistem kekebalan tubuh
>    (seperti leukemia, HIV, diabetes, atau kelainan jantung bawaan) membutuhkan
>    penanganan *FWS* yang lebih agresif.2
>    - Anak yang baru saja menggunakan antibiotik juga membutuhkan
>    penanganan lebih agresif karena anak-anak ini cenderung tidak tampak sakit.
>    - Satu lagi yang harus diperhatikan adalah apakah anak tersebut
>    menjalani hari-harinya di penitipan anak (*day care*). Anak-anak yang
>    dititipkan di *day care *dan sering mengalami otitis media memiliki
>    risiko lebih besar untuk mengalami pneumonia.
>
> *Penanganan*
>
> Dasar penanganan yang paling penting adalah apakah anak tampak toksik atau
> tidak.
>
> *Semua anak ≤ 3 tahun yang tampak toksik harus menjalani pemeriksaan di
> rumah sakit untuk meneliti kemungkinan sepsis (bakteri dalam peredaran
> darah) atau meningitis.6 *
>
> Penanganan dengan *FWS* yang *tidak tampak toksik* dibagi menjadi 3
> berdasar kelompok usia: < 28 hari, 28-90 hari, dan 3-36 bulan.
>
>    - Bayi < 28 hari
>
> Pada kelompok usia ini, semua yang mengalami demam harus menjalani evaluasi
> di rumah sakit.6 Pemeriksaan yang dilakukan adalah:3
>
> ü        Hitung darah (eritrosit/darah merah, leukosit/darah putih dan
> jenis-jenisnya, platelet)
>
> ü        Kultur darah
>
> ü        Pemeriksaan dan kultur urin (melalui kateter atau pungsi
> suprapubik)
>
> ü        Pungsi lumbar untuk analisis dan kultur cairan serebrospinal (dari
> tulang belakang)
>
> ü        Kultur dan pemeriksaan feses
>
> ü        X-ray dada
>
> Selain itu juga diberikan antibiotik.
>
> Akhir-akhir ini banyak ahli yang menyarankan agar pemberian antibiotik dan
> perawatan di rumah sakit dilakukan hanya pada bayi dengan *FWS* yang
> berusia < 7 hari.3,6 Sedang pada bayi antara 7-28 hari yang memenuhi
> kriteria risiko rendah untuk infeksi bakteri berat, penanganan dapat
> dilakukan dengan pemeriksaan di atas tanpa diikuti pemberian antibiotik.
> Bayi diobservasi hingga hasil pemeriksaan di atas diperoleh. Jika kultur
> bakteri negatif, maka bayi tidak memerlukan antibiotik dan dapat diobservasi
> di rumah dengan catatan:
>
> ü        Orang tua dapat mengobservasi bayi dengan cermat
>
> ü        Terdapat akses yang mudah untuk memperoleh pelayanan medis
>
> ü        Dan terjaminnya follow-up si bayi
>
> Yang termasuk dalam kriteria risiko rendah adalah sebagai berikut:2,6
>
> *Kriteria Rochester untuk Mengidentifikasi Risiko Rendah Infeksi Bakteri
> Berat pada Bayi Berusia < 90 Hari dengan FWS: *
>
> ü        Bayi tampak baik-baik saja
>
> ü        Bayi sebelumnya selalu dalam keadaan sehat:
>
>    - Lahir cukup bulan (≥ 37 minggu kehamilan)
>    - Tidak ada riwayat pemberian antibiotik sebelum, saat, dan setelah
>    kelahiran
>    - Tidak ada riwayat pengobatan hiperbilirubinemia (kuning/jaundice)
>    tanpa sebab
>    - Tidak ada riwayat perawatan di rumah sakit
>    - Tidak ada penyakit kronis atau kongenital
>    - Tidak dirawat di rumah sakit lebih lama dari ibu
>
> ü        Tidak ada bukti infeksi kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau
> telinga
>
> ü        Hasil laboratorium:
>
>    - Sel darah putih 5,000-15,000 per mm3
>    - Hitung sel batang (salah satu jenis sel darah putih) 1,500 per mm3
>    - ≤10 sel darah putih per lapang pandang besar (LPB) pada pemeriksaan
>    urin mikroskopis
>    - ≤ 5 sel darah putih per LPB pada pemeriksaan feses mikroskopis bayi
>    dengan diare
>
> Antibiotik yang digunakan untuk kelompok usia ini adalah:3
>
> ü        Ampicillin 100-200 mg/kg/hari intravena dalam dosis yang dibagi
> setiap 6 jam dan gentamicin 7.5 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 8
> jam
>
> ü        Atau ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam 1 dosis
>
> ü        Atau cefotaxime, 150 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 8
> jam
>
>    - Bayi 28-90 hari
>
> Pada kelompok usia ini, bayi juga dikelompokkan dalam risiko rendah atau
> risiko tinggi dengan Kriteria Rochester di atas. Jika bayi memiliki risiko
> tinggi, maka selain dilakukan pemeriksaan lengkap, juga diberikan
> antibiotik.2
>
> Jika bayi masuk dalam kategori risiko rendah, maka ada 2 pilihan. Yang
> pertama adalah melakukan kultur darah, urin, pungsi lumbar, dan pemberian
> antibiotik di rumah sakit. Pilihan kedua adalah melakukan kultur urin dan
> observasi tanpa pemberian antibiotik, kecuali jika hasil kultur diketahui
> positif. Apapun pilihan yang diambil, evaluasi follow-up harus dilakukan
> dalam waktu 24-48 jam.2,3 Keputusan untuk melakukan observasi di rumah
> atau rumah sakit kembali lagi pada kemampuan orang tua melakukan observasi
> dengan cermat, kemudahan akses pelayanan kesehatan, dan terjaminnya
> follow-up.
>
> Antibiotik yang dipilih sama dengan kelompok usia < 28 hari.3
>
>    - Anak 3-36 bulan
>
> Pada kelompok usia ini, yang pertama dilakukan adalah mengelompokkan apakah
> demam si anak < 390C atau ≥ 390C.2,3,6
>
> ü        Demam < 390C
>
> Yang harus dilakukan adalah pengambilan riwayat penyakit dan pemeriksaan
> fisik yang teliti untuk mencoba mencari penyebab demam.2 Umumnya tidak
> perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemberian antibiotik jika anak
> tampak baik-baik saja, cukup diberikan antipiretik. Namun orang tua atau
> caregiver harus membawa anak kembali jika demam terus berlanjut dalam 2-3
> hari atau jika kondisi anak memburuk.
>
> ü        Demam ≥ 390C
>
> Rekomendasi terbaru untuk kelompok ini adalah:2,3,6
>
>    - Kultur urin pada semua anak < 2 tahun yang diresepkan antibiotik
>    - X-ray dada pada anak dengan sesak napas, laju napas yang cepat,
>    ronkhi (bunyi tidak normal saat diperiksa dengan stetoskop), bunyi napas
>    yang menurun, atau saturasi oksigen (dengan oksimeter) < 95%. Juga pada 
> anak
>    tanpa gejala tersebut yang memiliki leukosit > 20.000/mm3
>    - Kultur feses jika ada lendir atau darah pada feses, atau ada > 5
>    leukosit per LPB pada pemeriksaan feses mikroskopis
>    - Kultur darah
>
> Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Pendapat pertama adalah melakukan
> kultur darah pada semua anak dengan demam ≥ 390C. Pendapat kedua adalah
> melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan leukosit > 15.000/mm3.
> Pendapat ketiga melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan
> leukosit > 18.000/mm3. Sedangkan pendapat yang cukup baru menekankan pada
> jumlah neutrofil (salah satu jenis leukosit, terdiri atas bentuk batang dan
> segmen). Jika neutrofil ≥ 10.000/mm3, baru dilakukan kultur darah.
>
>    - Pemberian antibiotik
>
> Antibiotik diberikan dengan kriteria yang sama seperti penentuan perlu
> tidaknya kultur darah. Pemberian antibiotik juga dapat dipertimbangkan jika
> orang tua atau caregiver tidak dapat diandalkan untuk melakukan evaluasi
> follow-up.
>
> Antibiotik yang dipilih adalah ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam dosis
> tunggal atau cefuroxime, 150-200 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap
> 6-8 jam.
>
>    - Follow-up dalam 24-48 jam
>
> Untuk melihat algoritma penanganan demam tanpa penyebab yang jelas pada
> anak < 3 tahun, mohon merujuk pada sumber nomor 2. *(NIH)*
>
> Sumber:
>
>    1. Finkelstein JA, Christiansen CL, Platt R. Fever in Pediatric Primary
>    Care: Occurrence, Management, and Outcomes. PEDIATRICS Vol. 105 No. 1
>    Supplement January 2000, pp. 260-266. Available from
>    http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/105/1/S2/260
>    2. Luszczak M. Evaluation and Management of Infants and Young Children
>    with Fever. 
> AFP<http://www.aafp.org/online/en/home/publications/journals/afp.html> Vol.
>    64/No. 7 (October 1, 2001)<http://www.aafp.org/afp/20011001/contents.html>.
>    Available from http://www.aafp.org/afp/20011001/1219.html
>    3. Brook I. Unexplained Fever in Young Children: How to Manage Severe
>    Bacterial Infection. BMJ  2003;327:1094-1097 (8 November). Available from
>    http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/327/7423/1094
>    4. Baraff LJ. Management of Fever without Source in Infants and
>    Children. Ann Emerg Med. 2000 Dec;36(6):602-14. Available from
>    
> http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=11097701
>    5. Evidence based clinical practice guideline for fever of uncertain
>    source in children 2 to 36 months of age. Cincinnati (OH): Cincinnati
>    Children’s Hospital Medical Center; 2003 Oct 27. 12 p. Available from
>    http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5613&nbr=3783
>    6. Park JW. Fever without Source in Children. Vol 107 / No 2 / February
>    2000 / Postgraduate Medicine. Available from
>    http://www.postgradmed.com/issues/2000/02_00/park.htm
>
>
>
> --
> Lusika Yuliana - Uci ma2Kavin+Ija
> http://oetjipop.mulltiply.com
>

Kirim email ke