hi mbak Sri Paulina,

Alternatif info lain tentang Hydrokel (hydrocele) yang cukup komprehensif
untuk dipahami bisa dilihat juga dari website-nya _Mayoclinic_ (website ini
termasuk yang selalu saya buka pertama kali kalau mau ingin tahu suatu
kondisi kesehatan/penyakit :))

Ini link yang bisa mbak baca lebih lanjut:
http://www.mayoclinic.com/health/hydrocele/DS00617
Di link tsb. ada guidelines beberapa pertanyaan yang bisa mbak konsultasikan
ke dokter dan pertanyaan yang mungkin/seharusnya ditanyakan oleh dokter
kepada mbak.

Dari yang bisa saya pahami untuk menjawab pertanyaan mbak:
* Sebagian besar hydrokel memang terjadi pada bayi laki2 sejak lahir
(congenital), selain itu ada kadang dialami populasi pria 40 dewasa (umumnya
karena injury atau infeksi).  Untuk kasusnya Gede Rama, bisa saja terjadi
sejak lahir tapi baru terdeteksi (terlihat secara fisik) sekarang.

* Dari 1-2 info yang saya baca, khusus untuk hydrokel pada bayi, umumnya
memberikan tenggang waktu observasi selama 1 tahun, kecuali jika di tengah
masa tenggang waktu itu ada kondisi serius (mis. membesar atau nyeri, dll.)
Kalau memang kasusnya Gede Rama 'bukan bersifat emergency', apa memang sudah
dikonsultasikan untuk menunggu hingga dia berusia 1 tahun saja, apalagi dari
observasi mbak kondisi si kecil masih normal2 saja.
Apa mungkin usia 1 tahun ke atas (dengan catatan tidak ada emergency) baby
dianggap OK untuk deal dengan operasi.  Mungkin waktu operasi ini bisa mbak
konsultasikan lagi dengan dokter bedahnya atau saat mbak mencari 2nd
opinion.
Pada link di atas, disebutkan juga kondisi hydrokel pada laki2 dewasa yang,
somehow, bisa hilang dengan sendirinya seiring waktu.

* Kalau memang Gede Rama dikonfirmasi mengalami congenital hydrokel (bawaan
lahir), biasanya dokter yang menangani juga akan sekaligus memeriksa
kemungkinan terjadinya hernia dan ini akan sekaligus dikoreksi (jika memang
ada) saat operasi nanti.

* Selain operasi, treatment lain yang dikenal disebut Aspirasi, tetapi
kayaknya tidak terlalu direkomendasi karena rawan infeksi dan risiko
kekambuhan lebih besar dibandingkan operasi.

* Kalau memang mbak ingin mencari 2nd opinion, mungkin bisa sekaligus
berkonsultasi dengan Spesialis bedah Anak, sub. specialis Urologi.

cheers,
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi

2011/4/15 Sri Pauliana <sripauli...@hotmail.com>

>
> Selamat pagi Moms & Bunda,
>
> Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu ya. Nama saya Sri Pauliana, saya ibu
> seorang putra dan bekerja.
> Saya ingin berbagi & meminta pendapat Moms & Bunda mengenai apa yang sedang
> saya alami dg putra saya.
> Terima kasih sebelumnya.
>
> Anak pertama saya, cowok, sekarang umur 5 bulan 7 hari. Saat lahir, ok-ok
> saja, nilai APGAR nya 9. Memasuki usia 1 bulan, bayi saya sering ngeden saat
> hendak pup sampai mukanya merah & seperti kesakitan, serta sering sekali
> ngulet (merentangkan badan). Akhirnya dokter spesialis anak menyarankan
> ganti sufor (oh ya, bayi saya mengkonsumsi ASI tapi tidak eksklusif).
> Setelah sufornya diganti, ngedennya normal-normal saja, tapi nguletnya masih
> aktif.
> Sejak usia 2 bulan, muncul benjolan di kemaluan sebelah kanan (sebelah
> kirinya normal). Setelah dicek ke dokter spesialis anak, saya diminta
> menunggu krn isi benjolan tsb berupa cairan yg nantinya seiring perkembangan
> bayi akan diserap oleh tubuh bayi, jadi diharapkan kempes dg sendirinya.
> Ternyata benjolan tidak mengecil walaupun usianya sekarang 5 bulan lebih.
> Saat ngeden hendak pup atau menangis, benjolan tidak membesar/mengecil,
> bentuknya tetap. Ketika dicek, dokter spesialis anak menyarankan konsul ke
> dokter bedah anak. Menurut dokter bedah anak, benjolan tersebut dinamakan
> Hydrokel & salurannya sudah tertutup sehingga cairan tidak dapat diserap
> oleh tubuh bayi, akan diam di sana & dikuatirkan menghambat perkembangan
> buah zakar. Disarankan untuk dioperasi dalam waktu dekat, walaupun tidak ada
> akibat fatal yang membahayakan bayi.
>
> Saya ingin menanyakan apa sebenarnya penyebab Hydrokel tsb dan apakah
> memungkinkan pengobatan/terapi tanpa operasi? Banyak yang bilang ini bawaan
> lahir, mengapa munculnya malah setelah usia tertentu?
>
> Bila ada yang tahu, saya minta rekomendasi dokter untuk second opinion.
>
> Maaf nih kalau kepanjangan. Terima kasih semuanya.
>
> Salam,
> Sri Pauliana
> Bunda Gede Rama
>
> <deleted>

Kirim email ke