Dear All, aku butuh pendapat ataupun pengalaman dari teman2 disini semua, jd gini pada saat istri hamil 38 minggu dokter obgyn menyarankan melakukan cek lab sebelum melahirkan, dari hasil lab diketahui istri saya ada infeksi di jalan lahirnya, untuk itu maka dokter memberikan obat antibiotik selama 1 minggu. setelah obat habis alhamdulillah anak saya yang kedua pun lahir, alhamdulillah anak saya lahir dengan selamat dan secara mata kasat sehat wal afiat, karena proses melahirkan telah selesai anak saya pun dihandle oleh DSA, karena ibunya pernah terdeteksi infeksi disaluran lahirnya anak sayapun diminta di cek darahnya untuk melihat kemungkinan ada infeksi atau tidak yg masuk dari jalan lahirnya setelah hasil lab keluar, dari 3 tes yang dilakukan ada 1 tes yang hasilnya agak tinggi (dari normal 0.2 anaknya saya kadarnya untuk tes tersebut 0.29) melihat hasil tes yg satu ini DSA ini langsung bilang bahwa bayi saya tidak boleh pulang dulu dan harus diberi pengobatan antibiotik tanpa penjelasan detail apa sih efeknya kalo ga diobatin dan juga tidak memberikan alternatif pengobatan lain untuk hal ini, saya berfikir mungkin pengobatannya cuma disuntik aja jd ya okelah boleh aja diobati dengan antibiotik selama anak saya tidak lepas dari ibunya untuk pemberian ASI eksklusif tapi ternyata dugaan saya salah, pengobatan dilakukan dengan cara model infus dari tangan dan dilakukan selama 5 hari dan bayi dimasukkan ke ruang perinatologi, sementara ibunya dibolehkan pulang. mengetahui ini istri saya langsung minta saya untuk menolak tindakan medis karena beberapa hal:
1. trauma waktu anak pertama yg dulu juga harus masuk ruang isolasi selama 5 hari juga karena mencret pada hari ke 3 setelah lahir, waktu itu anak saya tidak boleh ketemu dengan ibunya bahkan diberi asi pun tidak boleh, selama 3 hari anak saya diinfus tidak ada perkembangan dan selama 3 hari pula tangan anak saya banyak menerima tusukan jarum (sekitar 4 tusukan berbeda) untuk pemindahan saluran infus ditangannya, melihat ini istri saya stress dan langsung saya pun minta pulang paksa pada saat itu, akhirnya sampai dirumah mertua saya kasih perasan daun jambu (hanya1x) alhamdulilah anak saya pun sembuh...wow sungguh kasihan sekali anak saya harus mengalami ini tanpa hasil, efeknya setelah itu anak saya susah sekali menerima asi dari ibunya karena praktis merasa asing dengan puting susu ibunya..tp alhadulillah dengan usaha ekstra anak saya pun akhirnya bisa asi eksklusif karena trauma ini istri menolak untuk dilakukan tindakan medis tersebut, khawatir asi terbuang percuma selama anak saya dirawat, walaupun dokternya bilang ASI bisa diperas dan disimpan selama anak saya dirawat 2.walaupun hasil labnya ada yg tinggi sedikit kita (walaupun sebagai orang awam) meyakini bahwa ASI adalah makanan sekaligus antibiotik paling hebat dari obat apapun untuk bayi 3. bayi saya sampai hari kedua ini alhamdulillah sehat wal afiat dan minum ASInya pun sangat kuat sekali berdasarkan 3 hal tersebut, saya menyatakan keberatan untuk dilakukan tindakan medis dan saya pun diminta menandatangani surat penolakan tindakan medis. Dari keputusan saya ini saya berdoa dan berharap saya sudah mengambil keputusan yang tepat dari hal ini saya mohon sharenya teman2 bagi yang pernah mengalami hal ini, apakah ada cara pengobatan lain sekiranya memang perlu dilakukan pengobatan untuk pencegahan infeksi lebih lanjut, soalnya browsing diinternet kalo bayi ketularan infeksi karena bakteri pada saat melewati jalan lahir pada saat lahir umumnya efek jangka panjangnya itu ASMA ok deh sorry agak panjang nulisnya :), mohon sharing dan pendapatnya bunda dan yanda disini Thanks, Fauzie