msl alergi makanan kaitannya adl dg imunitas sesorg..
biasanya sih seiring pertambahan usia anak alergi bisa 'hilang' tp
bisa juga timbul kembali..

alergi sifatnya genetik juga...
mknya klo ortunya alergi sesuatu bs jd anaknya alergi juga..

lengkapnya aku share ARTIKEL ttg alergi ya..

Smoga bs bantu..

Alergi Makanan
http://www.sehatgroup.web.id/?p=90


Definisi

Istilah alergi makanan (food allergy) adalah bagian dari terminologi
yang lebih luas, yaitu hipersensitivitas makanan (food
hypersensitivity), diterjemahkan sebagai semua reaksi tak terduga yang
timbul berkaitan dengan makanan, dan dapat dibedakan atas:

1. Alergi makanan (food allergy), yang reaksinya berhubungan dengan
mekanisme imunologis, dan diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE),
ataupun non IgE.

2. Intoleransi makanan (food intolerance), yang tidak diperantarai
oleh mekanisme imunologis. Intoleransi terjadi akibat bahan-bahan yang
terkandung dalam makanan seperti toksin/racun (misalnya histamin pada
keracunan makanan laut/ikan), atau penggunaannya secara farmakologis
(misalnya tiramin dalam keju atau anggur merah). Reaksi ini terjadi
pada orang yang sangat sehat sekalipun, jika mengkonsumsi bahan
makanan tadi dalam dosis besar. Berbeda dengan alergi makanan yang
terjadi meskipun dosis makanan cukup kecil. Kemungkinan lain penyebab
intoleransi makanan adalah adanya penyakit metabolisme bawaan
(misalnya defisiensi enzim laktase yang menyebabkan intoleransi
laktosa). Intoleransi makanan tidak dibahas dalam tulisan ini.

Prevalensi

Alergi makanan lebih banyak terjadi pada anak-anak, dibandingkan
dengan orang dewasa. Alergi makanan yang diperantarai oleh IgE terjadi
pada 6% anak di bawah 3 tahun, dan 2% pada dewasa. Anak dengan
penyakit alergi (atopi) seperti eksim (dermatitis atopi) dan asma
lebih rentan mengalami alergi makanan. Lebih dari 95% alergi makanan
timbul pada jenis makanan seperti: telur, susu, kacang-kacangan,
gandum, kedelai, dan ikan. Mencapai usia 5 tahun, alergi terhadap
telur, gandum, susu, dan kedelai menghilang pada sebagian besar anak.
Namun alergi terhadap kacang-kacangan dan makanan laut tetap bertahan
sampai usia dewasa pada 80% anak.

Gambaran Klinis

Berikut akan dijelaskan gambaran klinis yang dapat ditemukan pada
alergi makanan yang diperantarai IgE dan non-IgE.

Alergi Makanan yang Diperantarai IgE (IgE Mediated Foof Allergy)

Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis menyeluruh berdasarkan
keluhan/gejala yang ada. Reaksi alergi umumnya timbul dalam 30 menit
setelah menelan alergen, dan menimbulkan satu/lebih tanda dan gejala
berikut:

- kulit : eritema, urtikaria, angioedema

- gastrointestinal : muntah, diare, nyeri perut

- saluran napas : batuk, suara serak, stridor, mengi

- kardiovaskular : hipotensi, pingsan

Alergi Makanan yang Tidak Diperantarai IgE (Non IgE Mediated Food Allergy)

Tanda dan gejala tinbul beberapa jam/hari setelah menelan alergen.
Macamnya adalah:

1. Sindrom enterokolitis yang dipicu oleh protein makanan. Kelainan
ini timbul pada bayi yang mengkonsumsi susu sapi atau susu kedelai,
atau makanan seperti sereal beras. Gejala timbul dalam 1 – 3 jam
setelah menelan alergen, berupa muntah terus-menerus cairan berwarna
empedu. Hipotensi terjadi pada 15% kasus, dengan gejala pucat dan
lemas, sehingga sering disalahdiagnosiskan sebagai sepsis. Tidak
jarang gejala berulang sampai akhirnya diketahui alergi makanan
sebagai penyebabnya.

2. Enteropati yang dipicu oleh protein makanan. Gejala muncul pada
bayi berupa diare, muntah, dan gagal tumbuh. Paling sering akibat
protein susu sapi, dapat juga secara tidak langsung dari kedelai,
telur, gandum, beras, ayam, dan ikan.

Alergi Makanan Campuran IgE dan Non IgE (Mixed IgE and Non IgE
Mediated Food Allergy)

Penyakit alergi lain yang dialami oleh kelompok ini:

1. Esofagitis Eosinofilik Alergika (Allergic Eosinophilic
Esophagitis). Muncul pada bayi sampai remaja, dengan gejala refluks
gastroesofagus kronik yang tidak pulih dengan obat-obatan anti
refluks, yakni: muntah, tidak mau makan, nyeri perut, dan rewel.

2. Gastritis Eosinofilik Alergika (Allergic Eosinophilic Gastritis).
Dapat timbul pada bayi sampai remaja, dengan gejala setelah makan
seperti mual, muntah, nyeri perut dan tidak mau makan, sampai
obstruksi/sumbatan saluran cerna.

3. Gastroenteritis Eosinofilik Alergika (Allergic Eosinophilic
Gastroenteritis). Terjadi pada semua umur dengan gejala gagal tumbuh
(failure to thrive), berat badan turun, dan gejala-gejala esofagitis
dan gastritis.

4. Proktokolitis Eosinofilika (Eosinophilic Proctocolitis). Timbul
pada bayi akibat masuknya protein makanan melalui ASI atau pada susu
formula sapi/kedelai. Ditemukan darah pada tinja, namun bayi tidak
tampak sakit dengan pertumbuhan baik.

Diagnosis

Alergi Makanan yang Diperantarai IgE

Adanya antibodi IgE makanan tertentu dapat dideteksi dengan uji kulit
Prick (Prick Skin Test/PST) atau pemeriksaan darah (RAST –
Radioallergosorbent test) yang mengukur kadar antibodi IgE alergen
tertentu di kulit atau darah. Uji kulit Prick sederhana, cepat, dan
tidak terlalu mahal, namun harus dilakukan oleh dokter yang terlatih
dalam metodologi dan pembacaan/interpretasi hasil, mengingat hasil
positif palsu (false positive) cukup sering. Hasil negatif pemeriksaan
ini cukup dapat dipercaya (jarang terjadi negatif palsu). Sedangkan
uji RAST lebih mahal, dengan keterbatasan jumlah akergen yang dapat
diperiksa dalamm satu waktu. Hasil pemeriksaan juga baru dapat
diperoleh dalam satu minggu.

Diagnosis definitif/pasti alergi makanan ditegakkan dengan melihat
reaksi segera dari pemaparan makanan yang bertahap (graded food
challenge). Pengujian ini tidak boleh dilakukan di rumah, jika ada
kecurigaan alergi makanan yang diperantarai oleh IgE.

Masih ada beberapa teknik lain pengujian terhadap alergi makanan,
namun belum memiliki pegangan ilmiah yang diakui, mahal, dan dapat
berdampak pada pemantangan terhadap makanan-minuman yang tidak
seharusnya.

Alergi Makanan yang Tidak Diperantarai IgE

Belum ada pemeriksaan penunjang/diagnostik spesifik terhadap sindroma
hipersensitivitas makanan yang tidak diperantarai IgE. Satu-satunya
cara adalah penghindaran/pemantangan jenis makanan tertentu, diikuti
oleh pemaparan kembali (food challenge). Penghindaran makanan ini
dilakukan dengan pengawasan dokter yang berkompetensi dalam alergi,
dan untuk memastikan asupan gizi juga tercukupi.

Pada sindroma campuran IgE/non-IgE, uji kulit Prick dapat digunakan.
Endoskopi dan biopsi saluran cerna dapat menunjang pemeriksaan, jika
melibatkan tanda-gejala keterlibatan saluran cerna.

Tata Laksana

Tidak ada penyembuhan terhadap alergi makanan. Satu-satunya terapi
yang terbukti berhasil adalah penghindaran ketat (strict avoidance)
terhadap alergen makanan yang diketahui. Pasien dan orangtuanya
diajari bagaimana membaca label kemasan makanan dengan tepay, dan
mengetahui istilah-istilah tertentu alergen makanan dan produknya.
Ahli gizi/diet (dietisian) dapat dilibatkan dalam hal ini.

Pasien dengan hipersensitivitas makanan yang diperantarai IgE dibekali
dengan rencana tata laksana jika terjadi reaksi segera/mendadak alergi
makanan yang tidak terduga, misalnya menggunakan alat suntik adrenalin
(Epipen®/Epipen junior®). Hal ini dilakukan dengan bimbingan dokter
spesialis anak, atau ahli alergi-imunologi, meliputi edukasi dan
rencana tata laksana anafilaksis yang tertulis.

Pengawasan Lanjutan (Follow-up)

Sebagian besar alergi makanan (kecuali kacang-kacangan dan ikan
laut/kerang) hilang dengan sendirinya seiring waktu, maka pasien
dipantau secara rutin untuk melihat pengurangan serangan alergi dan
rencana jika terjadi keadaan gawat-darurat akibat alergi.

Kecukupan nutrisi setiap orang juga dinilai dengan pemberian suplemen
yang dibutuhkan, misalnya suplemen kaslium pada anak di atas 12 bulan
yang menghindari konsumsi susu sapi.

Imunisasi juga diberikan rutin sesuai jadwal. Vaksinasi MMR aman pada
anak dengan alergi telur, namun vaksinasi influenza
dikontraindikasikan.

Pencegahan terhadap Alergi Makanan

Bayi dengan risiko tinggi (misalnya: ada riwayat alergi pada
orangtua/keluarga yang cukup signifikan), rekomendasi terkini
menyatakan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Pembatasan diet
(jenis makanan) ibu selama menyusui untuk mencegah alergi juga tidak
direkomendasikan. Jika bayi sudah mengkonsumsi susu formula, formula
terhidrolisis (protein susu sudah dipecah) direkomendasikan pada bayi
dengan risiko tinggi. Formula terhidrolisis sebagian (partial
hydrolysed formula) misalnya NAN HA® dapat dibeli tanpa resep,
sedangkan formula terhidrolisis seluruhnya (extensively hydrolysed
formula) misalnya Peptijunior® hanya bisa didapatkan dengan resep
dokter, dan penggunaannya terbatas pada bayi yang terbukti alergi
terhadap susu sapi dan kedelai. Meskipun belum ada bukti yang
menjelaskan waktu kapan mulai mengkonsumsi makanan padat (solid
foods), seringkali direkomendasikan untuk menunda pengenalan makanan
padat sampai bayi mencapai umur 6 bulan, dan menunda pemberian
kacang-kacangan dan ikan laut/kerang sampai bayi dengan risiko tinggi
mencapai umur 3 – 4 tahun.

Kelirumologi Umum (Common Misconceptions)

Perilaku seperti hiperaktivitas sering dihubungkan dengan alergi
makanan, namun belum ada buktinya.
Juga tidak ada bukti bahwa susu meningkatkan produksi lendir (mukus),
dan penghindaran terhadap susu dan gandum hanya bermanfaat pada pasien
yang terbukti alergi makanan jenis ini.

Sumber

Diterjemahkan dari Community Paedriatic Review Vol. 13 no. 3 September
2004. Pengarang: Dr. Joanne Smart dan Dr. Mimi Tang, Department of
Immunology, Royal Children’s Hospital, Melbourne, Australia.

Oleh : dr. Arifianto

Pada tanggal 07/09/11, mommymilk...@yahoo.com <mommymilk...@yahoo.com> menulis:
> Mbak Sari anaknya usia berapa ? Usia 8mth memang masih rawan2 reaksi seperli
> alergi. Reaksi alergi tidak bisa cuma di simpulkan 1kali pemberian. Kalo ada
> beberapa kali pemberian trus bentol2 selalu, bisa di simpulkan alergi.
> Sejujurnya, anakku tidak aku kasih daging sapi, ayam, telur, sebelum dia
> 1tahun. Ati si pernah sebelum 1T, tapi krn babnya jadi keras dan jarang, di
> remove dari daftar menu. Protein aku ganti dengan tempe/tahu/keju
> Valeria
>
>
>
> --------------------------------------------------------------
> Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
> lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
> Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
> Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
> Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
> Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
> --------------------------------------------------------------
> Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam
> Merawat dan Mendidik Balita
>
>


-- 
Lusika Yuliana - Uci ma2Kavin+Ija
http://oetjipop.mulltiply.com

--------------------------------------------------------------
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--------------------------------------------------------------
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita

Kirim email ke