hi pak Ardhana, Berhubung bukan juga sarjana kedokteran ;), ada 2 links yang bisa menjelaskan pertanyaan bapak: * http://www.brooksidepress.org/Products/Military_OBGYN/Textbook/Newborn/Newborn.htm * http://www.babycenter.com/0_what-happens-to-your-baby-after-delivery_182.bc
Dari hasil baca sekilas, kayaknya memang bayi waktu lahir (lewat persalinan normal), ada mucus/lendir dan cairan ketuban di paru2 mereka yang perlu dibersihkan/dikeluarkan sebelum dia mendapatkan pengalaman pertama bernapas sendiri. Mostly, berlangsung alami, dilakukan bayi sendiri. Misalnya dengan dia batuk/bersin, menangis keras, dll. Malah sebelum bahu bayi dikeluarkan dari jalan lahir, team medis sudah 'membantu' membersihkan cairan amnion dari mulut dan hidungnya. Supaya pengeluaran tsb. berlangsung 'tuntas .. tas' juga bayi 'butuh bantuan' , di sini deh peran 'suction' dimulai oleh team medis :) Setelah step ini, mungkin mulai dilakukan evaluasi terhadap bayi baru lahir ini, di antaranya dengan menentukan status APGAR nya. Mulai deh dilihat kondisi pernapasannya, warna tubuhnya dan jantungnya, selain dari refleks (nangis keras atau nggak), dan ototnya. Asumsi saya, kondisi bayi baru lahir tertelan cairan ketuban ada sedikit/banyak dampaknya dengan hasil evaluasi bayi tadi, so ends up dengan monitor lebih intens. Sebaliknya, kalau kondisi newborn sudah stabil, agenda IMD bisa dilakukan. Adalagi kasus 'keracunan cairan ketuban', biasanya untuk kehamilan tua yang sudah 'lewat waktu', baby di dalam rahim keburu BAB/BAK, nutrisi sudah menipis, cairan ketuban sudah menghijau warnanya , dan lingkungan rahim sudah 'nggak baik' deh untuk sang janin. So, setiap menjalani kehamilan, ada 2 hal yang saya rajin lakukan: * Cermat dengan usia kandungan (penting banget tuh untuk tahu pasti hari ke-1 dari haid yang terakhir kali sebelum hamil), ini bisa jadi rujukan selain data usia kandungan yang kita tahu dari hasil USG dan jadi antisipasi agar usia kandungan kita tidak 'terlalu tua' * Selalu monitor pergerakan bayi (raba dan hitung) setiap harinya secara reguler, dan makin rajin melakukannya waktu usia kandungan sudah mendekati persalinan. At least ini pemeriksaan standar yang bisa kita lakukan untuk tahu 'kondisi' buah hati kita di dalam :) Anyway, selamat untuk kelahiran putri tercinta nya momy Nino & Darrel. Semoga si kecil cepat pulih dan segera pulang berkumpul dengan keluarganya di rumah. Kalau memungkinkan, tetap rajin 'nitip' ASI perah untuk si kecil, ya mbak .. cheers, Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi 2011/9/14 pria ardhana <priaardh...@yahoo.co.uk> > Dear sps, moms, members.. > > Dalam email sebelumnya yang dikirim oleh salah satu member, menceritakan > bahwa babynya saat lahir nangis tapi cuma sebentar, setelah itu gak nangis, > nafasnya kesengal2. DSA bilang kemasukan air > ketuban, blm tahu masuk ke paru2 atau lambung. > Yang saya ingin tanyakan, bukankah di dalam rahim baby selalu terendam > dalam air ketuban sehingga mana bisa bernafas mengambil udara. Jadi ya air > ketuban keluar-masuk bersikulasi di paru2 juga dong, walaupun sekali2 juga > cegukan (lucu banget pas cegukan...:D). > Nah kemudian setelah terlahir baru bisa bernafas dengan udara, tentu > kejar-kejaran dengan perkembangan paru2nya. Bagaimana kok sampai bisa > tersedak air ketuban seperti yang telah dialami baby salah seorang member > tersebut..?? > Mohon informasi dan pencerahannya, secara saya ini insinyur teknik sipil > jadi gak ngerti hal kedokteran. > Heehe.. > > <deleted>