Hi BAers :) Wow ... Thread ini sudah hampir 50 messages :D .. kita semua peduli, that's a good thing :)
Refer to kutipan berita yang dikirim mbak Susan, yang saya tangkap, Bahasa Inggris dan IPA bukan 'hilang' tapi 'diintegrasikan' dengan mata pelajaran lain ya? Dalam rangka standar kompetensi ASK (Attitude, Skill, Knowledge) tercapai. Kalau memang seperti ini plan-nya (masih wacana atau sudah mau dilakukan), saya setuju untuk mulai 'merampingkan' materi pelajaran untuk hanya yang penting dan perlu sesuai usia anak :) Kalau Bahasa Inggris atau IPA dalam pelajaran 'integrasi' tadi bisa buat anak2 sekolah jadi menguasai cara observasi, bertanya, berpendapat, presentasi dengan lebih aktif, dll. (instead of being passive learners atau siswa SD belajar IPA seperti anak FK), why not? :) Yang saya terpikir malah kesiapan SDM (guru & civitas akademika) nya. Dengan pelajaran 'integrasi' seperti ini, mereka siapkah untuk 'doing things more' dalam kapasitasnya sebagai guru yg siap 'mengajarkan banyak hal' dalam 1 mata pelajaran 'integrasi' dalam sekian kali tatap muka dengan siswa? :) Saya senang dengar beberapa cerita kenalan saya yang anaknya 'very smart' dan memutuskan untuk masuk Institusi Keguruan untuk jadi guru kelak. Atau teman saya yang resigned dari pekerjaan kantornya karena nggak bisa menahan passion-nya untuk jadi guru :) So, kalau belum ada perubahan atau at least usaha jelas ke arah itu, kita orang tua deh yang harus terus stand by mendampingi anak2 jadi 'survivors' di ranah pendidikan negara ini :) Kalau sudah urusan pelajaran, even pelajaran hidup, saya hanya selalu bilang to my kiddos, 'be grateful dengan pelajaran (hidup) yang kamu bisa pahami dengan baik. Karena nggak ada satu pun yang bisa ambil/curi apa yang sudah kamu mengerti/pahami)' :D Just my two bytes, Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta, Luigi Powered by Telkomsel BlackBerry®