buat teman-teman yang suka travelling, harap berhati-hati, jangan tergiur
harga dan brosur yang bagus.

====================


RISATA HOTEL- Kuta,
tempat paling tidak bertanggung jawab dan paling tidak aman.
Selasa, 16 Sept.2003
Kantor suami saya berangkat outing ke Bali, ber30an, naik bis. Rencana
sampai di Bali. Rabu, menginap di Lovina satu malam dan hari Kamis ke Kuta,
menginap di RISATA Hotel. (menyewa kira-kira 15 kamar)

Suami saya sebagai direksi mendapat fasilitas naik pesawat dan memutuskan
untuk berangkat Selasa pagi beserta keluarganya, yaitu saya, 2 anak  kami (3
tahun dan 10 bulan) dan 2 babysitter.
Kami check in di RISATA sekitar pkl.12.00. Kami mendapatkan kamar di tingkat
dua dengan 2 ruang tempat tidur yang disatukan oleh satu ruang tamu dan satu
kamar mandi. Semacam Junior Suite. Saat di kamar, suami saya complaint ke
hotel karena pintu teras ke taman rusak dan minta diperbaiki.
Maintenance datang dan memperbaiki pintu sekedarnya.  Pkl.23.00 saya telpon
maintenance lagi karena AC kamar anak-anak saya  agak rusak. Maintenance
datang tapi saya tidak  Mengizinkannya masuk, saya  bilang saya hanya lapor,
agar dikerjakan besok saja. Merekapun pergi dan saya ingat dengan jelas
bahwa saya mengunci pintu dengan benar. (double
lock) Pintu kamar mandi saya buka agar lampu kamar mandi menyinari seluruh
ruang tamu dan kedua kamar kami. 
Saya pergi tidur. Suami saya masih mencoba memeriksa emailnya di internet
dengan laptop yang
dia bawa. Ini dapat dibuktikan di kantor telkom atau bill telpon hotel. 

Rabu, 17 Sept.2003 Pkl.03.20 babysitter saya, Lastri, hendak membuatkan susu
untuk bayi saya sehingga dia sempat melihat jam wekker didekatnya. Pada saat
Lastri hendak keluar kamar sudah ada 2 orang (tidak  bertopeng) sedang
menyenter ruang tamu dan berjalan ke arah pintu utama,
sepertinya hendak keluar dari kamar. Keadaan gelap gulita karena lampu kamar
mandi telah dimatikan 2 orang tersebut. Karena agak bingung Lastri bertanya
"Siapa ya..?" 
Merekapun menjawab "Security" dan akhirnya kembali masuk. Bayi mulai
menangis sedikit dan susu tidak berhasil dibuatkan karena  tidak diizinkan
oleh maling-maling tersebut. Bayi akhirnya dapat ditidurkan kembali. Lastri
sempat berbicara beberapa menit dengan salah satu malingnya
yang bertanya kepadanya,"siapa disebelah?".."diamkan anak  itu!"...."hanya
mau ambil sedikit!" dan Lastri sempat dipegang tangannya dan melihat  pisau
di lengan kiri maling tersebut.
Babysitter satunya, Harmi, tidak melihat apa-apa karena memeluk anak  saya
dan punggungnya menghadap maling-maling tersebut. Harmi hanya mendengar
suara dan pembicaraan mereka. Harmi tidak berani bergerak. Karena ada dua
maling dengan satu senter, maka mereka berhasil
menemukan senter anak saya yang akhirnya dipakai juga oleh mereka. Pada saat
bayi menangis, saya hendak keluar kamar dan saat itu pula  saya melihat
tangan yang tidak sengaja mematikan AC kamar saya dan  menyalakannya
kembali. Saya melihat 2 orang dengan 2 senter didalam kegelapan. 
Saya terpikir itu maintenance yang tadi, tiba-tiba senter ke muka saya dan
>maling terbut dengan pelan berkata :"ingat anak-anak ya bu..ingat
anak-anak ....ibu kembali ke tempat tidur" Saya langsung kembali ke bawah
selimut bersama suami karena keadaan  terlalu gelap untuk  membela diri.
Dari kamar anak juga tidak terdengar suara,  saya yakin mereka tidur karena
saya percaya sekali dengan babysitter saya  bahwa mereka akan melindungi
anak-anak saya.

Perampokan berlangsung 15-20 menit. Salah satu dari mereka sempat  merokok
dan membuang puntung rokok di lantai kamar, sebelum keluar melalui teras
taman dan temannya menunggu depan pintu kamar saya untuk memberi kesempatan
temannya lari, setelah 2 menit maling satunya keluar lewat pintu  utama. 

Walaupun gelap, semua gerak-gerik tetap bisa kami lihat dari
pantulan-pantulan cahaya senter (mukanya juga). Saat saya yakin,  sekitar 1
menit, mereka sudah tidak ada, saya periksa keadaan anak-anak, tutup  pintu
kamar anak-anak dan melarang mereka keluar, saya berlari ke pintu
utama kamar dan berteriak sekencang-kencangnya untuk pertolongan, begitupula
suami saya. Sebenarnya jika hotel itu tidak begitu gelap maka dengan  mudah
maling tersebut tertangkap karena masih dalam area hotel. Tapi yang terjadi
adalah, Satpam hotel berlari ke arah kamar lain. Jadi mereka sampai  kamar
kita agak terlambat. 

Polisi lalu datang, Asisten Manager, General Manager, Intel., anjing
pelacak, semua ada. Semua pegawai saat itu dikumpulkan untuk diidentifikasi
oleh Lastri dan saya. Ada satu-dua orang yang mirip saat itu tapi, satu
orang yang saya  dan Lastri paling yakin adalah pelakunya. Saya hanya lapor
ke Gen.Manager orang yang saya dan Lastri identifirkasikan saat itu. Saya
memang tidak
lapor polisi saat itu karena banyak sekali orang di kamar saya. Tidak jelas
mana yang polisi, intel, atau siapapun itu. Sehingga saya hanya lapor
Gen.Manager tersebut. Orang tersebut juga bawa senter karena dia security
hotel tersebut. Saya meminta agar dia menyalakan senternya karena
saya ingat bahwa senter milik maling tersebut remang, tidak terang. Ternyata
>nyala senternya sama dengan maling tersebut. 
Ada juga yang digigit anjing tapi katanya salah gigit. Menurut pawang
anjing, anjing mengarah ke locker karyawan dan berakhir di rent car belakang
tempat karyawan tersebut. Ternyata maling tersebut membawa mobil yang juga
sempat terlihat oleh orang-orang sekitar rent car tersebut.
Maling juga meninggalkan bajunya untuk kemudian bertukar pakaian dengan baju
suami saya.

Begitu banyak yang sepertinya dapat dikerjakan tapi entahlah.... Baju yang
tertinggal tersebut adalah baju karyawan hotel, tetangga  hotel RISATA. Jadi
saat ini RISATA merasa tetangganya sedang menjatuhkannya  dan tetangganya
merasa RISATA memfitnah. Jadi mereka sibuk saling tuding menuding. 

Upacara heboh ini berakhir sekitar pkl.07.00-07.30 dan saat itu saya  sudah
bilang dengan  Asst.Manager bahwa kita mau check out jam 09.00, pindah
hotel. Juga ke beberapa orang yang saya sudah lupa saat ini.  Keinginan
kita kurang ditanggapi pihak hotel. Saya lalu menyatakan kepada General
Managernya bahwa rombongan dari Jakarta kemungkinan besar tidak pindah hotel
dan bahwa kita hari ini memang sedang apes, sial. 
Kami keluar hotel pkl.09.10. Saya sempat permisi ke reception tapi  semua
hanya bengong dan diam bingung. Masih sempat ada satu orang yang  menahan
kami tapi kami merasa sudah cukup lama di tempat tersebut. Kami merasa,
kenapa tidak dari tadi kalau mau tanya-tanya soal kepindahan kami? 

Pkl.13.00 - 17.00
Saya dan suami saya ke kantor polisi untuk menyelesaikan segala
administrasi. 

Kamis, 18 Sept.2003 kurang lebih pkl.13.00 (saya agak lupa jamnya) Saya
hubungi hotel dan minta agar General Manager menghubungi saya di hotel baru
tempat saya menginap. Tak lama kemudian General Manager RISATA  Hotel . Pak
Agung Winangun menelpon. Saya baik-baik hanya ingin menanyakan bagaimana
kelanjutannya dan saya minta ganti kerugian. Dengan nada
 membela diri Pak Agung lalu berkata.... Ini cuplikan kalimat-kalimatnya :
"mengapa Bapak dan Ibu tidak bilang ke saya bahwa akan pindah hotel?"
"Hanya Bapak dan Ibu yang tahu apa yang terjadi" 
"Mana bukti bahwa suami Anda membawa laptop?"

Rombongan suami saya akhirnya pindah hotel dan ini kata pak Agung : "Ibu
tidak dapat  megang  omongan ibu sendiri, apalagi bisa dipercaya dengan
laporan ibu" "Kata ibu, rombongan tidak cancel. Mengapa sekarang >pindah
hotel? Suami ibu sebagai direksi seharusnya dapat mengatur
agar mereka tidak cancel" "Tapi saya tidak rugi, masih banyak kamar dan tamu
yang mau ke
RISATA" "Kata Ibu, kita apes, kenapa sekarang minta ganti rugi?" "Mari kita
sama-sama ke polisi" Saat saya bilang urusan polisi  selesai,  pak Agung
lalu berkata : "kok saya tidak tahu, kok saya tidak di kasih  tahu?"
Terakhir dia hanya berkata, "tolong catat, nama lengkap saya adalah .... dan

nomer HP saya adalah 081 238 43269. Saya orang Bali!"

Saya akhirnya kehabisan kata-kata dan tidak mau bicara dengannya lagi.

Saya lapor kejadian tersebut ke polisi dan mereka juga sedang sulit
menghadapi pak Agung karena dia tidak mau kerjasama dengan polisi dengan
mengakui adanya perampokan.

Jumat, 19 Sept.2003 pkl.20.00
Polisi ke hotel untuk membuat laporan Lastri dan mereka menyatakan bahwa pak
Agung akhirnya mengakui bahwa ada perampokan di hotelnya dan  kompensasi
untuk kita adalah menginap gratis malam itu di RISATA. Kami bilang pada
polisi bahwa kita kurang setuju dengan keputusan
tersebut.
Kami kehilangan :
1. DVD player Panasonic layar besar
2. Handy cam Canon MV 300i
3. HP Nokia seri 6
4. HP Treo - Offspring
5. Uang Rp.1.680.000,-
6. US$ 400
7. Sing $ 200
8. HK $ 2.000
9. Foto anak-anak
10. Laptop Acer
11. Tas Lastri
12. Dompet Lastri
13. KTP Lastri
14. Baju suami saya
15. Ikat pinggang suami saya (tidak dilaporkan karena terlambat diketahui
suami saya)

Kata polisi, pelaku tidak bisa ditangkap kalau barang tidak ditemukan
terlebih dahulu. Sampai Minggu pagi, 21 Sept.2003 belum ada  perkembangan
baru.

Selasa, 23 Sept.2003, berita dari polisi yang terakhir adalah bahwa  mereka
sedang interogasi beberapa orang tersangka. 

Kami minta keadilan dalam hal ini. Kami, terutama anak-anak kami  terancam
nyawa dan hotel ternyata tidak percaya pada kami dan menganggap kita
mengada-ada cerita. Itu yang paling menyakitkan. 

Kami kehilangan semua dan hanya diganti dengan gratis menginap satu  malam ?

Untuk apa kita repot-repot booking 15 kamar lebih di RISATA dan  akhirnya
berakhir dengan kekecewaan? (Sebuah travel yang mengurus reservation  kantor
suami saya) Foto-foto di brosur hotel RISATA juga berbeda sekali dengan
kenyataan  yang ada. Hotel sudah tua dengan bangku coffee shop yang
rusak-rusak dan  taman yang kotor tak terawat. Sementara di brosur terlihat
indah dan bersih. 

Bukankah ini sebuah penipuan konsumen?

Terima kasih.

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke