pak penyakit yg bapak sebutkan tadi adalah commons problem pada bayi dan anak2 penyebabnya kebanyakan virus so gak ada obatnya apalagi antibiotik, antibiotik itu untuk penyakit yg disebabkan infeksi kuman/bakteri. Jadi sayang sekali anak bapak sudah diberi antibiotik sejak dini, padahal sakitnya cuma karena virus. Kalau untuk panas/demam cukup dikompres air hangat itu pun kalau dikatakan deman yakni suhunya >38 derajat celcius, atau bapak rendam di bathtub dengan air hangat. Kalau pilek, batuk cukup diberikan air hangat, jus buah atau istilahnya diberikan intake cairan yg hangat dan banyak, trus pilek dijemur aja tiap pagi, kalau batuk banyak slem/dahaknya cukup minum air hangat atau kalau gak bsia dikeluarkan slemnya di inhalasi aja pak. ini saya kasih artikel ttg common problems dari Dr. wati. Ingat lo pak penggunaan antibiotik sejak dini malah membuat kekebalan tubuh anak berkurang loo pak...
================================== Antibiotik? Siapa Takut? Mungkin begitulah kira2 pikiran kebanyakan pasien Indonesia ketika diberi resep oleh dokternya ketika berobat...karena sudah seringnya diberi AB, kita langsung aja meminumnya tanpa mempertanyakan dahulu apakah benar kita perlu AB? Lalu kapan sih kita perlu dan kapan tidak? Summary ini membahas dengan singkat apa itu AB dan beberapa topik yang berhubungan..... Apa itu AB? AB ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1929 dan digunakan untuk membunuh bakteri secara langsung atau melemahkan bakteri sehingga kemudian dapat dibunuh dengan sistem kekebalan tubuh kita. AB ada yang merupakan 1. produk alami, 2. semi sintetik, berasal dari alam dibuat dengan beberapa perubahan agar lebih kuat, mengurangi efek samping atau untuk memperluas jenis bakteri yang dapat dibunuh, 3. full sintetik. Jenis AB: 1. Narrow spectrum, berguna untuk membunuh jenis2 bakteri secara spesifik. Mungkin kalau di militer bisa disamakan dengan sniper, menembak 1 target dengan tepat. AB yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan amoxycilin (augmentin, surpas, bactrim, septrim). 2. Broad spectrum, membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh, atau bisa disamakan dengan bom nuklir. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi AB jenis ini, karena more toxic dan juga membunuh jenis bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh kita. AB yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin (cefspan, cefat, keflex, velosef, duricef, etc.). Bakteri Bakteri berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gram positif (+) dan gram negatif (-). Infeksi dibagian atas difragma (dada) umumnya disebabkan oleh bakteri gram (+) sedangkan infeksi dibagian bawah difragma disebabkan oleh bakteri gram (-). Biasanya, infeksi yang disebabkan oleh gram (+) lebih mudah dilawan. Didalam tubuh kita banyak sekali terdapat bakteri, bahkan salah satu kandungan ASI adalah bakteri. Jadi, sebenarnya, kebanyakan bakteri tidaklah "jahat". Manfaat bakteri diusus kita adalah: 1. bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. 2. memproduksi vitamin B & K. 3. memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak. 4. merangsang gerak usus sehingga kita tidak mudah muntah (konstipasi). 5. menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat. Sekarang kita tahu manfaatnya, jadi jangan lagi minum AB tanpa alasan yang jelas, karena hal ini akan membunuh bakteri yang baik tersebut. Virus Walaupun sesama mikro-organisme, virus ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bakteri. Mereka berkembang biak dengan mengunakan sel tubuh kita, jadi virus akan mati bila berada diluar tubuh. Catatan penting: virus tidak dapat dibunuh oleh obat dan AB sama sekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita, salah satunya adalah dengan demam. Demam merupakan bagian dari sistem daya tahan tubuh yang bermanfaat untuk membasmi virus, karena virus tidak tahan dengan suhu tubuh yang tinggi. Jadi apabila anak/anda mengalami demam, sebaiknya tidak diobati apabila suhu tubuhnya tidak terlalu tinggi. Untuk petunjuk lebih lanjut, buka e-mail terdahulu yg membahas demam. When AB doesn't work? Menurut penelitian, ada 3 kondisi yang umumnya diterapi dengan AB, yaitu 1. Demam, 2. Radang tenggorokan, 3. Diare. Padahal, sebenarnya, penggunaan AB untuk kondisi diatas tidaklah tepat dan tidak berguna. Dibawah ini petunjuk kapan AB tidak bekerja: 1. Colds & Flu 2. Batuk atau bronchitis 3. Radang tenggorokan 4. Infeksi telinga. Tidak semua infeksi telinga membutuhkan AB. 5. Sinusitis. Pada umumnya tidak membutuhkan AB. Penggunaan AB tidak pada tempatnya dan berlebihan tidak akan menguntungkan, bahkan merugikan dan membahayakan. When do we need AB? Dibawah merupakan beberapa jenis infeksi bakteri yang umumnya terjadi dan membutuhkan terapi AB: 1. Infeksi saluran kemih 2. Sebagian infeksi telinga tengah atau biasa disebut otitis media 3. Sinusitis yang berat (berlangsung lebih dari minggu, sakit kepala, pembengkakan di daerah wajah) 4. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih sedangkan pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini) How do I know this is bacterial infection?Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur yang membutuhkan beberapa hari untuk observasi. Contohnya apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, lab. mengambil sample urin dan kemudian dikultur, setelah beberapa hari akan ketahuan bila ada infeksi bakteri berikut jenisnya. Efek Negatif AB Dibawah adalah efek samping yang dialami pemakai apabila mengkonsumsi AB; 1. Gangguan saluran cerna (diare, mual, muntah, mulas) merupakan efek samping yang paling sering terjadi. 2. Reaksi alergi. Mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan yang berat seperti pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan nafas, dll. 3. Demam (drug fever). AB yang dapat menimbulkan demam bactrim, septrim, sefalsporoin & eritromisin. 4. Gangguan darah. Beberapa AB dapat mengganggu sumsum tulang, salah satunya kloramfenikol. 5. Kelainan hati. AB yang paling sering menimbulkan efek ini adalah obat TB seperti INH, rifampisin dan PZA (pirazinamid). 6. Gangguan fungsi ginjal. Golongan AB yang bisa menimbulkan efek ini adalah aminoglycoside (garamycine, gentamycin intravena), Imipenem/Meropenem dan golongan Ciprofloxacin. Bagi penderita penyakit ginjal, harus hati2 mengkonsumsi AB. Pemakaian AB tidak pada tempatnya dan berlebihan (irrational) juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas (long term), yaitu terhadap kita dan lingkungan sekitar, contohnya: 1. Irrational use ini juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh bakteri baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur. Kondisi ini disebut juga sebagai "superinfection". 2. Pemberian AB yang berlebihan akan menyebabkan bakteri2 yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resistance terhadap AB, biasa disebut SUPERBUGS. Jadi jenis bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah dengan AB yang ringan, apabila ABnya digunakan dengan irrational, maka bakteri tersebut mutasi dan menjadi kebal, sehingga memerlukan jenis AB yang lebih kuat. Bayangkan apabila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar. Lama kelamaan, apabila pemakaian AB yang irrational ini terus berlanjut, maka suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis AB yang dapat membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Hal ini akan membuat kita kembali ke zaman sebelum AB ditemukan, dimana infeksi yang diakibatkan oleh bakteri ini tidak dapat diobati sehingga angka kematian akan drastis melonjak naik. Note: Semakin sering mengkonsumsi AB, semakin sering kita sakit. The less you consume AB, the less frequent you get sick. Inappropriate AB Use Berjuta2 resep ditulis yang mencantumkan AB untuk infeksi virus, padahal kita semua tahu AB tidak berguna untuk memerangi virus. Ada 3 alasan mengapa apparopriate use of AB ini terjadi, yaitu: 1. Diagnostic uncertainty. 2. Time pressure. 3. Patient Demand."People don't want to miss work or they have a sick child who kept the family up all night and they're willing to try anyhing that might work". It's easier for the physician to give AB than to explain why it might be better not to use it. Benar, seringkali kitapun sebagai pasien juga berperan didalam AB irrational use ini. Sudah terbentuk persepsi didalam pasien Indonesia, dimana kita beranggapan bahwa kalau pulang dari kunjungan dokter itu harus membawa resep. Malah akan aneh kalau kita tidak pulang dengan membawa resep. Hal ini justru mendorong dokter untuk meresepkan AB ketika tidak diperlukan. Sebaiknya sikap ini sedikit demi sedikit kita hilangkan. How Can We Help? 1. Rubah sikap kita ketika berkunjung ke dokter dengan menanyakan; Apa penyebab penyakitnya? bukan apa obatnya. 2. Jangan sedikit2 minta dokter untuk meresepkan AB. Jangan mengkonsumsi AB untuk infeksi virus seperti flu/pilek, batuk atau radang tenggorokan. Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi tsb. tanya dokter bagaimana cara meringankan gejalanya, tetapi tidak dengan AB. 3. Tidak mempergunakan Desinfektan dirumah, cukup dengan air dan sabun. Hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit dengan daya tahan tubuh rendah (pasca transplantasi, anak penyakit kronis, pemakaian steroid jangka panjang, dll.). Battle of the Bugs: Fighting AB Resistance Masalah bakteri yang kebal terhadap AB (AB resistance) ini telah menjadi masalah global dan sudah sejak beberapa dekade terakhir dunia kedokteran mencanangkan perang terhadap AB resistance ini. Ada petunjuk yang dapat dilakukan untuk perihal pemakaian AB yang rasional, yaitu: 1. Kurangi pemakaian AB, jangan menggunakan AB untuk infeksi virus. 2. Gunakan AB hanya bila benar2 diperlukan dan mulailah dengan AB yang ringan atau narrow spectrum. 3. Untuk infeksi yang ringan (infeksi saluran nafas, telinga atau sinus) yang memang perlu AB, gunakan AB yang bekerja terhadap bakteri gram (+). 4. Untuk infeksi kuman yang berat (infeksi dibawah diafrgma, seperti infeksi ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, prneumonia, meningitis bakteri) pilih AB yang juga membunuh kuman gram (+). 5. Hindari pemakaian lebih dari satu AB, kecuali TBC atau infeksi berat di rumah sakit. 6. Hindarkan pemakaian salep AB, kecuali untuk infeksi mata. Rule fo Thumb Bila anda memperoleh terapi AB, pertanyakanlah hal2 berikut: 1. Why do I need AB? 2. Apa yang dilakukan AB? 3. Apa efek sampingnya? 4. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping? 5. Apakah AB harus diminum pada waktu tertentu, misalnya sebelum atau sesudah makan? 6. Bagaimana bila AB ini dimakan bersamaan dengan obat yang lain? 7. Beritahu pula bila anda mempunyai alergi terhadap suatu obat atau makanan, dll. Final Message Sebagai konsumen kesehatan yang bertanggung jawab, sebaiknya kita juga berperan aktif dengan cara menggali dan mempelajari pengetahuan dasar ilmu kesehatan. Dengan begitu kita akan menjadi konsumen kesehatan yang smart and critical. A NEW THREAT TO YOUR HEALTH ANTIBIOTIC RESISTANCE by Dr. Purnamawati SpAK MMPed Antibiotik merupakan salah satu obat terpenting yang pernah diciptakan manusia. Mengapa? Antibiotik membantu kita berperang melawan infeksi kuman/bakteri, oleh karena itu, antibiotik bisa menjadi penyelamat jiwa. Namun dengan berjalannya waktu, keampuhan antibiotik semakin memudar. Apa yang telah terjadi dengan antibiotik? Ternyata, penggunaan antibiotik yang membabi buta menyebabkan antibiotik kehilangan pamornya sebagai obat istimewa. Saat ini, di seluruh belahan dunia, sebagian besar kuman penyebab infeksi serius sudah resisten (kebal) terhadap antibiotik. Kuman yang resisten ini disebut sebagai superbugs. Besarnya permasalahan yang ditimbulkan oleh superbugs ini merupakan keprihatinan seluruh dunia. Pada tahum 1995, berdasarkan penelitian bakteri resisten antibiotik, The American Medical Association (AMA mengeluarkan pernyataan yang keras. The global increase in resistance to antimicrobial drugs, including the emergence of bacterial strains that are resistant to all available antibacterial agents, has created a public health problem of potentially crisis proportions. Bakteri resisten antibiotik memang telah menimbulkan masalah kesehatan yang sangat serius di komunitas. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional bukan hanya merugikan individu yang bersangkutan (pasien yang memperoleh terapi antibiotik), melainkan juga merugikan lingkungan sekitarnya. Bila anggota masyarakat di suatu lingkungan mengkonsumsi antibiotik secara berlebihan (tidak rasional) maka lingkungan tersebut potensial terinfeksi oleh kuman yang sudah resisten antibiotik. Tidak sedikit konsumen kesehatan maupun dokter yang masih menganggap bahwa antibiotik itu obat dewa alias magic savers. Konsep keliru ini segeralah tanggalkan. Hampir semua kondisi kesehatan diterapi dengan antibiotik termasuk infeksi virus seperti flu. Padahal, antibiotik impoten terhadap virus. Celakanya, justru anak-anak sangat sering memperoleh antibiotik. Hal ini sangat memprihatinkan, karena cepat atau lambat, kita akan terpental kembali ke era kegelapan, era pra antibiotik. SLIDE 2. HISTORICAL PERSPECTIVES Antibiotik an pertamakali diketemukan secara kebetulan di awal abad 20. Sejak itu, telah ditemukan berbagai antibiotik baru yang lebih kuat, lebih canggih. Namun demikian, sejak tahun 1998, praktis tidak ada lagi penemuan antibiotik baru. Padahal saat ini, para dokter sudah seperti berkejaran di treadmill (berlari - tetapi pada dasarnya jalan di tempat), terus mencari dan mempergunakan antibiotik yang lebih baru dan lebih kuat. Padahal, kalau perilaku penggunaan antibiotik tidak berubah menjadi rasional, dalam waktu singkat antibiotik baru tersebut (kalaupun ditemukan) juga menjadi mpoten. SLIDE 3. BACTERIA AND VIRUS - organisme yang sangat kecil (mikro-organisme) Bakteri. Banyak sekali bakteri di dalam tubuh kita. Bahkan, salah satu kandungan di ASI adalah bakteri. Alam semesta pun penuh dengan bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas bakteri - tidak jahat, bahkan menguntungkan. Kita dan tubuh kita justru membutuhkan bakteri ini, mereka membantu kesehatan kita. Berdasarkan sifat fisiknya di laboratorium, secara garis besar bakteri dapat digolongkan sebagai bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Virus. Virus jauh lebih kecil daripada bakteri. Mereka berkembangbiak dengan mempergunakan sel tubuh kita. Oleh karena itu, diluar tubuh kita, virus tidak berkembang biak. Virus tidak dapat dibunuh oleh obat, antibiotik samasekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita. SLIDE 4. LIVING WITH BACTERIA Di dalam tubuh kita ditemukan banyak bakteri terutama di saluran cerna (mulai dari mulut sampai usus dan anus). Usus kita dipenuhi oleh kurang lebih 500 jenis bakteri dan berat bakteri di usus orang dewasa normal bisa mencapai 1.5 kg. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri memegang peran penting dalam sistem pencernaan kita. Apa gunanya usus kita dipenuhi bakteri? 1.Bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh 2. Memproduksi vitamin B & vitamin K, 3. Memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak 4. Merangsang gerak usus (peristaltis) sehingga kitatidak mudah mengalami konstipasi 5. Menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak langsung, mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat. Nah, antibiotik yang kita makan, otomatis akan membunuh bakteri ?obaik? tersebut. SLIDE 5. WHAT ARE ANTIBIOTICS? Antibiotics are compounds isolated from one living organism that kill or inhibit the growth of other organisms. Antibiotik dibuat dari Molds/jamur; Bakteri, atau sintetik/semisintetik yang akan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang menyerang tubuh. Antibiotik tidak dapat membasmi semua infeksi. Infeksi yang disebabkan virus (pilek-flu, sebagian besar radang tenggorokan, kebanyakan batuk) tidak dapat di?basmi? oleh antibiotik. SLIDE 6. HOW DO I KNOW WHEN I NEED ANTIBIOTICS When they can and can?Tt help? Konsumen harus mengetahui kapan mereka memerlukan antibiotik dan kapan mereka tidak perlu mengkonsumsi antibiotik. Kesadaran seperti ini akan sangat membantu dokter karena tidak jarang, justru pasien yang minta diberi antibiotik. Penelitian menunjukkan, paling tidak, ada tiga kondisi yang umumnya diterapi dengan antibiotik: ? Demam ? Radang tenggorokan/Sore throat ? Diare Penggunaan antibiotik yang berlebihan, tidak akan menguntungkan, bahkan dapat merugikan/membahayakan. Manusia dikaruniai Tuhan anugrah berupa antibiotik untuk membunuh infeksi bakteri, namun demikian, manusia jugalah yang merusak karunia tersebut dengan pola penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana. Marilah kita jaga dan lindungi karunia ini. Antibiotics save us ?" we have to save antibiotics. SLIDE 7. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS Long-term damage to individual & community F Pemberian antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan kuman2 yang tidak terbunuh mengalami perubahan diri (mutasi) menjadi kuman yang tidak mempan dilawan antibiotik. Kuman ini disebut ?osuperbugs?. Selain itu, ?osuperbugs? juga sering lolos dari serangan sistem imun tubuh karena perubahan diri tersebut menyebabkan sistem imun tidak dapat lagi mengenali si kuman. Superbugs memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotiknya harus diberikan melalui selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek samping yang lebih berat. Selain itu, dalam waktu cepat, bakterinya juga menjadi kebal terhadap antibiotik yang superkuat tadi. F Dampak negatif kedua pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak bijaksana adalah terbunuhnya ?okuman baik? yang ada di dalam tubuh kita. Tempat yang semula ditempati mereka menjadi vakum dan kekosongan ini diisi oleh kuman ?ojahat? atau oleh jamur. Kondisi ini disebut sebagai ?osuperinfection?. Antibiotik adalah sumber alam, karunia Tuhan yang harus dipergunakan dengan bijaksana. Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan infeksi yang semula dapat dibasmi, kini justru semakin subur karena kumannya telah kebal. SLIDE 8. WHY OVERUSE OF ANTIBIOTICS IS DANGEROUS? Bakteri jahat akan menjadi resisten bila ANTIBIOTIK terlalu sering dipergunakan. Mengapa pemakaian antibiotik yang berlebihan berbahaya? Karena, yang akan dirugikan bukan saja pasien/individu yang memperoleh antibiotik ?" tetapi juga lingkungan sekitarnya (komunitas). Oleh karena itu antibiotik adalah satu2nya obat komunitas, obat yang berdampak terhadap lingkungan (ANTIBIOTICS are SOCIETAL MEDICINE). Dampak negatif individual. Antibiotik tidak lagi dapat membantu anda saat anda mengkonsumsinya di kemudian hari. Dampak negatif komunitas. Kelompok bakteri yang resisten tersebut selanjutnya juga menginfeksi seluruh populasi tetapi TIDAK ADA ANTIBIOTIK yang MEMPAN ?" meskipun sebagian orangdi populasi tersebut baru pertamakali itu memakai antibiotik yang bersangkutan SLIDE 9. QONSEQUENCES OF RESISTANCE Dr. Richard Novick membuat pernyataan seperti di bawah ini: Antibiotics are given for everything from headaches to ingrown toenails; they are swallowed, sucked, injected and smeared; they are painted on cuts, dumped into wounds; fed to chickens-pigs spread on the floors of the hospital wards Memang itulah kenyataan yang terjadi sehari-hari. Kita terlalu BOROS dalam penggunaan antibiotik yang bisa berdampak buruk sebagai berikut (CDC, Atlanta): ? Prolonged illnesses, increased risk of death ? Increased cost ? More toxic drugs ? Longer periods in which a person is contagious & able to spread the resistant bugs to the community SLIDE 10. Antimicrobial Use and Antimicrobial Resistance in Europe SLIDE 11. Principles of Appropriate Antimicrobial Use: The Common Cold - Key Message SLIDE 12. Antibiotics for The Common Cold. Benefit on Day 5? SLIDE 13. Appropriate Antimicrobial Use: Sinusitis - Key Message Sinusitis umumnya terjadi akibat infeksi virus flu atau pilek. Oleh karena itu, umumnya tidak memerlukan antibiotik. Terapi antibiotik hanya perlu diberikan bila: - Sinusitis berkepanjangan lebih dari 10 ?" 14 hari atau, - Sinusitis semakin berat ( demam > 39.0 C, bengkak di muka sekitar hidung dan mata/facial swelling, rasa nyeri di daerah muka/facial pain) SLIDE 14. Duration of Symptoms in 139 Rhinovirus Colds SLIDE 15. Antibiotic Treatment of Sinusitis SLIDE 16. Principles of Appropriate Antimicrobial Use: Bronchitis - Key Message Bronkitis adalah ITIS atau radang di saluran napas. Penyebabnya macam-nacam. Penyebab tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures), bisa juga karena sinusitis, reflux, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak ?obenda asing?, pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat ?" pneumonia belum tentu karena infeksi bakteria jadi belum tentu perlu antibiotik. Prinsip managemennya sama dengan batuk pada umumnya. Anak-anak dengan batuk yang akut atau bronkitis, SELAMA TIDAK MENDERITA PENYAKIT PARU-PARU KRONIS, UMUMNYA TIDAK MEMERLUKAN ANTIBIOTIK. Antibiotik HANYA diperlukan bila anak menderita infeksi bakteri seperti pertussis (batuk rejan/batuk 100 hari) atau infeksi mycoplasma (memberikan gambaran foto ronsen yang khas). SLIDE 17. Appropriate Antimicrobial Use: Otitis Media - Key Message Otitis media adalah itis di telinga (otic) tengah (media), radang telinga tengah. Penyebabnya umumnya adalah Virus, pasca infeksi hidung atau radang tenggorokan seperti cold/flu, atau masalah gigi Serangan atau episode otitis media dapat digolongkan atas: - Acute otitis media (AOM) atau radang telinga tengah akut - Otitis media with effusion (OME) atau radang telinga tengah dengan cairan Terapi awal OME tidak memerlukan Antibiotik SLIDE 18. Appropriate Antimicrobial Use: Otitis Media - Key Message Pada umumnya, sebagian besar atau mayoritas anak dengan serangan AOM akan sembuh sendiri (self-limited). ? Pada AOM, terapi antibiotik (5 ?" 7 hari) dapat dipertimbangkan bila anak tidak tergolong berisiko tinggi mengalami kegagalan terapi antibiotik. Risiko kegagalan antibiotik pada AOM sebagai berikut: ?" Berusia < 24 bulan ?" Sehari-hari, anak ditipkan di tempat penitipan anak (seperti kita ketahui, karena ?okepadatan? suatu TPA, maka anak-anak yang berada di TPA, berisiko mengalami infeksi berulang terutama pilek dan batuk). ?" Dalam 3 bulan terakhir telah mempergunakan antibiotik (disini kita lihat, bahwa penggunaan antibiotik yang sering justru akan mengurangi keberhasilan terapi antibiotik) ? Pasca terapi AOM, sudah dapat dipastikan bahwa cairan di ruang telinga tengah tidak akan langsung menghilang. Kondisi ini disebut sebagai OME yang menetap (persistent middle ear effusion) dan kondisi ini tidak berarti bahwa terapi antibiotik harus diulang. SLIDE 19. Persistent Middle Ear Effusion (MEE) after Treatment of 1st Episode of AOM (Cairan di ruang telinga tengah yang menetap pasca pengobatan AOM) SLIDE 20. Causes of Febrile Exudative Pharyngitis (Penyebab faringitis atau radang tenggorokan yang disertai dengan demam dan nanah ?" di tonsil/amandel) SLIDE 21. Appropriate Antibiotic Use Berjuta-juta resep ditulis yang mencantumkan antibiotik untuk infeksi virus. Penelitian menunjukkan bahwa alasan yang dikemukakan para dokter ada 3 seperti yang sudah dikemukakan di slide 2. yaitu: ? Diagnostic uncertainty ? Time pressure ? Patient demand SLIDE 22. HOW CAN PEOPLE HELP? ? Jangan sedikit-sedikit meminta dokter untuk memberikan antibiotik. Jangan mengkonsumsi antibiotik untuk infeksi virus seperti flu/pilek, batuk, atau radang tenggorokan. Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi virus tersebut, tanya doikter bagaimana cara meringankan gejala tetapi bukan dengan antibiotik ? DESINFEKTANT sebaiknya hanya dipergunakan di rumah sakit. Sehari-hari di rumah, kita tidak perlu mempergunakannya karena kuman di rumah umumnya adalah kuman baik. Di rumah ?" ?oGood water and soap are sufficient? Desinfektan mungkin hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit yang daya tahan tubuhnya memang rendah (pasca transplantasi, anak penyakit kronis yang memperoleh steroid, dan lain-lain). SLIDE 23. APPROPRIATE TARGETED AGENT Rule of thumb perihal pemakaian antibiotik yang lebih rasional: 1. Seandainya anak kita membutuhkan antibiotik, pilihlah antibiotik yang hanya bekerja terhadap bakteri yang dituju. Dalam hal ini, antibiotik yang narrow spectrum. 2. Untuk infeksi bakteri yang ?oringan? (infeksi saluran napas atas atau infeksi telinga dan infeksi sinus) yang memang perlu antibiotik (seperti dikemukakan di slide sebelumnya), maka pilihlah yang bekerja terhadap bakteri Gram positif. 3. Untuk infeksi kuman yang berat, seperti infeksi di bawah daerah diafragma (infeksi ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, dll) pilihlah antibiotik yang membunuh kuman Gram negatif. 4. Hindarkan pemakaian lebih dari satu antibiotik kecuali TBC atau infeksi berat di rumah sakit. 5. Hindarkan pemakaian salep antibiotik kecuali untuk infeksi mata. 6. SLIDE 24. Antimicrobial Resistance Among Hospitalized Patients (Bakteri resisten antibiotik pada pasien rawat inap di rumah sakit) Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dan penyebabnya adalah kuman/bakteri rumah sakit. Bakteri di rumah sakit umumnya sudah resisten terhadap berbagai antibiotik dan kalaupun masih ada antibiotik yang bisa membunuhnya, maka antibiotik tersebut adalah antibiotik yang sangat kuat. Sebagai contoh, anak kita dirawat karena dehidrasi berat akibat diare. Kebanyakan diare pada bayi disebabkan oleh virus. Tetapi saat dirawat, anak kita memperoleh infeksi tambahan yaitu infeksi nosokomial, yang memerlukan antibiotik super canggih. Pusat penyakit menular di Atlanta (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahunnya sampai dengan 2 juta pasien mengalami infeksi nosokomial saat dirawat di rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan sejumlah 90,000 kematian. SLIDE 25. Battle of the Bugs: Fighting antibiotic resistance Sudah sejak beberapa dekade terakhir ini, dunia kedokteran ?omencanangkan? PERANG TERHADAP BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK. Caranya? (1) Kurangi pemakaian antibiotik, jangan mempergunakan antibiotik untuk infeksi virus. (2) Pergunakan antibiotik hanya bila memang benar-benar diperlukan dan mulailah dengan antibiotik yang ?oringan? atau narrow spectrum. (4) Kampanye penggunaan antibiotik yang rasional harus semakin dikumandangkan, termasuk pengaturan pemakaian antibiotik di bidang agrikultur. Mengapa kita harus ?ohemat? dalam penggunaan antibiotik? ? Increasing antibiotic resistance threatens success of antibiotic treatment for common infections ? Antibiotic overuse drives the spread of resistance SLIDE 26. ANTIBIOTIC MISUSE. Our window of opportunity is closing ? Saat ini, bertambah satu lagi krisis yang dihadapi kehidupan dan manusianya. Penyakit-penyakit yang semula dapat disembuhkan (TBC, Gonorrhoea, typhoid/tifus) ?" saat ini sudah tidak lagi dapat DITEMBUSakibat kondisi antibiotic resistance. ? Suatu kondisi yang sangat serius ?" yang diperparah oleh perilaku overuse of ANTIBIOTICS Oleh karena itu, masalah ANTIBIOTIC RESISTANCE bukan masalah dokter dan ilmuwan saja, MELAINKAN MERUPAKAN MASALAH KITA BERSAMA. Everybody needs to help deal with this 3. SLIDE 27. Lessons Learned Prescribers (docotrs) and patients are all part of the problem Dokter dan pasien " SAMA-SAMA BERSA;AH perihal antibiotic resistance ini. 4. SLIDE 28. FINAL MESSAGE. BE SMART AND CRITICAL CONSUMERS Drugs are much too serious a thing to be left to the medical profession and the pharmaceutical industry Kata-kata di atas ditulis oleh seorang pakar ahli farmakologi klinik (ahli obat) di Australia. Memang benar, obat dan praktek pemberian obat, seyogyanya jangan sepenuhnya diserahkan ke tangan seorang dokter dan ahli farmasi. Sebagai konsumen kesehatan yang bertanggung jawab, kita harus berperan aktif melindungi diri kita dan keluarga kita dengan cara, menggali dan mencari pengetahuan kedokteran serta belajar memahami kondisi yang kita alami. Dengan berbekal pengetahuan dasar ilmu kesehatan, makaInsya Allah, kita akan menjadi konsumen kesehatan yang smart and critical ============================= Rangkuman Ceramah COMMON PROBLEMS IN PEDIATRICS Purnamawati S Pujiarto, Dr SpAK, MMPed 21 February 2004 Apa hak konsumen kesehatan? Memperoleh informasi yang benar dan obyektif. Apa kewajiban konsumen? Salah satunya adalah mencari informasi, mempelajari dasar-dasar kesehatan dan mempelajari segala sesuatu perihal penyakit yang sedang dialami. Demam, batuk-pilek, radang tenggorokan, diare, merupakan kondisi langganan anak-anak. Pelajarilah, agar dapat bertindak dengan tenang dan rasional, agar tidak tergopoh-gopoh mengambil obat dan mengobati gejala-gejala tersebut. Seperti sudah kita ketahui, konsumen (pasien) yang rasional akan mendorong iklim layanan kesehatan yang rasional pula. RATIONAL USE OF DRUGS (IRUD) - pola pengobatan yang aman, cost effective Minimal ada dua masalah utama pola pemberian obat yaitu polifarmasi dan pemberian antibiotik yg berlebihan/kurang pada tempatnya. Dokter mengajukan minimal 3 alasan : - Lack of confidence. Para dokter sering "kurang confidence" dan "insecure" takut pasien pindah ke dokter lain - Patient pressure. Pasien yang irasional, sering menuntut dokter untuk memberikan antibiotik & obat yang cespleng, karena menganggap antibiotik merupakan "obat dewa" yang bisa menyembuhkan segala kondisi. - Company pressure. IMMUNE SYSTEM - sistem pertahanan tubuh Secara garis besar, sistem imun terdiri dari 1. bagian yang langsung "membunuh" kuman/virus/parasit dan lain-lain yang menyerang tubuh kita, yaitu sel darah putih atau leukosit. Leukosit juga membentuk antibodi, suatu zat untuk menetralisir "musuh" bila suatu saat kita kembali terserang oleh infeksi yang sama. 2. bagian atau sel-sel yang tugasnya membantu sel leukosit sehingga leukosit jauh lebih efektif "serangan"nya. BAKTERI DAN VIRUS Bakteri. Bakteri ada dimana-mana, di alam, di tubuh kita; menyiratkan bahwa mayoritas bakteri tidak jahat Bakteri yang baik yang ada di dalam usus kita berfungsi untuk : a) Mencernakan makanan menjadi zat-zat bergizi b) Mengolah makanan menjadi vitamin B & K c) Melindungi kita agar tidak terinfeksi oleh kuman yang jahat. d) Membantu pencernaan agar kita tidak sembelit Berdasarkan sifat kimiawinya, bakteri dibagi dua yaitu bakteri Gram Positif dan bakteri Gram negatif. 1. Bakteri Gram positif a. umumnya lebih mudah di"lawan" dibandingkan bakteri Gram negatif. b. dapat diatasi oleh antibiotik yang ringan (narrow spectrum antibiotik) c. umumnya menyebabkan Infeksi di bagian atas diafragma 2. bakteri Gram negatif a. menyebabkan infeksi di bagian bawah diafragma Broad spectrum antibiotics adalah antibiotik yang menyerang kedua kelompok bakteri di atas Ingat: - Pemberian antibiotik yang terlalu sering dan terlalu lama akan mematikan kuman yang baik. Hal ini akan menganggu pencernaan misalnya diare akibat munculnya banyak jamur, kekurangan vitamin B & K. - Semakin sering kita memakan antibiotik, semakin sering kita jatuh sakit. Virus. Virus jauh lebih kecil daripada bakteri. Virus tidak dapat dibunuh oleh obat, antibiotik samasekali tidak bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita. BERBAGAI MASALAH KESEHATAN YANG UMUM TERJADI PADA BAYI DAN ANAK. Selain demam, alasan terbanyak anak dibawa ke dokter adalah batuk pilek, radang tenggorokan, dan diare. Orang tua panik, anak memperoleh berbagai macam obat yang belum tentu diperlukan, yang belum tentu tanpa efek samping. Sedihnya lagi, kondisi tersebut juga paling potensial untuk diterapi dengan antibiotik, padahal sebagian besar penyebabnya adalah virus, yang tidak bisa "dilawan" oleh antibiotik. RADANG/INFLAMMATION - ITIS Radang atau inflamasi artinya merah, bengkak, dan sakit. Radang tenggorokan, artinya tenggorokannya merah, sakit, dan mungkin agak membengkak (amandelnya). - Radang bisa karena infeksi tetapi bisa juga bukan infeksi. Radang akibat infeksi dapat dibagi dua radang karena kuman atau radang karena virus. - 85% radang tenggorokan pada bayi/anak disebabkan oleh infeksi virus - tidak perlu antibiotik. - Radang bukan infeksi misalnya alergi, Trauma, Autoimmun, Teething, dll. Kesemua nya, tidak dapat diobati dengan antibiotik. Upaya terbaik mengatasi alergi adalah avoidance - mengurangi kemungkinan exposure hal2 yang bisa menimbulkan alergi (debu, karpet, binatang berbulu, mainan berbulu, AC, makanan tertentu dengan pewarna, pengawet, perasa sintetik, permen, , sea food). FEVER (lihat juga summary demam seminar paket 1 pada milis sehat tanggal 28 januari 2004 oleh bpk gendi) 1. Cari penyebab timbulnya demam; pada anak penyebab utamanya adalah infeksi virus. 2. waspadai kemungkinan terjadinya komplikasi dehidrasi. 3. Selama infeksi masih berlangsung, memang harus ada demam. Beri minum lebih banyak dari biasanya. Kapan orang tua harus menghubungi dokter? Bila bayi berusia < 3 bulan dengan suhu tubuh 38C Bila bayi berusia 3 - 6 bulan dengan suhu tubuh 38.3C Bayi dan anak berusia > 6 bullan, dengan suhu tubuh 40C Sama sekali tidak mau minum atau sudah dehidrasi; Gelisah, muntah, diare Iritabel atau menangis terus menerus, tidak dapat ditenangkan Tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan (lethargic) Kejang; Kaku kuduk leher; Sakit kepala hebat Sesak napas Ingat: DO NOT TREAT LOW GRADE FEVER (< 38.3C) COLDS AND FLU Penyebabnya infeksi virus. Umumnya berlangsung selama 5 hari (3 - 14 hari rentangnya) tergantung daya tahan tubuh dan tergantung ada tidaknya penderita flu di rumah atau di sekolah. Tidak ada obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh anak terhadap infeksi virus flu akan meningkat sejalan dengan waktu Tatalaksana: F Yang paling dibutuhkan adalah cairan, sering minum meski sedikit2. F Supaya "ingus" tidak kental dan menyumbat jalan nafas, berikan air garam steril sebagai tetes hidung. Menghirup uap air panas juga banyak membantu. F Humid environment, jangan kering seperti dalam ruangan berAC. Kalau perlu, taruh satu ember berisi air mendidih setelah anat tidur. F Paracetamol - bila bayi/anak uncomfortable atau high fever (>38.5) F Di lain pihak, kita sering mengacaukan alergi dengan flu. Pada alergi yg mengenai hidung, anak juga akan "meler" tetapi anak tidak demam, tetap aktif bermain. Pencegahan: Sering cuci tangan, hindari kontak erat dengan penderita flu, jaga kebersihan rumah terutama sehabis penderita flu atau bersin dan batuk, haru di lap bagian permukaan peralatan rumah tangga atau lantai kamar mandinya. Kapan menghubungi dokter? Bila mengalami demam > 72 jam atau bila batuk terus menerus Sesak nafas, kuku dan bibir tampak biru Luar biasa rewel, atau luar biasa mengantuk (sangat sulit dibangunkan) F Ingat: Tidak ada obat pilek yang efektif untuk bayi dan anak. SORE THROAT/PHARYNGITIS (Radang tenggorokan dan infeksi amandel) Penyebabnya umumnya infeksi virus. ARTINYA: akan sembuh sendiri - self limiting; dan samasekali tidak memerlukan antibiotik Hanya sekitar 15% saja yg infeksinya disebabkan oleh kuman Streptococcus dan umumnya menyerang anak usia 4 - 7 tahun. Dengan catatan, diagnosisnya harus berdasarkan biakan usap tenggorok Tatalaksana a) Banyak minum; minuman yg hangat akan memberikan rasa nyaman di tenggorokan. Kalau anak sudah besar, bisa diajarkan untuk kumur2 atau mengisap lozenges. Kalau panas atau kesakitan, berikan paracetamol b) Kalau hidung tersumbat, dapat diberikan tetes hidung NaCl dan menghirup uap panas. COUGHS Batuk adalah mekanisme tubuh yang membantu kita mengeluarkan segala sesuatu yg mengganggu saluran napas kita, misalnya, lendir/ "slym,m" benda asing yang tersedak (susu, kacang, air dll). Yang terpenting, mencari tahu apa pencetus batuk. Infeksi kah atau bukan infeksi. Pada anak, batuk umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau oleh alergi. Batuk akibat infeksi virus flu misalnya bisa berlangsung sd 2 minggu bahkan lebih lama lagi bila anak kita sensitif atau alergi, atau bila di rumah ada anak lain yang lebih besar atau yang juga sedang sakit. Batuk karena alergi juga bisa berlangsung lama atau hilang timbul selama pencetus alerginya tidak diatasi. Tatalaksana - Upayakan untuk mengurangi produksi lendir: Minum banyak yang hangat misalnya lemon Jangan ada asap rokok Ruangan jangan kering (Moist air - kamar mandi - buka keran air panas biarkan beberapa lama sehingga ruangan, atau taruh satu ember air panas mendidih, atau pasang humidifier) Agar anak lebih nyaman, tidurkan dengan bantal agak tinggi Ingat: . kebanyakan batuk tidak memerlukan antibiotik Jangan beri obat untuk menekan refleks batuk (Codein), Pada dasarnya, tidak ada yang namanya obat batuk itu. Juga tidak ada obat pencair dahak. Cari pencetusnya BRONCHITIS ("INFEKSI" SAL NAPAS) Penyebab tersering adalah alergi (Allergic rhinitis, asthma, environmental exposures). Bisa juga karena sinusitis, refluks, reaksi obat, kelainan bawaan saluran napas, tersedak "benda asing", pneumonia (virus, jamur). Mohon diingat - pneumonia belum tentu karena infeksi bakteria. Jadi - belum tentu perlu antibiotik. Gejala yang tersering adalah batuk lama Tatalaksana - Mencari penyebab. Bila karena alergi - modifikasi lingkungan sekitar untuk mengurangi eksposur pada anak - Humidifikasi - Ekstra cairan, dll Dengan demikian, kalau anak kita dinyatakan menderita bronkitis, kita harus segera berpikir bahwa itis di sini artinya radang - inflamasi. Penyebabnya belum tentu infeksi bakteri - mayoritas bronkitis pada anak tidak perlu antibiotik. EAR INFECTION Penyebabnya umumnya adalah infeksi virus, dan u mumnya terjadi s etelah anak mengalami flu. Kadang-kadang juga ada kaitannya dengan masalah gigi. Gejala: Sakit telinga (biasanya 1 sisi), demam, pilek dengan hidung buntu, rewel, telinga di-tarik2, nafsu makan menurun Kadang2 tampak cairan kuning keluar dari telinga, kadang2 juga anak mengalami sedikit gangguan pendengaran Tatalaksana - Penghilang rasa sakit - Posisi tegak/upright position, - Jangan ada yang merokok - Jangan mimum susu dari dot-botol sambil tiduran - Air hangat di botol, bungkus kain perca, taruh di atas telinga - Kalau perlu minum obat decongestant (mnengurangi hidung buntu) Pencegahan: berikan ASI selama mungkin ANTIBIOTIK atau KONTAK DOKTER - Bila berkepanjangan, lebih dari 2 minggu atau - Bila infeksi berat dan anak kesakitan hebat DIARE - MUNTAH Pada dasarnya, diare dan muntah adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan racun dan mengeluarkan virus/kuman. Tidak perlu memberikan obat anti muntah atau obat untuk "mampet"kan diarenya. Obat-obat semacam ini dapat megurangi/menghentikan gejala diare/muntah tetapi tidak dapat mengobati penyakitnya. Perbaikan tersebut bersifat "semu". Kita bisa terkecoh, seolah anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko efek samping. PENYEBAB: pada anak terutama bayi, umumnya disebabkan oleh virus. Penyebab lainnya adalah food posoning, alergi makanan, dan pemakaian antibiotik TATALAKSANA - CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak F ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit atau oralit F Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi, kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai dehidrasi teratasi Kapan menghubungi dokter? - Ada darah di tinja - Tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering, air mata kering - Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan - Lemas, layu PRINSIP: - Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Antibiotik justru akan memperparah diarenya dan akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida - Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium, juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, ensim - Pada diare akut, tdk perlu mengganti susu formula. - INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!! KONSTIPASI PENYEBAB: utamanya adalah pola perilaku khususnya pola konsumsi makanan. Pola makan kita dulu sarat dengan sayur dan buah (serat), sekarang beralih ke fast food yang bukan hanya rendah serat, tetapi juga tinggi garam dan lemak. Penyebab lainnya adalah: - Kurang minum - Ignoring the urge (anak mengacuhkan rasa ingin buang air besar dan justru menahannya) - Kurang gerak/olah raga, banyak duduk) - Penyakit: Hypothyroidism (kelenjar gondok kurang berfungsi, jarang, ada gejala lain sejak bayi seperti retardasi mental), retardasi mental GEJALA: Sakit perut, melilit, mules, kembung Nafsu makan menurun Rewel Celana dalam ada berkas tinja (Soiled underwear) Tinja keras, tinja ada goresan/bercak darah (Large/blood streaked stools) Sering buang air kecil TYPHUS Sebenarnya, tifus tdk tergolong kondisi yang sering terjadi pada anak. Namun demikian, kondisi ini sering sekali didiagnosis ("gejala tifus"/verdacht typhus"). Padahal seharusnya, jelas dan tegas, tifus atau bukan. Bagaimana dan kapan kita menegakkan diagnosis tifus? - Curigai bila anak (bukan bayi karena tifus ditularkan memalui makanan dan minuman yang tercemar; bayi masih mengkonsumsi ASI.formula, makanan rumah) demam >5 hari. - Diagnosis: pemeriksaan laboratorium biakan empedu (Gal culture) bukan pemeriksaan widal. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi tifus. TBC Kondisi yang juga sering salah didiagnosis. Angka kejadian infeksi TBC di Indonesia memang tinggi, tetapi itu bukan berarti - sedikit-sedikit TBC. Anak yang kurus, yang kurang nafsu makan, anak yang batuk-batuk, sering dicap "ada vlek" di paru2nya. Padahal mendiagnosis TB tidak sesederhana ini. Di lain pihak, kalau memang anak kita TBC, perlu diterapi dengan benar agar kuman TBC benar2 bisa dieradikasi dari tubuh kita. Yang sering terjadi: - anak mendapat obat TBC tanpa dasar diagnosis yang jelas - obat TBC tersebut tidak diberikan dengan benar (jenis obat, jumlah obat, dosis, lama pemberian). Selalu second opinion, karena: diagnosis TBC tidak mudah, dan sekali anak didiagnosis TBC - konsekuensinya banyak - harus mengkonsumsi obat2 anti untuk jangka panjang, padahal obat-obatan tersebut sangat berat`- potensial untuk menimbulkan gangguan hati. HOSPITALIZATION Indikasi rawat inap harus kuat yaitu: - Tidak sadar, - Kejang berulang - Sesak napas - Dehidrasi berat - Membutuhkan obat yang harus diberikan ke pembuluh darah Bagi anak, rawat inap di rumah sakit bukan hanya menyebabkan taruma kejiwaan tetapi juga menghadapkan anak kepada risiko tertular INFEKSI NOSOKOMIAL (infeksi akibat kuman rumah sakit, dari pasien lain) padahal, kuman di rumah sakit jauh lebih "GANAS" dibandingkan kuman di rumah. Mengapa? Di Rumah sakit, kita terlalu banyak mempergunakan antibiotik dan umumnya yang dipergunakan adalah antibiotik yang "kuat". Dengan demikian, kuman di rumah sakit banyak yang sudah resisten (kebal) terhadap berbagai macam antibiotik (superbugs). Kuman di rumah jauh lebih "jinak". THE LIVER AND THE DRUGS Apa yang terjadi dengan obat yang kita konsumsi? Obat harus menjalani serangkaian proses metabolisme di hati. Prosesnya dua tahap. Di antara kedua tahapan tersebut, dihasilkan suatu zat antara yang bersifat toksik (beracun). Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya kemungkinan kerusakan hati akibat obat. Makin banyak obat, makin besar kemungkinan terjadinya efek samping (termasuk kerusakan hati). Sebagai contoh adalah gabungan beberapa obat dalam satu puyer. Ibu umumnya tidak menyadari bahwa puyer tersebut terdiri dari beberapa obat. Tidak tertutup kemungkinan obat-obat tersebut saling berinteraksi. Siapa yang potensial terkena efek samping obat? Yang berusia sangat muda dan yang lanjut usia Bagaimana mengurangi risiko terkena efek samping obat? 1. Pada dasarnya, obat itu "racun" sehingga potensial menimbulkan efek samping. Konsumsi obat hanya bilamana benar2 diperlukan. Dengan demikian, hindari polypharmacy. 2. Antibiotik bukan obat yang bisa menyembuhkan semua penyakit, atau menyembuhkan semua gejala (mulai dari demam, diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, alergi, dll). WHAT ARE ANTIBIOTICS (antibiotic & its proper use akan dibahas pada 13 maret 2004) Antibiotik adalah obat untuk membunuh infeksi bakteri (ANTIBIOTIK TIDAK DAPAT MEMATIKAN VIRUS). Antibiotics = Against Life. Artinya antibiotik adalah suatu zat yang sifatnya mematikan kehidupan dalam hal ini, mematikan kuman. APA BAHAYA PEMBERIAN ANTIBIOTIK YANG MEMBABI BUTA? Setelah pemakaian antibiotik selama beberapa dekade, ternyata bermunculan banyak bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotik. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian antibiotik yang tidak rasional/membabi buta, justru akan merugikan pasien dan khalayak luas. Antibiotik merupakan satu2nya obat yang memiliki dampak sosial yang besar. Contoh. Anak X sering memakan antibiotik setiap kali demam atau pilek.batuk, diare. Cepat atau lambat, kuman-kuman di sekitar X menjadi kebal terhadap berbagai antibiotik. Bila kuman yang resisten terhadap antibiotik tersebut menyerang anak Y, maka anak Y otomatis juga tiurut dirugikan, bukan hanya anak X. Antibiotic resistance dapat membahayakan jiwa dan memperberat kondisi dan penderitaan si pasien yang mungkin infeksinya sebenarnya tidak berat tetapi kumannya tidak dapat dibunuh oleh berbagai antibiotik (padahal sebelumnya, infeksi kuman ni dengan mudah dapat diatasi). Kuman yang kebal terhadap antibiotik ini -berkembang biak dengan cepat, menyerang anggota keluarga lainnya, tetangga, teman sekolah, teman kerja - mengancam seluruh komunitas. Lingkungan terancam infeksi oleh kuman jenis baru, yang sudah berubah bentuk, yang lebih ganas, kuman yang sulit dibunuh oleh antibiotik. THE TROUBLE WITH ANTIBIOTICS F Pemberian antibiotik yang berlebihan menyebabkan kuman yang tidak terbunuh mengubah diri (mutasi) menjadi "superbugs" yang tidak mempan dilawan antibiotik. F Superbugs ini memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat, pasien harus dirawat di rumah sakit karena antibiotik harus diberikan melalui selang infus. Antibiotik super kuat ini berisiko menimbulkan efek samping yang lebih berat. F Dampak negatif kedua adalah terbunuhnya "kuman baik" di dalam tubuh kita. Tempat yang semula dipakai oleh kuman2 ini menjadi vakum dan kekosongan ini diisi oleh kuman "jahat" atau jamur. Kondisi infeksi ini disebut sebagai "superinfection". F Semakin lama/sering makan antibiotik semakin besar risiko terbentuknya superbugs, dan superinfection, dan SEMAKIN SERING KITA SAKIT. Antibiotik adalah sumber alam karunia Tuhan yang harus dipergunakan secara bijaksana. Antibiotik menyelamatkan kita, kita harus "menyelamatkan" mereka dari "kepunahan". APPROPRIATE ANTIBIOTIC USE Penelitian membuktikan setiap harinya, telah diresepkan jutaan antibiotik bagi pasien infeksi virus. Suatu kekeliruan yang sangat besar. Beberapa alasannya: - pasien meminta obat yang cespleng - apa saja - termasuk antibiotik ,kalau perlu antibiotik yang superkuat - bagi dokter, jauh lebih mudah menulis resep dibandingkan harus bersusah payah memberi penjelasan, menenangkan orang tua. Pada tabel tertera beberapa kondisi yang umumnya disebabkan infeksi virus dan tidak memerlukan antibiotik. HOW TO BE A GOOD HEALTH CONSUMER Selalu pertanyakan: Does MY child really need the drug? Hal lain yang selanjutnya perlu dilakukan adalah: Hitung jumlah obat yang diberikan kepada anak. Bila dalam bentuk puyer, hitung jumlah baris dipuyer - yang mencerminkan jumlah obat (bila bingung, tanya ke ahli farmasinya) Selalu membuat foto kopi resep dan diarsip dengan baik. Konsultasi ahli farmasi. Tanyakan obat apa saja (minta agar ditulis nama obat satu persatu), apa mekanisme kerja obat2 tersebut, apakah ada antibiotik, berapa antibiotik yang diberikan, bagaimana interaksi obat sebanyak itu. Beritahu dokter bila anak anda sedang mengkonsumsi produk herbal, suplemen, obat tradisional. Obat2 tersebut mungkin saja berinteraksi dengan zat2 tambahan tersebut. Intinya: 1. Hindarkan polifarmasi - mengkonsumsi obat sesedikit mungkin. 2. Antibiotik bukan "magic saver. Hanya keadaan tertentu saja yg memerlukan antibiotik. Dan Mayoritas penyakit pada anak - disebabkan oleh infeksi virus, yg samasekali tdk membutuhkan antibiotik. --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]