fyi
mudah2an bermanfaat.
 
papanya Hafizh
= = = = = = = = = = = 
 
Senam OTAK untuk Merangsang Kecerdasan Bayi

Jakarta, Kompas Cyber Media



 
SELAIN faktor genetik, kecerdasan seorang bayi atau anak juga tergantung pada faktor 
lingkungan. Di antaranya, nutrisi yang baik, imunisasi, dan stimulasi atau rangsangan.
 
Bayi yang mendapat rangsangan secara tepat dan berkesinambungan tentu akan 
mempengaruhi perkembangan otaknya. Dengan begitu diharapkan perkembangan fisik, 
mental, dan intelektualnya akan melampaui kemampuan dasar atau potensi genetiknya.
 
PENELITIAN membuktikan bahwa pengalaman dan rangsangan yang diterima pada tahun 
pertama kehidupan akan berpengaruh pada perkembangan dan fungsi otaknya di kemudian 
hari.
 
Kartini Sapardjiman, Ketua Senam Otak Indonesia, mengatakan, kecerdasan bayi juga bisa 
dioptimalkan dengan senam otak. Senam otak adalah latihan yang terangkai atas 
gerakan-gerakan tubuh yang dinamis dan menyilang. Senam ini mendorong keseimbangan 
aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan. Diharapkan, potensi kedua belahan otak 
akan seimbang sehingga kecerdasan anak pun menjadi maksimal.
 
"Selama ini banyak orang hanya menggunakan otak kirinya saja sehingga potensi otak 
kanannya tidak dimanfaatkan secara maksimal," kata Kartini, dalam seminar "Senam Otak 
Ibu Hamil dan Bayi Merangsang Potensi Otak Sejak Dini" yang diselenggarakan atas kerja 
sama Klub Brain Gym Omni Medical Center (OMC) Kelapa Gading dan RS OMC Pulomas, 
Jakarta.
 
Pada kesempatan yang sama, ahli anak RS Omni Medical Center, dr Caroline Mulawi, 
mengatakan, stimulasi pada bayi bisa dilakukan sejak bayi dalam kandungan, yaitu sejak 
usia kehamilan tiga bulan.
 
"Stimulasi bisa berupa suara dan taktil (rabaan). Dari beberapa penelitian 
menunjukkan, bayi yang mendapat stimulasi ketika dalam kandungan memiliki tingkat 
inteligensia lebih tinggi 14 poin daripada yang tidak mendapatkan stimulasi," kata 
Caroline.
 
Stimulasi harus dilakukan tiap hari pada setiap kesempatan berinteraksi dengan bayi, 
misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, 
mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, bahkan menjelang tidur. Stimulasi harus 
dilakukan dalam suasana aman, nyaman, menyenangkan, penuh kasih sayang, dan gembira.
 
Pada prinsipnya, semua ucapan, sikap, dan perbuatan ibu atau pengasuh yang 
berulang-ulang akan terekam dalam otak bayi sehingga akan berisiko ditiru oleh bayi. 
Apa yang bayi lihat, dengar, atau rasakan akan menjadi pengalaman baru bagi bayi 
sehingga dia akan mencoba melakukannya sendiri.
 
SEJAK tahun 2001 sudah ditemukan senam otak yang bisa mengoptimalkan perkembangan dan 
potensi otak. Otak terbagi menjadi dua, otak belahan kanan dan otak belahan kiri. Otak 
kanan berfungsi untuk intuitif, merasakan, bermusik, menari, kreatif, melihat 
keseluruhan, dan ekspresi badan. Sedangkan otak belahan kiri bertugas untuk berpikir 
logis dan rasional, menganalisa, bicara, berorientasi pada waktu, dan hal-hal rinci.
 
Senam otak dengan metode latihan Edu-K atau pelatihan dan kinesis (gerakan) akan 
menggunakan seluruh otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka 
bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat.
 
Senam otak ini bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk bayi. Senam otak pada bayi 
sebenarnya sangat sederhana. Contohnya, menggerakkan anggota badan secara menyilang 
dengan perantara mainan. Bisa berbentuk robot, boneka, bola, balon, atau apa saja yang 
sesuai dengan usia anak. Hal yang penting, gerakan yang dilakukan anak melewati garis 
tengah antara tubuh bagian kanan dan tubuh bagian kiri.
 
Kemampuan belajar paling tinggi tercapai jika dua belah otak, dua mata, dan dua 
telinga aktif serta bisa bekerja sama dengan baik. Selain itu, gerak badan juga 
terkoordinasi dan seimbang. Pertemuan gerakan yang menyilang ini merupakan pusat dari 
senam otak.
 
Senam otak dilakukan melalui tiga dimensi, yakni lateralitas komunikasi, pemfokusan 
pemahaman, dan pemusatan pengaturan. Lateralitas komunikasi (dimensi kiri-kanan) 
bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan belajar. Gerakannya menyangkut mendengar, 
melihat, menulis, bergerak, dan sikap positif. Gerakan-gerakan itu menyerap kemampuan 
komunikasi yang lebih cepat.
 
Misalnya, bola digerakkan ke kiri ke kanan di depan bayi, atau bayi memegang mainan 
lalu digerakkan ke kiri ke kanan. Bisa juga mainan yang berbunyi digerakkan ke kiri ke 
kanan secara menyilang. Bertepuk-tepuk tangan juga melatih pendengaran bayi. Bayi 
memegang jari kita lalu digerakkan ke kiri ke kanan, atau membentuk angka delapan 
tidur. Apa pun gerakannya asal berdimensi ke kiri ke kanan.
 
Pemfokusan pemahaman (dimensi muka-belakang) bermanfaat membantu kesiapan dan 
konsentrasi untuk menerima hal-hal baru dan mengekspresikan apa yang sudah diketahui. 
Gerakan berupa latihan meregangkan otot menyangkut konsentrasi, pengertian, dan 
pemahaman. Misalnya dengan melipat lutut dan sikut bayi berulang kali atau mengangkat 
tangan ke atas lalu digerakkan ke muka ke belakang.
 
Pemusatan pengaturan (dimensi atas-bawah) membantu meningkatkan energi yang menyangkut 
berjalan, mengorganisasi, tes atau ujian. Hal ini bermanfaat untuk membantu seluruh 
potensi dan keterampilan yang dimiliki serta mengontrol emosi, seperti menggerakkan 
kepala ke atas ke bawah, mengangkat beban ringan atau benda lainnya, kemudian 
digerakkan ke atas ke bawah. (ARN)
 

Reply via email to