Bagus deh,
Biar kapling tukang parkir yang bener-bener kerja buat
menghidupi keluarganya gak terambil. belajar cari uang
jangan dnegan merebut lahannya wong cilik lah....:)
Kasian....

--- Rifa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> sekarang sudah gak jadi tukang parkir lagi...
> dimarahin ama bapaknya....
> ----- Original Message -----
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; "Jauhari, Eri"
> <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, May 14, 2004 3:29 PM
> Subject: [balita-anda] Bila Anak Diplomat Jadi
> Tukang Parkir
> 
> 
> Fyi,
> Iyalah, anak memang perlu belajar cari uang sendiri.
> Biar bisa menghargai
> uang.
> 
> 
> Diambil dari Koran Tempo, 6 Maret 2004
> 
> Jika Anda melewati Jalan Imam Bonjol, Menteng,
> Jakarta Pusat, mungkin Anda
> akan sedikit heran melihat sosok seorang tukang
> parkir di depan Kedutaan
> Besar Bulgaria di seberang kantor Komisi Pemilihan
> Umum. Remaja tampan
> berkulit putih itu asli bule. Gayanya tak beda
> dengan tukang parkir
> Melayu.  "Terus, terus!" teriaknya dengan bahasa
> Indonesia yang fasih
> seraya meniup peluit ketika memandu sebuah sedan
> hijau yang hendak parkir.
> Yang lebih menarik, tukang parkir ini adalah putra
> kedua Kuasa Usaha
> Kedutaan Bulgaria di Indonesia.
> 
> Joss Rosenov namanya. Usianya baru 13 tahun. Jabatan
> orangtuanya maupun
> warna kulitnya tak membuat Joss sungkan melakukan
> kerja sebagai tukang
> parkir -- satu hal yang patut ditiru anak Indonesia.
> Sambil menunggu mobil
> yang keluar-masuk, ia mengelap sejumlah mobil yang
> diparkir di depan
> kantor yang sekaligus kediaman kedua orangtuanya
> sendiri.
> 
> Tak ada yang mencolok pada siswa kelas I SMP di
> Pakistan Embassy School
> itu. Berkaus lengan pendek dan celana panjang krem,
> kakinya beralas sandal
> jepit. Joss mengaku sudah setahun menjadi tukang
> parkir. Sebelumnya, dia
> pernah menjadi tukang ojek selama sebulan. Namun,
> dia kesulitan
> mendapatkan penumpang. Tak ada yang mengajaknya
> menjadi tukang parkir.
> "Saya lihat orang lain dulu," ujarnya seraya
> menunjuk tukang parkir di
> depan kantor Komisi Pemilihan Umum.
> 
> Joss berterus terang, ia menjadi tukang parkir buat
> cari duit. Uang saku
> yang diperolehnya tidak cukup. "Cuma tiga ribu
> (rupiah), kalau minta lagi
> tak dikasih," katanya. Joss ingat, mobil yang
> pertama kali diparkirnya
> setahun yang lalu adalah Kijang. "Saya merasa
> senang," kata dia seraya
> menambahkan, uang parkir yang diterima untuk pertama
> kalinya sebesar
> seribu rupiah. Pada awalnya, Joss tidak
> memberitahukan orangtuanya. Dia
> baru bilang setelah dua hari menjadi tukang parkir.
> "Saya bilang sama Ibu
> dan Bapak, saya mau cari uang jadi tukang parkir,"
> ujarnya. Orangtuanya tidak melarang. Joss juga tak
> menghadapi hambatan
> dari tukang parkir lain.
> 
> Pada saat liburan sekolah, kata dia, pekerjaan ini
> dilakoninya setiap
> hari dari pagi sampai malam, kecuali Minggu. Namun
> hari hari sekolah,
> pekerjaan itu dilakukannya sepulang sekolah. Selain
> menjadi tukang parkir,
> Joss juga jadi joki three in one, setiap pagi dan
> sore hari.  "Paginya
> saya jadi joki sampai jam 08.00," katanya. Dia juga
> tidak malu pada
> teman-teman sekolahnya.  "Saya pernah ngajak teman
> saya markir," katanya.
> 
> Rata-rata penghasilan sebagai joki dan tukang parkir
> sekitar Rp 60-70 ribu
> per hari. "Buat jajan, mau beli ikan louhan dan
> burung," kata
> dia. Ketika ditanya cita-citanya, Joss menjawab,
> "Saya ingin jadi sopir."
> Dia juga ingin terus tinggal di Jakarta. "Di sini
> enak, bisa cari duit
> sendiri." Joss lalu kembali ke kursi di depan pos
> jaga kedutaan, duduk
> menanti mobil-mobil yang hendak parkir.
> 
> WAWANCARA ( 29 Maret 2004 ) di Radio Delta :
> 
>  katanya :
> - bisa dapet uang parkir 1 hari 80 ribu, karena ada
> yang ngasih 10 ribu, 15 ribu, dll..... waktu ditanya
> karena mobil-mobilnya
> dia cuciin
> - uang 3 ribu nggak cukup, karena dia suka jajan....
> - waktu ditanya jajan apa... katanya untuk makan di
> WARTEG padahal sih di
> rumah dimasakin... tapi masakan Bulgaria... dia udah
> bosen.... enakan
> makanan WARTEG katanya...
> - waktu ditanya cita-citanya.... ingin jadi
> supir.... karena dia melihat
> supir bapaknya ... enak.... bisa tidur-tiduran di
> mobil.... and banyakan
> istirahatnya....Doi nggak mau jadi kayak bapaknya..
> karena pulangnya malem
> dan tidurnya malem.... capek katanya.... enakan
> kayak supir bapaknya.....
> - menurut dia, enakan di Jakarta, bisa cari duit
> dengan jadi tukang parkir
> aja.... kalo di Bulgaria banyak orang jahat....
> mobil-mobil kalo ditinggal
> di jalan suka dicongkelin ..... ( belum tau dia....
> )
> - bagi dia, orang-orang di Jakarta itu lebih
> kaya-kaya daripada di
> Bulgaria.... karena di Jakarta banyak mobil
> bagus-bagus
> 
> 
> 
> 
>
---------------------------------------------------------------------
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake,
> klik,http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
> 



        
                
__________________________________
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! - Internet access at a great low price.
http://promo.yahoo.com/sbc/

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke