Ngomong2x soal vaksinasi, saya kirimkan artikel mengenai vaksin,
mudah-mudahan bermanfaat....



MLDI] FW: Vaksin penyebab autisme

      Dari: acen
      Judul: [MLDI] FW: Vaksin penyebab autisme
      Tanggal: Fri, 01 Aug 2003 02:39:27 -0700

Dear Dokter,
Bagaimana tanggapan  para dokter tentang hasil penelitian dibawah ini? Agar
kami para
ortu yg awam tidak bingung apakah harus imunisasi atau tidak.

Terima kasih.



Vaksin penyebab autisme?????
(dari buku "Yang orang tua harus tahu tentang vaksinasi pada anak"
karangan Stephanie Cave & Deborah Mithchell, terbitan Gramedia Pustaka
Utama thn. 2003)

Hasil penelitian yang dituangkan dalam buku ini cukup mengerikan, vaksin
yang kita berikan demi kesehatan sang anak menjadi bumerang yang dapat
memberi efek negatif yang tidak diinginkan. Mudah-mudahan informasi
berikut berguna terutama bagi  generasi muda kita.

Ada  beberapa zat kimia yang ditambahkan kedalam vaksin (vaksin sendiri
adalah bakteri/virus dari penyakit yang ingin di imunisasikan) antara
lain:
- Aluminium (dalam vaksin DPT, DaPT dan Hepatitis B)
- Benzetonium klorida - bahan pengawet (dalam vaksin anthrax)
- Etilen glikol (dalam vaksin DaPT, polio, Hib, hepatitis B)
- Formaldehida - cairan untuk menonaktifkan kuman, bahan penyebab
kanker
- Gelatin - pemicu alergi (dalam vaksin cacar air dan MMR)
- Glutamat (dalam vaksin varicella)
- Neomisin - antibiotik yang dapat menyebabkan reaksi alergi
(dalam vaksin MMR dan polio)
- Fenol (dalm vaksin tifoid)
- Streptomisin - antibiotik penyebab alergi (dalam vaksin polio)
- Timerosal - bahan pengawet yang mengandung mercury

Selain itu bakteri mati yang ada dalam vaksin itu sendiri bisa
melepaskan racun  ke dalam aliran darah. Jika racun ini mencapai otak,
bisa terjadi masalah persarafan, termasuk autisme, kesulitan memusatkan
perhatian dan masalah perilaku. Sedangkan untuk  virus hidup seperti
dalam vaksin polio, MMR dan cacar air, ternyata bisa menyebabkan
penyakit yang seharusnya dicegahnya.
Untuk orang-orang yang memiliki riwayat auto-imun seperti rematoid
arthritis, diabetes, asma dan multiple sclerosis, vaksin yang disuntikan
akan menyebabkan  sistem imun tubuh mereka menyerang lebih banyak dari
yang seharusnya. Terutama untuk vaksin  campak, tetanus dan flu.

Efek sampingan suatu vaksin dapat terjadi segera setelah anak menerima
suntikan, tapi juga baru terlihat setelah beberapa jam, beberapa hari
atau bahkan beberapa bulan.

Berikut ini  bahaya mercury yang terdapat dalam vaksin yang diberikan
kepada anak-anak:
1. Kadar mercury yang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel
otak, sedangkan kadar yang rendah mengakibatkan efek yang lambat yang
mempengaruhi  sistem imun di tingkat sel, seperti ketidakmampuan untuk
mengusir flu, bronchitis, infersi jamur atau bahkan kanker.
2. Bila vaksin diberikan kepada bayi  yang belum bisa membuang
mercury dengan benar, mercury akan memasuki otak  dan melekat pada
serebelum (otak kecil) yang mempengaruhi ketrampilan motorik termasuk
penglihatan dan keseimbangan, pada hipokampus yang menyerang saraf,  dan
pada amygdala yang mempengaruhi fungsi emosional dan mental, termasuk
sikap pemalu dan halusinasi ( gejala ini mirip dengan autisme). Pada
bayi yang sedang mengalami perkembangan otak yang cepat, mercury bisa
merusak sel otak secara menetap.

Untuk mendeteksi kadar mercury dan logam beracun lainnya, dapat
dilakukan dengan memeriksa contoh darah dan rambut. Untuk
menghilangkannya, dilakukan terapi dengan pemberian DMSA (asam 2,3
dimerkaptosuksinik), dimana mercury dikeluarkan bersama urine. Pada saat
detoksifikasi ini, anak dipantau fungsi ginjal dan hatinya, dan
ditambahkan gizi (vit. B,A, mineral dan asam amino) ke dalam diet anak.

Gangguan autisme melibatkan otak, sistem imun dan saluran pencernaan.
Berarti selain gangguan psikiatrik, hiperaktif, disleksia, masalah
bicara dan bahasa, ketidak normalan sensorik, kesulitan kognisi dan
perilaku yang tidak biasa, penderita autis juga memiliki masalah sistem
imun yang berakibat alergi, asma dan infeksi, dan dalam saluran usus
mereka ditemukan kelebihan virus, jamur dan organisme penyebab penyakit
lainnya - yang menyebabkan masalah diare dan masalah penyerapan bahan
gizi.

Vaksin Hepatitis B biasanya diberika segera setelah bayi lahir, padahal
vaksin ini mengandung 12.5 mikogram mercury yang lebih dari 25 kali
batas aman yaitu 0.1 mikogram per kg berat tubuh per hari, Lagipula
vaksin ini dilanjutkan dengan dua dosis tambahan . Selain hepatitis B,
bayi juga mendapat 4 dosis vaksin HIB dan 4 dosis vaksin DPT yang
semuanya mengandung mercury, padahal fungsi empedu yang mengeluarkan
racun dari tubuh belum berkembang pada bayi dibawah usia 4 sampai 6
bulan.

Vaksin MMR  selain mengandung mercury juga mengandung virus hidup yang
mungkin sekali terbawa ke saluran pencernaan dan menggandakan diri dan
menyebabkan infeksi campak yang menetap. Infeksi ini menyebabkan radang
dinding saluran usus dan membuat lubang-lubang kecil disitu yang
menyebabkan bahan yang berbahaya dalam usus masuk kedalam aliran darah.
Bahan yang berbahaya tsb adalah kasomorfin dan gluteomorfin, yang bila
terbawa aliran darah ke otak, menyebabkan perilaku yang tidak normal.

Dalam vaksin DPT, sel bakteri pertusis mempengaruhi anak-anak yang satu
atau kedua orang tuanya memiliki cacat protein G-alfa yang diwariskan
secara genetika (rabun senja, penyimpangan kelenjar paratinoid, tiroid
dan pituiter), menyebabkan autisme dan penurunan penglihatan, persepsi
sensorik, pemrosesan bahasa dan pemusatan perhatian. Anak -anak ini
dapat diberikan terapi vitamin A dan Urokholin.

Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk membuktikan bahwa vaksin
gondong dalam MMR, vaksin Hib, vaksin Hepatitis B dan vaksin   pertusis
menyebabkan diabetes tipe 1 (IDDM) yang tergantung pada insulin.
Penelitian lain juga sedang berlangsung untuk mengungkap peran vaksin
terhadap asma dan alergi, rematoid arthritis, kelumpuhan syaraf (polio),
sindroma kematian bayi mendadak (SIDS).

Dengan efek samping yang terjadi, muncul pro - kontra penggunaan vaksin,
bagaimanapun kita memerlukan vaksin untuk melindungi diri dari beberapa
penyakit. Beberapa solusinya antara lain:
- Berikan ASI kepada bayi paing sedikit  6 bulan, supaya bayi
menerima imunitas pasif dari ibunya.
- Gunakan vaksin yang bebas timerosal (mercury), tunda vaksin
hepatitis B hingga usia anak sekolah, kecuali bila anak berada dalam
resiko tinggi. Berikan suntikan kedua sebulan sesudah yang pertama dan
suntikan ketiga paling sedikit 4 bulan setelah suntukan pertama.
- Selama hamil, hindari vaksin yang mengandung mercury dan
perawatan gigi yang menggunakan mercury /amalgam. Hindari pula makanan
laut selama hamil dan menyusui, minumlah air yang bebas mercury.
- Ibu yang negatif HbsAg nya, bisa menunda vaksin hepatitis B
untuk bayinya dari saat lahir sampai usia 6 bulan.
- Bayi premature dengan ibu  yang HbsAg nya  negatif, bisa menunda
vaksin hepatitis B sampai bayi paling sedikit mencapai 2.5 kg dan
mencapai usia kandungan lengkapnya.
- Bayi dengan ibu yang HbsAg nya positif, harus menerima vaksin
hepatitis B pada saat lahir.
- Hib dapat dimulai pada usia 4 bulan, besama dengan vaksin polio
yang disuntikan (IPV), seri kedua pada usia 6 bulan, seri ketiga Hib
pada usia 8 bulan, seri keempat Hib dan IPV pada usia 17 bulan dan
suntikan ulangan IPV pada usia 4 atau 5 tahun..
- DaPT  diberikan pada usia 5 bulan, kemudian usia 7, 9 bulan dan
18 bulan, ulangannya dapat diberikan pada usia 4 atau 5 tahun. DaPT
adalah vaksin DPT  versi baru dimana sebagian besar racun dalam bakteri
Bordetella pertusis dihilangkan.
- Vaksin cacar air tidak dianjurkan pada anak umur 1 tahun.
Sebaiknya diberikan menjelang usia sekolah, sekitar umur 4-5 tahun,
setelah sebelumnya dites apakah anak sudah imun terhadap virus cacar
air.
- Vaksin MMR sebaiknya diberikan secara terpisah dan bertahap:
campak usia 15 bulan, rubella 12 bulan kemudian dan gondong 12 bulan
setelah rubella. Suntikan ulangan dapat diberikan kira-kira 6 bulan
sebelum sekolah, setelah sebelumnya memeriksa titer imunitas terhadap
MMR.
- Jangan biarkan anak menerima vaksin dalam keadaan sakit, yang
ringan sekalipun.
- Jangan biarkan anak menerima vaksin untuk 6 atau lebih organisme
dalam satu hari.




_______________________________________________
MAILING LIST DOKTER INDONESIA (MLDI)
Sejarah, etika bermilis dan arsip, subscribe/unsubscribe dapat diakses di :

http://www.mldi.or.id atau
kirim mail ke: mailto:[EMAIL PROTECTED]
_______________________________________________


      [MLDI] FW: Vaksin penyebab autisme, acen
            Re: [MLDI] FW: Vaksin penyebab autisme, Yuddi Wahyono
                                                                                    
        <-- Kronologi -->                       <-- Struktur Balasan -->            
                                                                                    





                           Balas dengan email ke



DISCLAIMER :

The information contained in this communication (including any attachments) is 
privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure under 
applicable law. It is intended only for the specific purpose of being used by the 
individual or entity to whom it is addressed. If you are not the addressee indicated 
in this message (or are responsible for delivery of the message to such person), you 
must not disclose, disseminate, distribute, deliver, copy, circulate, rely on or use 
any of the information contained in this transmission.

We apologize if you have received this communication in error; kindly inform the 
sender accordingly. Please also ensure that this original message and any record of it 
is permanently deleted from your computer system. We do not give or endorse any 
opinions, conclusions and other information in this message that do not relate to our 
official business.



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke