Hi mbak Sinta,
Mbak Sinta tinggal di overseas ya? Kayaknya DSOG di sana memang cenderung mengharuskan 
si ibu untuk mengikuti tes ini, khususnya yang pernah punya masalah dalam sejarah 
kehamilan, pernah punya anak yang mengalami kelainan kromosom, atau hamil di usia >35 
tahun.

Baca dari e-mailnya mbak Sinta, asumsi saya mbak Sinta telah ikut test  NT (Nuchal 
Translucency), jadi hasilnya hanya untuk memperkirakan apakah si calon bayi punya Down 
Syndrome (DS) atau tidak.  Kalau memang DSOG-nya memperkirakan janinnya ada resiko DS, 
biasanya memang dilanjutkan dengan test Amniocentesis yang memberikan hasil lebih 
akurat. 

DSOG saya pernah menjelaskan bahwa kalau pengukuran mm-NT nya cukup tinggi (bisa 
dilihat dari hasil print outnya), resiko DS atau kelainan kromosom lain pada janin 
cukup tinggi juga.  Kalau DSOG-nya bilang mbak Sinta ‘termasuk beresiko’, tolong 
tanyakan apa termasuk ‘resiko tinggi’ atau ‘resiko rendah’, ini untuk membantu mbak 
Sinta memutuskan akan mengikuti tahap test selanjutnya atau tidak.

Kalau tentang keakuratan hasil test NT, memang tergantung pada cara pengukuran, dan 
skill si-sonographer nya (sama seperti DSOG memperkirakan berat badan janin via USG, 
kadang nggak mungkin terlalu akurat – geser sedikit aja alatnya, bisa berubah kok 
ukurannya :).

Untuk test amniocentesis sendiri, kalau nggak salah sedikit cairan ketubannya diambil 
sebagai sampel. Setahu saya test ini tidak dilakukaan saat hamil muda (3 bulan 
pertama), agar tidak ada resiko keguguran setelahnya. 

Dulu teman saya ada yang menjalani test ini, kehamilannya normal dan tidak ada 
indikasi DS pada janinnya. Katanya sih supaya bisa tenang menjalani kehamilan karena 
tahu pasti kondisi bayinya. Kalau memang target-nya mbak Sinta seperti teman saya itu, 
ada baiknya mengikuti test tsb.

Saya belum pernah menajalani test ini, dan memang keputusan untuk mengikuti test 
semacam ini tidak mudah, terutama setelah ada hasil print-outnya. Mungkin saat 
konsultasi, bisa minta waktu lebih banyak untuk mereka menerangkan tentang test ini 
dengan lebih rinci supaya mbak Sinta bisa lebih jelas lagi sebelum mengambil keputusan.

Sorry kalau ceritanya jadi panjang and tidak membantu..

Take care and my very best wishes untuk kehamilannya ya mbak,

Sylvia – Jovan’s mum


Sinta M Iqbal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear mommies...

Mau nanya dong, ada yang pernah ngikutin test down syndrome ngga waktu hamil? tapi 
bukan yg via USG 4 dimensi... seberapa akurat sih hasilnya?? karna saya habis test 
kata dsog-nya hasilnya saya termasuk beresiko, dia 

<deleted>


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!

Kirim email ke