waduh mbak novita, kayaknya emang dianya model gitu. kegenitan. pembantu adik saya yg 
lagi dititipkan dirumah barusan ngomong prt saya tuh sering cerita affairnya dengan 
sopir taksi yg nganterin dia ke terminal pas pulkam pertama. malah dia udah di cium 
cium segala.
dan sehari sebelum bohong anaknya meninggal, dia ketemu sopir taksi itu lagi pas mau 
ke pasar. Malah sempat diajak ke kosan si sopir taksi. emang sih ke pasarnya agak lama 
waktu itu, dan suami saya yg sempat ngeliat dia pas baru nyampe juga heran, soalnya 
dia awut awutan banget. so, yg nelpon pastilah si sopir taksi.
thanks yah atas sarannya kayaknya saya harus telpon yayasan nih buat dicariin ganti.

Novita Damayanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mbak, dulu saya juga pernah punya pembantu yang model gini sebelum pakai BS.
Dia yang ngurus anak saya sejak cuti saya habis. Orang juga cantik, kulitnya
bersih. Apa yang saya ajarkan semuanya dilakukan dengan benar.
Malah setiap pagi, begitu dengar anak saya nangis, dia langsung ke kamar
saya dan mengambil anak saya. Diberi susu, dimandikan dan dijemur setiap
pagi.

Tapi ternyata dibalik kerajinannya menjemur anak saya, merupakan kesempatan
juga buat dia untuk mejeng dengan kuli2 bangunan yang kebetulan sedang
bekerja di rumah sekitar. Pernah satu-dua kali sepulang saya pergi sebentar,
ia sedang memberi susu anak saya di teras rumah dan diatas. Padahal saat itu
hari panas.
Saya bahkan menegurnya, bahwa saya nggak suka anak saya dibawa2 keluar rumah
kecuali pagi hari. Dan alasan dia cukup tidak masuk akal, bahwa anak saya
kegerahan (haaa..??? bukannya diluar malah lebih panas). Apalagi dikamar ada
AC dan saya tidak pernah melarang untuk menggunakan AC.
Usut punya usut ternyata dari tempat dia berdiri itu, bisa keliatan si
tukang yang sedang bekerja. Begitupun dari teras atas. Ternyata si pembantu
ini sudah berkenalan dengan si tukang pada waktu menjemur pagi anak saya.
Tapi pada saat saya tanyakan dia nggak ngaku. Malah dia bilang tukang itu
adalah temannya satu kampung. Dan di rumah sudah mulai ada laki2 yang suka
telp2 dia.

Suatu hari dia dapat telp dari Bapaknya yang mengabarkan ibunya terserang
stroke. Karena kebetulan yang mengangkat adalah pembantu saya yang satu lagi
(yang kebetulan satu kampung dengan dia dan masuknya pun barengan, kira2
baru 1 bulan) nah pembantu saya ini bilang ke saya, nggak mungkin itu
bapaknya, karena kalau bapaknya pasti bilangnya bukan santi, tetapi nak'
santi. Tapi karena setelah menerima telp itu pembantu saya si santi nangis
berguling2an di kamarnya karena ibunya yang terserang stroke, ya otomatis
saya percaya. Trus langsung dia minta ijin pulang sebentar.

Besok paginya diantar oleh ibu saya ke terminal. Sempat sebelumnya dia
menolak dengan alasan bisa sendiri. Tapi karena saya dan ibu saya takut dia
salah bis, tetap kami antarkan. Ternyata di terminal itu sudah ada si tukang
yang biasa kami liat di dekat rumah kami. Akhirnya setelah melarang dan
tidak bisa, kami putuskan melepas si santi ini dengan sebelumnya tanda
tangan di atas materai bahwa jikalau terjadi apa2 bukan tgg jawab kami lagi.

Setibanya di rumah, barulah pembantu saya yang satu lagi (yang sekampung dg
santi itu) bilang jangan2 si santi bohong. Dan lagi si tukang itu tidak satu
kampung dengannya dan itupun juga baru kenal. Akhirnya kami coba cross check
ke bapaknya santi (yang kebetulan kerjanya juga di Jakarta). Ternyata bukan
dia yang telp, dan ibunya juga baik2 saja. Ya ampun... Dan pada saat itu
juga pembantu saya yang satu lagi itu mengaku dan minta maaf, bahwa selama
ini dia juga belom pernah bekerja. Apa yang disebutkan dulu bahwa dia pernah
bekerja di Palembang itu hanya Santi yang mengarang agar dia dapat bekerja
bareng. Tapi semuanya sudah kami maafkan. Karena yang satu ini terlihat
kemauannya keras dalam bekerja, akhirnya dia tetap kami perbolehkan kerja
dengan ibu saya.

Jadi menurut saya Mbak, kalau memang sudah begitu lebih baik nggak usah
dipakai, apalagi kalau Mbak bisa dapat ganti.
Daripada makan ati, kalau kita tidak percaya sama seseorang karena dia
tukang bo'ong kan juga nggak enak, Mbak.

Maaf ya Mbak kalau jadi ngelantur kemana2.

Regards,
-Vita-



----- Original Message -----
From: "hilma astuti" 
To: 
Sent: Monday, July 12, 2004 1:58 PM
Subject: [balita-anda] Pembantu bohong anaknya meninggal


> Kalau pembantu berbohong kalau anaknya meninggal demi untuk dibolehkan
pulang kampung, apakah masih layak untuk terus dipekerjakan?
> Sebelumnya dia juga udah membohongi saya dengan menelpon dari wartel,
mengaku sebagai kakaknya prt saya dan bilang prt harus pulang karna anaknya
sakit. tapi karna saya tau itu dia yg ngomong, saya nggak peduliin . cuma
saya saranin, telpon ke yayasan aja kalau emang ada keluarga yg sakit.bisa
pulang atau enggak, itu terserah yayasan.
> Kemaren dia nangis nangis, katanya dapat telpon anaknya meninggal. cuma
saya herannya, nangisnya nggak kayak nangis orang yg kehilangan anak. kayak
nangis sandiwwara gitu. terus tsaya telpon yayasan, dan ternyata bohong,
karna orang dari kampungnya barusan nelpon dan nggak ada berita gitu.
> Sekarang dia saya bolehin pulang, pokoknya kalau memang anaknya meninggal,
saya nggak dosa udah nahanin dia.
> dia baru kerja 2 .5 bulan dan sebulan kerja dia uda pulang 3 hari dengan
alasan anaknya sakit.
> gimana baiknya ya apa tetap makai dia atau minta ganti aja.
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.707 / Virus Database: 463 - Release Date: 6/15/04



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 100MB free storage!

Kirim email ke