Bila Bosan Melanda Rumah Tangga
Publikasi: 23/07/2004 11:24 WIB
Rasa bosan pasti pernah singgah dalam kehidupan rumah tangga Anda. Bahkan mungkin 
suatu waktu akan datang kembali. Perasaan bosan itu ibarat gelapnya malam yang memang 
harus Anda lalui untuk kemudian Anda menikmati indahnya pagi dan hangatnya mentari.

Rasa bosan dalam kehidupan berumah tangga adalah wajar, mengingat memang tidak ada 
yang sempurna dalam kehidupan di dunia ini. Maka, setinggi apapun prestasi, kebaikan, 
atau keistimewaan, selama masih ada di dunia, pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. 
Artinya, seistimewa apapun pasangan hidup Anda, pasti punya kekurangan. Akibatnya, 
kebosanan-kebosanan menyergap kehidupan rumah tangga Anda. Tiba-tiba Anda merasa bosan 
pada keadaan rumah, bosan terhadap penampilan pasangan, bosan terhadap keadaan 
anak-anak, atau bosan menghadapi segala permasalahan rumah tangga.

Rumah tangga yang sudah disergap kebosanan biasanya diwarnai dengan sikap yang serba 
tidak maksimal. Suami tidak maksimal mengelola ke-qawaman-nya dalam rumah tangga 
sehingga berimbas kepada sikap istri yang juga tidak maksimal dalam melayani suami, 
juga dalam menjaga amanah rumah dan anak-anak. Bisa jadi, suami-istri pun tidak 
maksimal mengekspresikan rasa cinta kasihnya. Akibatnya, muncul ketegangan atau bahkan 
sikap apatis, suami-istri berjalan sendiri-sendiri mengikuti idealisme masing-masing. 
Rasulullah SAW mewanti-wanti agar jika muncul rasa bosan atau jenuh, pelampiasan yang 
dipilih hendaknya tidak keluar dari kebenaran sebagaimana sabda beliau ini:

"Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa 
futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka 
sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang 
kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat." (HR al-Bazaar)

Penyebab Munculnya Rasa Bosan

Rasa bosan dalam kehidupan rumah tangga berkaitan dengan faktor internal dan 
eksternal. Secara internal, rasa bosan seorang suami ataiu istri berkaitan dengan 
apresiasi dirinya terhadap kondisi rumah tangganya. Mungkin seorang suami melihat 
keadaan rumah yang tidak rapi setiap pulang kerja. Atau istri mendapati suami pulang 
kerja dengan setumpuk permasalahan kantor yang kemudian menjadi pekerjaan rumah. Tidak 
ada waktu untuk bercengkerama atau sekedar ngobrol sehingga rumah tangga rasanya 
berjalan seperti angina lalu, tanpa ruh. Atau suami menginginkan istri siap jika dia 
memerlukan teman diskusi pekerjaan kantor. Di sisi lain suami tidak peduli pada 
pekerjaan rumah tangga istri yang tidak henti-hentinya. Artinya, di satu sisi suami 
atau mengharapkan pasangannya memahami keadaannya namun di pihak lain tidak ada itikad 
yang memudahkan harapan itu bisa terealisasi.

Secara eksternal, sebab-sebab munculnya rasa bosan berasal dari hal-hal di luar diri. 
Mungkin memang sudah saatnya Anda mengubah posisi tempat tidur atau mengganti gorden 
kamar Anda. Mungkin saatnya juga Anda mengganti warna cat rumah dengan warna yang 
lebih segar. Anda juga mungkin sudah saatnya mencoba menu makanan baru atau mengganti 
penampilan di depan suami Anda.

Ada tiga hal yang diindikasikan menjadi penyebab munculnya rasa bosan untuk Anda 
kenali:

1. Anda melakukan kesalahan berulang-ulang.

Bisa jadi istri memasak terlalu asin dan itu terjadi berulang kali untuk masakan 
kesukaan sang suami. Istri kembali memakai baju warna gelap yang tidak disukai suami. 
Atau suami selalu menyimpan baju-baju kotor di belakang pintu sehingga istri harus 
sering razia baju kotor. Dengan demikian, Anda berdua sudah terperosok dua kali pada 
lubang yang sama. Akibatnya, Anda berdua merasa bosan dengan keadaan yang terus 
berulang, sementara Anda berdua tidak menghendaki keadaan seperti itu terjadi.

2. Beban Anda memang berat dan tidak pernah henti.

Mungkin istri beraktivitas kegiatan sosial atau bahkan juga bekerja sehingga ketika 
sampai di rumah ingin suasana yang sedikit santai untuk mengendorkan urat saraf, 
sementara suami datang dengan segudang permasalahan kantor dan tuntutan pelayanan dari 
istri. Atau mungkin kondisi ekonomi rumah tangga kurang mencukupi sehingga suami atau 
istri harus bekerja keras. Kendati begitu ternyata gaji ternyata gaji berdua tidak 
cukup untuk membayar rekening-rekening tagihan. Fisik lelah dan pikiran jenuh, 
akhirnya tidak ada waktu lagi untuk sekedar bermanis-manis dengan pasangan. Yang ada 
adalah ketegangan demi ketegangan yang lama kelamaan menimbulkan kebosanan-kebosanan 
dalam menghadapi permasalahan hidup.

3. Idealisme Anda terlalu tinggi

Apapun yang tidak seimbang akan berakhir pada kebosanan. Harapan yang terlalu tinggi 
terhadap pasangan akan menimbulkan kekecewaan jika ternyata pasangan tidak mampu 
memenuhi harapan Anda. Misalnya saja, Anda menginginkan suami selalu bersemangat dalam 
menyelesaikan setiap permasalahan karena bagi Anda suami ideal adalah suami yang 
selalu tegar menghadapi masalah rumah tangga. Namun, kenyataannya, suami Anda malah 
down. Atau Anda mengharapkan istri Anda bisa berbisnis seperti istri-istri lain yang 
bisa menambah income bulanan dengan berbisnis busana muslim. Kenyataannya istri tidak 
berbakat dagang sehingga tidak balik modal. Akhirnya, Anda patah arang, lalu malah 
tidak semangat lagi mengejar harapan tersebut. Akhirnya Andapun bosan mengejar sesuatu 
yang memang tidak bisa Anda paksakan kepada pasangan Anda.

Kebosanan yang Melahirkan Kekuatan Baru

Tidak sedikit orang yang menjadikan kebosanan sebagai antiklimaks yang mengawali sikap 
atau perilaku buruk. Mereka berdalih mencari kompensasi rasa bosannya itu dengan 
mengerjakan hal-hal negative dengan dalih untuk mencari suasana baru. Padahal jika 
disikapi denga baik, kebosanan akan memunculkan kreativitas yang melahirkan kekuatan 
baru. 

Berikut tips-tips yang bisa Anda simak:

* Perbarui niat. Setelah sekian lama berumah tangga, ada saatnya Anda berdua menekan 
tombol pause untuk merenung. Mungkin karena kesibukan urusan kantor atau rumah, Anda 
berdua tidak sempat saling mengingatkan pada niat semula menjalani rumah tangga 
sebagai ibadah. Anda berdua perlu mengukur kembali keikhlasan Anda dalam menghadapi 
berbagai problematika rumah tangga. Keihklasan adalah sumber kekuatan jiwa dan fisik 
sehingga Anda akan kuat menjalani kondisi apapun dalam hidup.

* Susunlah perencanaan dan manajemen rumah tangga Anda. Kebosanan banyak datang karena 
tidak adanya perencanaan dan manajemen yang baik dalam menata aktivitas rumah tangga. 
Akibatnya, tenaga, pikiran, waktu, dan dana tidak terpakai maksimal untuk hal-hal yang 
penting.

* Pahami keutamaan-keutamaan amal. Allah akan memberikan ganjaran untuk pekerjaan yang 
dilakukan dengan dasar ikhlas dan benar. Lelahnya suami mencari nafkah dihitung 
sebagai fi sabilillah. Peluh, kelelahan, dan kesulitan dalam mencari nafkah akan 
memperoleh pahala besar. Pekerjaan istri mengurus rumah tangga dengan benar dan ikhlas 
akan mengantarkannya pada surga. Jadi, hadirkan dalam diri kita kenikmatan surga yang 
dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yang beramal saleh.

* Ajaklah pasangan Anda melakukan ibadah sunnah berdzikir, beribadah, dan mendekatkan 
diri kepada Allah ketika kita diterpa kegelisahan dan rasa bosan adalah di antara 
kebiasaan yang dilakukan salafussaleh. Allah akan menyertai orang-orang yang 
menjalankan amalan-amalan sunnah setelah menjalankan amalan-amalan wajib.

* Bercerminlah pada orang lain. Anda berdua bisa bertanya kepada orang-orang tua atau 
yang lebih berpengalaman tentang kiat-kiat mereka mengatasi kelelahan atau kebosanan 
dalam menjalani cobaan-cobaan hidup. Uraian mereka akan memacu semangat Anda dalam 
mengatasi kebosanan

Tips-tips di atas memang bukan hal yang mudah untuk direalisasikan. Semuanya 
membutuhkan kesungguhan, keseriusan, dan kerja keras. Namun, jika dikerjakan akan 
menjadi solusi bagi rasa antara Anda dan pasangan Anda. InsyaAllah. (Euis Erinawati, 
Penulis Buku dan Editor Sebuah Penerbitan)

Dari Majalah Safina, Memandu Kalangan Muda Berkeluarga


M. Tri Agus
Divisi Kepatuhan Bank BNI

Kirim email ke