Jakarta,
Acehkita.com. Setelah
lebih dari 24 jam jalur komunikasi ke Banda Aceh terputus total, melalui
sambungan telepon satelit, akhirnya pagi ini seorang warga masyarakat bernama
Muhammad Ali bisa dihubungi redaksi acehkita.com.
Menurut
Ali yang saat ini berada di Simpang Surabaya, Kota Banda Aceh, situasi di
sana masih memprihatinkan. Kemarin, Minggu (26/12) jenasah korban Tsunami
bergelimpangan di pinggir jalan. Namun pagi ini, sebagian jenasah sudah
dievakuasi oleh pihak keluarga masing-masing setelah sebelumnya dikumpulkan
di masjid-masjid.
“Saya
yakin 2.000 orang (tewas) yang sudah dievakuasi. Saya sendiri angkat 100
mayat kemarin,” kata Ali kepada acehkita
melalui telepon satelit.
Menurutnya,
korban tewas terbanyak berada di sekitar Lapangan Blang Padang, yang terletak
di jantung kota Banda Aceh, karena kemarin di lokasi itu ada kegiatan senam
pagi rutin yang digelar setiap minggu. Di lokasi itu pula, Ali menyaksikan
sejumlah korban tewas di dalam mobil karena terendam air.
“Saya
perkirakan korban di situ ada 300 orang,” katanya.
Selain
di Blang Padang, masih menurut Ali, situasi yang buruk juga terjadi di
pesisir Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa karena pada hari Minggu banyak warga
yang sedang liburan ke pantai. “Di sana juga saya perkirakan ada 300
orang,” sambungnya lagi.
Sementara
itu, kecamatan-kecamatan di Banda Aceh yang diduga cukup parah adalah
Kecamatan Kutaraja dan Kecamatan Syiah Kuala.
Sementara
kondisi lalu lintas di dalam Kota Banda Aceh masih belum normal karena
banyaknya genangan air dan reruntuhan kayu pepohonan.
Di
Masjid Raya Baiturrahman terlihat dijadikan sebagai lokasi pengungsian
sebagaimana halnya kantor DPRD Provinsi NAD, di beberapa titik di Simpang
Surabaya dan di Rumah Sakit Kesdam. Sementara RS Zainoel Abidin, sampai pagi
ini masih digenangi air.
Beberapa
saat setelah gempa, Muhammad Ali juga melihat gelombang pasang naik ke pusat
kota Banda Aceh yang berpenduduk 300 ribu jiwa itu. Daerah yang terkena
seperti Lam Paseh mengakibatkan rumah-rumah warga rata dengan tanah, dan tak
lama kemudian, Ali mengaku membantu evakuasi di lokasi tersebut.
“Saya
mengambil satu mayat lalu saya melihat mayat lainnya bertimbunan,”
katanya.
Sementara
di sekitar Simpang Lima, swalayan Pante Pirak ambruk akibat gempa. Lokasi
pusat perbelanjaan ini terletak di samping Krueng Aceh. Ali juga
menggambarkan dahsyatnya air bah yang melanda Banda Aceh dengan memberikan informasi
adanya tiga unit truk reo (kendaraan angkut militer) yang tersangkut di atas
sebuah toko di Jalan Muhammad Jam. [dan]
|