Hi ayahnya Irfan & Raissa,
 
Memang mata 'belekan' lumrah kok di bulan-bulan pertama usia bayi.  Penyebabnya 
karena ada sumbatan di saluran air matanya.  Seperti yang disarankan mbak Ossi, 
pemijatan lembut di area sekitar mata dan hidung juga rajin membersihkan 
'belek' dengan kapas rendaman air hangat matang bisa mengobati.  Observe aja 
pak, baru perlu tindakan medis selanjutnya kalau 'belekan' nya ternyata semakin 
banyak atau warnanya jadi kehijauan.

Oya,  sekalian posting artikel dari tabloid Nakita tentang boorwater (karena 
sempat disebutkan mamanya Sharlene).  Sebetulnya pemakaian boorwater (apalagi 
jangka panjang)  untuk cuci mata atau pada kulit yang luka, sudah tidak 
dianjurkan karena kandungan asam borat di dalam larutannya jika masuk ke dalam 
tubuh (lewat selaput mata atau luka terbuka di kulit), yang bisa menyebabkan 
mulai dari mata yang kering dan mudah teriritasi sehingga rawan infeksi sampai 
ke gangguan fungsi hati dan saraf, bahkan penglihatan. So, kalau terbiasa pakai 
obat tetes mata, cermati kandungan boric acid/asam borat dalam brosur 
kemasannya.
 
cheers,
Sylvia - Jovan's mum
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
BOORWATER UNTUK CUCI MATA? AWAS, BAHAYA!
Artikel dari Tabloid Nakita

Meski belum ada penelitian resmi, penggunaan boorwater diduga dapat menyebabkan 
mata kering. Bahkan bisa mengakibatkan gangguan fungsi hati pada penggunaan 
jangka panjang. Benarkah? 

Siapa yang tak kenal boorwater? Selama ini air yang diklaim suci hama tersebut 
lazim digunakan sebagai obat pencuci mata. Kala mata merah, perih, atau 
bengkak, boorwater-lah obatnya. Selain itu boorwater dapat dipakai untuk 
mencuci kulit yang terluka. Tak heran kalau di banyak keluarga boorwater selalu 
tersedia di kotak obat.

Padahal seperti dituturkan dr. Hadi Prakoso, Sp.M, penggunaan boorwater 
berisiko menyebabkan gangguan pada mata. "Penggunaan boorwater terus-menerus 
dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan mata kering." Itu sebabnya, 
opthalmologist atau dokter spesialis mata dari Klinik Mata Nusantara ini tidak 
menganjurkan pemakaian boorwater kepada pasiennya.

Lebih lanjut Hadi menjelaskan bahwa indra penglihatan sebenar-nya sudah 
dilengkapi oleh mekanisme pembersihan diri. Setiap kali berkedip, saat itulah 
air mata keluar untuk membersihkan mata. Lewat air mata, kotoran-kotoran di 
mata dibersihkan dan dibuang keluar.

Selain itu mata juga mampu membuang kuman dan bakteri yang ada di mata. "Air 
mata mengandung lisozim, betasin, Imunoglobulin A, dan Imunoglobulin G yang 
dapat menghambat pertumbuhan bakteri," tambah Hadi pula. Barulah pada 
kasus-kasus tertentu dimana mata tidak bisa memfungsikan mekanisme 
pembersihannya, seperti pada kasus gangguan mata berat, mau tidak mau harus 
digunakan obat-obatan dan tindakan lain yang diperlukan.

GANGGUAN SARAF & FUNGSI HATI

Senada dengan Hadi, farmakolog DR. dr. Ernie Purwaningsih, MS., menuturkan 
bahwa boorwater sebetulnya merupakan larutan air dan asam borat. Jenis asam 
inilah yang diyakini berbahaya bagi mata anak. Asam borat merupakan senyawa 
kimia berbentuk kristal lunak yang memiliki sifat antiseptik dan mudah larut 
dalam air. "Kandungan asam borat yang terdapat pada boorwater adalah 3%. Ini 
merupakan konsentrasi ideal dan berlaku standar sebagai obat di seluruh dunia. 
Jika lebih dari 3 persen, dikhawatirkan asam boratnya akan mengendap dalam air. 
Sebaliknya, jika kandungannya di bawah 3%, kemungkinan efektivitasnya sebagai 
antiseptik akan berkurang," ujar Ernie.

Lalu kenapa boorwater dianggap membahayakan mata anak? Karena mukosa atau 
selaput mata mata anak lebih tipis dibanding selaput mata orang dewasa, hingga 
lebih mudah teriritasi. Selain itu, gangguan mata seperti mata merah yang 
disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah akan memudahkan asam borat yang 
terkandung dalam boorwater terserap masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, obat yang 
seharusnya berefek topical atau mengobati gangguan di bagian luar mata saja 
akan menjadi racun di dalam tubuh.

Semakin tinggi intensitas pemberian boorwater akan kian banyak pula asam borat 
yang masuk ke dalam tubuh. Jika pemakaian dilakukan dalam jangka panjang, asam 
borat yang terakumulasi dalam tubuh akan mengganggu fungsi hati dan menimbulkan 
gangguan susunan saraf pusat yang bisa "terbaca" lewat gejala kejang-kejang dan 
demam tinggi.

Namun semua zat kimia yang masuk ke dalam tubuh pastilah terlebih dulu 
mengganggu lokasi penyerapannya. Ernie mencontohkan asam borat yang tertelan 
mula-mula akan mengganggu saluran cerna dengan gangguan yang umum muncul di 
antaranya muntah-muntah dan diare. Jadi, bahaya yang mesti diwaspadai pertama 
kali dari penggunaan boorwater adalah intoksikasi atau keracunan pada mata 
anak. Ernie menjelaskan, asam borat bisa menyebabkan gangguan produksi air mata 
yang mengakibatkan mata jadi kering. Jika mata menjadi kering akibat kekurangan 
dan ketiadaan air mata, maka mukosa lapis lendirnya bakal mudah pecah dan 
tampaklah bercak-bercak kering.

Untuk memeriksa apakah mata seseorang kering atau tidak, menurut Ernie bisa 
dilakukan dengan uji break up time (BUT), yaitu waktu terjadinya bercak kering 
pada permukaan kornea sesudah satu kedipan. Bercak kering ini mudah terjadi 
bila jumlah air mata berkurang. Dengan kata lain, uji BUT mengukur secara kasar 
mutu dan stabilitas lapisan lendir mata. BUT mata normal berkisar antara 15-45 
detik. Bila angkanya lebih kecil dari 10 berarti mata tidak normal karena lapis 
lendirnya gampang pecah yang membuat mata kering.

Lazimnya uji BUT dilakukan pada penderita keratokonjungtivitis sika atau 
kekurangan lapis lendir dan radang mata menahun. Khusus untuk 
keratokon-jungtivitis sika, kadang dilakukan pula uji Schirmer untuk menilai 
mutu air mata yang tidak tergantung pada kadar lapis lendir.

Ernie menjelaskan bahwa mereka yang terkena gangguan mata kering akibat 
produksi air matanya berkurang, permukaan matanya akan mengalami iritasi. 
Gejala-gejala yang timbul karena kondisi tersebut bisa beragam, seperti mata 
terasa panas, gatal, perih, memerah, mengganggu serta mengganjal saat mata 
mengedip. Kornea mata pun jadi keruh yang mengakibatkan gangguan pada 
penglihatan, semisal tak bisa lagi menangkap bayangan gambar dengan baik. Saat 
membaca, anak akan sulit membaca tulisan-tulisan yang ada di buku tersebut 
karena pandangannya kabur.

Dampak lain yang lebih parah dari penggunaan boorwater adalah mudahnya anak 
terkena infeksi, seperti trachoma yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan. 
Dalam jangka panjang, gangguan ini akan menjalar ke kornea mata anak. Kalau 
gangguannya sudah terbilang amat parah, apa boleh buat mata yang rusak mesti 
diangkat.

Sementara menurut Erni pun penggunaan boorwater pada kulit yang luka tidak 
dibenarkan. Memang dalam jangka pendek kulit yang terluka itu jadi lebih cepat 
kering. Tapi Ernie mengingatkan bahwa kulit yang terluka merupakan "pintu 
masuk" bagi asam borat yang bersifat membahayakan tubuh. Para pakar pun, 
tukasnya, kini banyak yang meragukan efektivitas boorwater sebagai pengobat 
luka.

MAKIN PEKAT

Parahnya lagi, tukas pengajar dan peneliti dan peneliti di Fakultas Kedokteran 
Universitas Indonesia ini, kandungan ideal sebesar 3% dalam boorwater bisa 
meningkat karena beberapa faktor. Salah satunya karena botol yang dipakai 
sebagai wadah boorwater tidak tertutup rapat dan menyebabkan air pelarutnya 
menguap. Akibatnya, kepekatan asam borat dalam air yang tersisa semakin 
meningkat. Dampak negatif setiap tetes boorwater pun akan semakin tinggi. 

Penyimpanan yang tidak bersih juga bisa menimbulkan dampak negatif lain. 
Boorwater bisa terkontaminasi oleh kuman dan bakteri. Jadi, alih-alih membuat 
mata sehat, boorwater yang tidak steril malah bisa membuat gangguan mata jadi 
lebih parah. Mata yang mulanya hanya sedikit memerah karena terkena debu malah 
jadi terinfeksi oleh kuman dan virus. 

Namun Ernie mengakui hingga saat ini di Indonesia belum ada penelitian tentang 
dampak negatif boorwater, baik pada mata maupun pada organ tubuh lain. Meski 
begitu ada baiknya bila khalayak melakukan tindak pencegahan terhadap dampak 
negatif yang diakibatkan oleh penggunaan boorwater. 

TIPS PENGGUNAAN BOORWATER

Berikut beberapa tips dari Ernie seputar penggunaan boorwater: 

* Waspadai keberadaan boorwater yang masih banyak beredar di pasaran. 
Penggunaannya sebaiknya dibatasi hanya sebagai pengompres kulit. Namun, hindari 
penggunaan secara langsung pada kulit yang luka. Mencuci kulit yang terluka, 
cukup dengan air bersih. 

* Bila mata kelilipan entah kemasukan pasir, bulu mata, atau debu, tidak perlu 
harus dicuci dengan boorwater. Air bersih saja sudah cukup. 

* Penggunaan boorwater sebaiknya tidak lebih dari seminggu. Dikhawatirkan, 
pemakaian yang melebihi tenggang waktu ini menyebabkan peningkatan konsentrasi 
asam borat di lokasi pemakaian. Sementara kesterilannya juga tidak bisa 
terjamin. 

* Meski keluhan mata kering akibat pemakaian boorwater lebih banyak dialami 
anak-anak, ada baiknya hindari pula pemakaian pada kalangan dewasa.

-------------------------------------------------------------------------------------------
Sharlene <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Saya juga pernah mengalami hal yang sama tuh, waktu umur nya belum sebulan,kalo 
saya sih saya kompres dengan borwater, tau kan yah?Pake kapas aza gitu di 
siramin ke kapasnya sampai basah lalu pas dia bobo kita kompres sambil di buka 
mata nya sedikit kita peras sedikit aza, asal masuk, dengan gitu kan matanya yg 
belekan bisa bersih

<deleted>

                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more.

Kirim email ke