Jadi inget keponakan yang masih kuliah di akademi pelayaran jakarta utara yang juga kesetrum di KRL karena menolong orang yang kesetrum, orangnya selamat dianya meninggal, 16 Juli 2001 di sta Cikini jam 6 sore....Septembernya sudah mau wisuda.
Best Regards, Evi Eryani Tax Planning & Control [EMAIL PROTECTED] 02-03-2005 09:39 Please respond to balita-anda@balita-anda.com To balita-anda@balita-anda.com cc [EMAIL PROTECTED], balita-anda@balita-anda.com Subject Re: [balita-anda] Fw: Anak SMP, naik KRL di atap, Kesetrum , Mati (OOT) Ya ampun pa Cahyo........... saya ikut merinding bacanya....... kasihan sekali anak tsb....... bagaimana ya ortunya ? pasti sangat terpukul menerima kabar anaknya agak heran aja....... kenapa di dlm tasnya cuma ada 2 lembar kertas ? "[EMAIL PROTECTED]" <ayahnyairfan To: [EMAIL PROTECTED] cc: balita-anda@balita-anda.com, (bcc: Nyoman 03/02/05 09:28 AM RAHAYU/IDJKT04/TDE/AREVA-TD) Please respond to Subject: [balita-anda] Fw: Anak SMP, naik KRL di atap, balita-anda Kesetrum , Mati (OOT) Maksud hati turun di Depok baru, apa daya.., krlnya keburu jalan. Walhasil turunlah saya di Depok lama. Tepat sekitar pukul 19.35, Krl mendarat di Depok lama. Langsung saya bergegas keluar dari dalam gerbong. Sampai di luar tiba-tiba banyak orang yang menunjuk-nunjuk ke atas gerbong sambil teriak :' Ada yang kesetrum..!!". Langsung saya lihat juga ke atas. Tampak di atas gerbong (gerbong 2-3) sesosok tubuh pelajar berseragam SMP tampak terbaring rebah dengan kepala menyangkut di dekat pentograf. Sesekali terlihat percikan api di kepalanya. Ribuan orang yang melihat peristiwa ini hanya bisa berteriak tanpa bisa menolong karena takut kesetrum juga. Setelah berselang sekitar 10-15 menit, tidak nampak seorang pun petugas stasiun yg melakukan evakuasi. "Buruan dong ditolong tuch.., nanti mukanya keburu hancur kebakar dan gak bisa dikenalin. Kasihan banget khan..!!", teriak seorang ibu-ibu. Beberapa penumpang lainnya berusaha naik ke atas gerbong tapi dihalang-halangi oleh yang lainnya karena takut mereka akan mengalami nasib yang sama (kesetrum). 'Gregetan' juga melihat itu semua. Tidak ada satu pun petugas stasiun yang memimpin usaha evakuasi. Akhirnya saya telpon pak Rahmadi (Kepala Divisi jabotabek). Saya bilang, " pak Rahmadi, saya cahyo dari KRL mania, ini ada yang kesetrum di depok lama tapi koq ya dari stasiun gak ada yg nolong sich. kasiah tuch pak..?" " ini bapak ada di mana..?" jawab pak Rahmadi. "Saya di stasiun depok lama pak, tuch ada penumpang yg naik ke atas mo nolongin anak itu pak..." (pada saat saya telpon, ada 2 orang penumpang yg berinisiatif naik ketas gerbong dan nurunin si korban ke bawah, dan berhasil). "Ha..??!! penumpang..?. ok dech nanti saya urus ya pak...", jawab pak rahmadi lagi. Akhirnya mayat korban dievakuasi ke ruangan PPKA depok lama. Saya sms radio elshinta, informasikan mengenai kejadian tersebut supaya bisa diinformasikan ke pendengarnya kemungkinan KRL bakal mengalami gangguan dan juga agar keluarga korban yang mungkin mendengar agar bisa mengetahui kejadian tersebut. Ruangan PPKA dikunnci dari dalam. Tidak boleh ada yang masuk. Beruntung, saya punya kartu 'sakti', :-) dan akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam. Sempet juga ditanya sama petugas PPKA "Bapak dari mana..?". "Saya dari KRL-mania pak.." jawab saya. Sampai di dalam saya tanya lagi mengenai identitas korban. Kebetulan korban tidak membawa identitas apa pun. yang ada hanyalah dua lembar kertas, satu kertas ulangan dengan nama Dodi Irawan, kelas III.1 SMP Setia Negara, Depok, dan satunya lagi kertas Jadwal Pelajaran. Akhirnya saya bilangin ke Petugas PPKA (yg cool banget, seolah kejadian tersebut sudah biasa banget, atau mungkin karena harus tetapa konsentrasi dengan tugas menjaga lalu lintas KRL kali ya..) untuk menghubungi aja Radio Elshinta agar bisa diumumkan mengenai data-data korban. Nomor telpon Elshinta saya berikan ke beliau. Ada juga yang berusaha menghubungi sekolah korban tapi tidak berhasil. Telpon tidak diangkat. Tidak berapa lama kemudian, HP saya berdering. Ternyata telpon dari Radio Elshinta. "Selamt malam pak Irfan...(nah lho saya dipanggil pak Irfan, krn memang dulu saya pernah sms pakai nama Irfan Sr), bapak masih di lokasi kejadian..?"tanya mereka. "Masih Pak..", jawab saya. "Kita mau on air nich pak sebentar lagi, bapak bisa menjelaskan mengenai kejadian tersebut..?". tanya mereka lagi. "Ok dech..." jawab saya. Tepat pukul 19.13, wawancara on air pun berlangsung. Dalam kesempatan itu saya beritahukan mengenai diri korban. Kebetulan saya sempat membuka wajah korban yang tadinya ditutupin koran. Mukanya hancur berdarah. Bagian badan lainnya masih utuh. Tidak ada identitas apa pun di tas korban. yang ada hanya 2 carik kertas yang saya sebutkan di atas tadi dengan harapan agar keluarga korban atau teman, atau siapapun yang mungkin kenal dengan korban dapat mengetahui kejadian ini. (pada saat saya on air, satu regu polisi dari polsek Pancoran mas datang dan membawa tubuh korban. Kemana..? katanya sich ke Polsek). Selesai on air, saya pamit sama petugas PPKA yg masih cool banget itu. Sampai di luar ruang kator PPKA, tampak ada sorang ibu yg histeris sambil dipegangin oleh beberapa orang lainnya. Saya dekatin, ternyata dia ngaku keluarga korban (bibinya). Dia nanya ciri2 korban ke saya. "Mukanya ada bekas luka gak mas..,??. Ini luka bekas tawuran." "Waduh mukanya sudah hancur bu, berdarah semua, Tapi namanya Doddi Irawan..", jawab saya. "kalu Doddi Irawan memang keponakan saya..".katanya lagi. " ya udah ibu telpon aja ke rumahnya untuk kasih tahu ke orang tuanya..".jawab saya lagi sambil ngasihin HP saya ke dia. Akhirnya dia telpon ke orang tua korban pakai Hp saya ke nomer 021-77200xxx. Telponnya sambil histeris. habis telpon histeris lagi. "Ya sudah bu.., kalau benar korbannya keponakan ibu, nanti bilangin orang tuanya untuk langsung ke Polsek aja, karena mayatnya sudah gak ada di sini.." (Ajaibnya, selama 'proses' tanya jawab dgn ibu tersebut, sang petugas PPKA yang berseragam Dephub itu tetap Cool. Saya sempet teriak ke beliau ini "Pak..., mayatnya tadi dibawa kemana..? Ke Polsek..??!!". Dianya ngangguk sambil tetap cool). Akhirnya..., sambil sesenggukan, si ibu tersebut, sambil dipapah oleh beberapa orang, berjalan menuju keluar stasiun. Saya pun langsung bergegas ke peron satu untuk menunggu KRL yang ke depok baru. Sampai Depok baru tiba2 badan terasa lemas. ingat semua kejadian. Ingat mayat korban. Juga Ingat anak di rumah. Heran juga koq bisa tadi saya dekat-dekatan sama mayat yang mukanya sudah hancur. Sampai di rumah..., irfan udah tidur. Raissa apalagi. Kalimat pertama yang keluar dari mulut isteri saya sesampainya saya di rumah..:"Tadi Irfan kesetrum....pas mau mencet saklar listrik yang sebelahan sama stop kontak..". "Haa..??!!" saya sampai terkaget-kaget dan tambah lemes lagi., " Iya kesetrum, tapi dia malah ketawa2 dan bilang irfan kesetrum tapi gak berdaah.." jawab isteri saya lagi. Si irfan memang paling hobby banget mencet-mencet saklar listrik kamarnya ini. Ya Allah..., saya udh gak bisa berkata kata lagi dech. Cuma bisa bersyukur, irfan masih dilindungi oleh NYA. ================================================================================ As of 01/10/2004, the email address [EMAIL PROTECTED] of your correspondent will be replaced by [EMAIL PROTECTED] AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]