Dari Dr Purnamawati, semoga makin menyadarkan kita ttg pentingnya imunisasi.
Mohon maaf bila tidak berkenan.
 
Tks.
 
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Purnamawati
Sent: 12 Mei 2005 2:06
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [sehat] PELANGI 7: ANAK INDONESIA


Jakarta ... 12 Mei 2005 jam 00.50

Dear all

Selamat dini hari. hari ini hehehe maksudnya rabu tadi ... luarr biasa banyak 
acara ..baca milis stress ... buanyak bangett ... tapi nesti praktek takut 
dimarahin manajemen RS padahal mesti mempersiapkan slide buat kamis ini (aduuuh 
mendadak!!) ... Padahal ... tadi pagi di Delta janji mau jawab sms yang masuk 
ke Delta Medika ...untung dibantu body language oleh Ida Arimurti ... tadinya 
janji 1 x 24 jam saya ralat menjadi 2x24 jam 

Hari-hari terakhir ramai dengan "kepanikan" akibat WABAH POLIO. Saya tidak 
banyak berkomentar sampai detik menulis Pelangi ini (mudah2an nomornya tidak 
salah kalau salah ... maafff) .... banyak sekali yang bergejolak di dalam hati 
ini ... 
Ada kepedihan dan keprihatinan yang mendalam. Belum usai kepedihan akibat 
Tsunami ... ditambah lagi dengan bencana gempa di Nias ... 
Siapakah yang paling menderita? ANAK!! dan perempuan tentunya ... Ibu 
kehilangan anak, istri kehilangan suami .. dst dst)
Malam ini mencoba sharing sedikit perihal polio .. mudah2an bisa menjawab 
kepanikan kalian semua.

KOMPAS Rabu 11 Mei halaman 10.  
1. Kuatkan promosi & pencegahan penyakit
Intinya ... kita harus lebih menggalakkan penyuluhan kesehatan dan menggalakkan 
upaya pencegahan penyakit ketimbang obsessed dengan upaya kuratif (semua 
jajaran kesehatan sampai puskesmas terpaku pada upaya kuratif; peran posyandu 
harus kembali digalakkan). 

2. Pemerintah harus tetap bertanggung jawab.
Intinya ... Desentralisasi bukan alasan bagi pemerintah pusat untuk "melepas" 
tanggung jawab. Kedua .. KLB akibat virus polio liar dari Afrika merupakan 
bukti kegagalan pemerintah menyosialisasikan programnya. Ketiga ... 
bagaimanapun masyarakat harus mampu membantu dirinya sendiri (peranan 
pemerintah bersifat subsidier)

Dear all ... kedua artikel tsb sangat membantu saya menanggapi isu wabah ini 
....
Saya teringat ... ketika memberikan kuliah kepada mahasiswa FKUI ... saya 
selalu menekankan pentingnya upaya pencegahan. Apalagi di negara [padat 
populasi yang "tidak kaya" seperti Indonesia ... preventif jauh lebih cost 
effective ketimbang kuratif ...
Kalimat yang sama beberapa kali saya ucapkan di talk show Delta Medika tahun 
lalu ... juga saya kemukakan ketika memberikan ceramah imunisasi di Pesat 1 dan 
2 (tahun 2004)
Saya juga teringat ... ketika harus berbicara di depan Satgas .... tahun 2003 
yl ... saya melontarkan kekhawatiran saya akan dampak desentralisasi terhadap 
imunisasi ... tetapi apalah saya .... 
Saya juga teringat ... saya selkalu menekankan kepada mahasiswa2 agar mereka 
melindungi diri mereka, keluarga mereka dan komunitas secara lebih luas ... 
,elindungi dengan imunisasi ... saya minta agar mereka menyebar luaskan 
pengetahuan mereka untuk membantu meningkatkan coverage program imunisasi

POLIO AKIBAT WILD VIRUS
Saya menangkap ada ketidak pahaman pada sebagian masyarakat perihal makna wild 
virus di sini.... Hari ini banyak email cemas karena isu polio nya karena 
imunisasi. 
Anak yang terkena polio itu samasekali belum diimunisasi mulai dari BCG, polio, 
dst sampai campak. Data ini saya peroleh dari WHO Jakarta ... 
Lalu apa yang dinmaksud dengan polio akibat wild virus ...ARTINYA: ANAK TSB 
POLIO AKIBAT VIRUS POLIO BUKAN AKIBAT VAKSIN POLIO.... artinya oleh virus 
aslinya yang belum dilemahkan sebagaimana halnya virus polio di dalam vaksin 
OPV (vaksin OPV isinya virus polio yang sudah dilemahkan dan kalau anak lumpuh 
akibat virus lemah ini maka tidak didiagnosis sebagai lumpuh akibat wild polio 
virus ... melain kan lumpuh layuh atau acute flaccid paralysis)
Maaf kalau penjelasan saya masih juga belum banyak membantu ...

OPV vs IPV
Email juga banyak mengemukakan kekhawatiran terhadap OPV dan seolah "ingin 
memilih" IPV
Sudah beberapa kali dikemukakan perihal perbedaan IPV dan OPV ... 
OPV: virus dilemahkan ............ IPV: virusnya sudah dimatikan
OPV: kemampuan merangsang sistem imun lebih kuat ............. IPV ... daya 
"rangsang" terhadap sistem imun lebih lemah. (daloam dunia medis ... kemampuan 
suatu vaksin untuk merangsang sistem imun disebut sebagai IMUNOGENISITAS)
Kapan pakai OPV kapan pakai IPV?
IPV hanya boleh dipergunakan di negara yang sudah bebas polio ... mengingat 
imunogenisitasnya yang lebih rendah ...  (secara nalar expected dong ya ... 
kalau virus mati pasti daya rangsang nya tidak sekuat virus yang belum mati). 
Di lain pihak ... IPV diberikan dengan persyaratan semua anak harus IPV ... 
kalau satu anak IPV padahal lingkungannya OPV maka anak yang IPV masih bisa 
terkena polio dari virus polio yang keluar di tinja dari bayi yang habis 
menelan vaksin OPV ... 

WHAT'S NEXT?
1. TIMELY VACCINATION!! Ini pelajaran pedih nan sangat pahit!!
Berikan imunisasi tepat waktu! Saya pernah nyindir seorang ibu ketika 
terlambaaat membawa anaknya imunisasi ... aduuuh kasihan kamu nak... ibumu 
sibuk ya .... mau jadi Dirut atau menteri ya ... sampai lupa sama imunisasi 
anak hehehe (atau kadang saya bilang gini ... anaknya berapa ya ... 10 ya 
hehehe sampai lupa jadwal imunisasinya hehehe) ... joke sih .... tapi .... 
maksud saya ketika itu ... kita panik takut ASI kualitas gak baik (padahal ASI 
is the best) ... kita panik anak kurang napsu makan ... kita panik anak makan 
diemut ... kita panik anak kejedut atau jatuh ... kita ribut soal gigi (gak 
tumbuh panik .. tumbuh sekaligus dengan geraham panik hehehe) .... padahal ... 
KITA HARUS PANIK KALAU IMUNISASI TERLAMBAT

2. EXTRA BOOSTER. Pemerintah merencanakan 2 kali imunisasi massal polio ... 
anggap itu sebagai ekstra booster
Bagaimanapun tidak ada vaksin yang memberikan proteksi 100% kan ...
Bagaimanapun tetap ada variasi individual dalam merespons terhadap vaksin yang 
diberikan 
Jarak dengan poilo terdahulu kurang dari 4 minggu? Tidak masalah ... berikan 
saja lagi

3. VAKSIN YANG MANA?  ---> menanggapi isu bahwa vaksin polio yang akan 
diberikan pada 31 Mei nanti adalah vaksin khusus untuk polio liar dari Afrika 
OPV tentunya ...
saya tadi lama diskusi di WHO dengan country consultan EPI WHO ... (EPI = 
extended program on immunization)
Vaksin OPV nya khusus? TIDAK ... VAKSIN OPV yang sama ... yang selama ini 
diberikan (bukan vaksin khusus untuk virus dari Afrika ini saja melainkan tetap 
vaksin polio trivalen)

4. BE A GOOD AMBASSADOR!! Your community is your "oxygen"
Saya suka sedih kalau berhadapan dengan individu yang merasa puas bila diri dan 
keluarga tersayangnya AMAN dan sudah memperoleh yang terbaik ... (dalam hal ini 
perihal imunisasi) .... anak pembantu .... tetangga ... RT/RW ... sanak 
keluarga (terutama yang di kampung halaman) ... Sudahkah mereka diimunisasi? 
Coba beri penyuluhan ... Coba diingatkan ... lebih bagus lagi kalau kalian bisa 
ajak dan temani mereka ke bidan, posyandu, puskesmas.

Kalau lingkungan kita tidak bebas polio (baca... tidak "bebas" penyakit 
infeksi) ... anak kita kan juga berisiko terpapar
Jadilah Duta yang baik (hehehe Duta nya grup sehat) ... soal imunisasi, soal 
antibiotika, soal penyakit infeksi ...

Aduuuh mata saya pedih 
Anak bungsu saya berulang2 tadi tanya ... mah ... anaknya bisa sembuh gak mah 
... padahal sudah dijawab .. dia upset sekali ... kakinya begitu terus mah dst 
dst ...
Maaf kalau ada kata2 yang kurang berkenan'
Saya ingin bukan sekedar "ringing the bell" ... saya merasa perlu "kilat dan 
guntur" untuk meyakinkan orang akan perlunya imunisasi tepat waktu dan 
kelengkapannya
Di lain pihak ... sesudah pelangi ini ... saya harap tidak ada lagi yang 
bertanya soal vaksin dan autis ...
jANGAN SAMPAI ... KARENA KETAKUTAN YANG TIDAK BERALASAN ... KTA  MEMPOSISIKAN 
ANAK PADA BAHAYA NYATA 

Ok sudah dulu yaa
peluk cium untuk anak kalian
Ahhh sampai kapan nasib malang beruntun menimpa anak indonesia ...

wati
02.10






Kirim email ke