aduh jadi terkesan nih.....ama pengalamnnya abinya Almaidah
mudah2an di Indonesia ada ya sekolah buat penghapal qur'an, atau mungkin udah 
ada 
tapi belum terekspos....
sharingnya dong....


Hanifa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

trima kasih e-mailnya...
Mudah-mudahan sampai ke para akhwat yang berkecimpung di pendidikan, dan bisa 
menerapkan metode ini. Amin...

Saya menghayal suatau sa'at nanti ada yang bisa menciptakan produk Home 
Learningnya, jadi siapapun bisa menggunakannya, termasuk para ummi dan abinya :)



Hanifa




Dari Milis Sebelah Semoga Bermanfaat
-----------------------------------------------------------

Cerita dari Sekolah Penghafal Qur'an Balita 

Assalamualaikum wr wb, 

Saya tinggal di Iran dan punya usia anak empat 
tahun. Sejak tiga bulan lalu, saya masukkan dia ke 
sekolah hafiz Quran untuk anak2. Setelah masuk., wah 
ternyata unik banget metodenya. (Siapa tau bisa 
dijadikan masukan buat akhwat2 yg berkecimpung di 
bidang ini.) Anak-anak balita yang masuk ke sekolah 
ini (namanya Jamiatul Quran), tidak disuruh langsung 
ngapalin juz'amma, melainkan setiap kali datang, 
diperlihatkan gambar misalnya, gambar anak lagi cium 
tangan ibunya, (di rumah, anak disuruh mewarnai 
gambar itu), lalu guru cerita ttg gambar itu (jadi 
anak harus baik.dll). Kemudian, si guru ngajarin 
ayat "wabil waalidaini ihsaana/Al Isra:23" dengan 
menggunakan isyarat (kayak isyarat tuna rungu), 
misalnya, "walidaini", isyaratnya bikin kumis dan 
bikin kerudung di wajah (menggambarkan ibu dan 
ayah). Jadi, anak2 mengucapkan ayat itu sambil 
memperagakan makna ayat tersebut. Begitu seterusnya 
(satu pertemuan hanya satu atau dua ayat yg 
diajarkan). Hal ini dilakuk! an selama 4 sampai 5 bulan. 
Setelah itu, mereka belajar membaca, dan baru 
kemudian mulai menghapal juz 'amma. 

Suasana kelas juga semarak banget. Sejak anak masuk 
ke ruang kelas, sampai pulang, para guru mengobral 
pujian-pujian (sayang, cantik, manis, pintar.dll) 
dan pelukan atau ciuman. Tiap hari (sekolah ini 
hanya 3 kali seminggu) selalu ada saja hadiah yang 
dibagikan untuk anak-anak, mulai dari gambar tempel, 
pensil warna, mobil2an, dll. Habis baca doa, 
anak-anak diajak senam, baru mulai menghapal ayat. 
Itupun, sebelumnya guru mengajak ngobrol dan anak2 
saling berebut memberikan pendapatnya. (Sayang anak 
saya krn masalah bahasa, cenderung diam, tapi dia 
menikmati kelasnya). Setelah berhasil menghapal satu 
ayat, anak-anak diajak melakukan berbagai permainan. 
Oya, para ibu juga duduk di kelas, bareng2 anak2nya. 
Kelas itu durasinya 90 menit . 

Hasilnya? Wah, bagus banget! Ketika melihat saya 
membuka keran air akan terlalu besar, anak saya akan 
nyeletuk, "Mama, itu israf (mubazir)!" (Soalnya, 
gurunya menerangkan makna surat Al A'raf :31 "kuluu 
washrabuu walaatushrifuu/makanlah dan minumlah, dan 
jangan israf/berlebih2an). Waktu dia lihat TV ada 
polisi ngejar2 penjahat, dia nyeletuk "Innal 
hasanaat tushrifna sayyiaat/ Sesungguhnya kebaikan 
akan mengalahkan kejahatan" (Hud:114). Teman saya 
mengeluh (dengan nada bangga) bahwa tiap kali dia 
ngobrol dgn temannya ttg orang lain, anaknya akan 
nyeletuk "Mama, ghibah ya?" (soalnya, dia sudah 
belajar ayat "laa yaghtab ba'dhukum 
ba'dhaa"/Mujadalah:12). Anak saya (dan anak2 lain, 
sesuai penuturan ibu2 mereka), ketika sendirian, 
suka sekali mengulang2 ayat2 itu tanpa perlu 
disuruh. Ayat2 itu seolah-olah menjadi bagian dari 
diri mereka. Mereka sama sekali tidak disuruh pakai 
kerudung. Tapi, setelah diajarkan ayat ttg jilbab 
(An-Nur:31)! , mereka langsung minta sama ibunya untuk dipakaikan 
jilbab. Anak saya, ketika ingkar janji (misalnya, 
janji nggak main lama2, trus ternyata mainnya lama), 
saya ingatkan ayat "limaa taquuluu maa laa taf'alun" 
(As-Shaf:2).dia langsung bilang "Nanti nggak gitu 
lagi Ma.!" Akibatnya, jika saya mengatakan sesuatu 
dan tidak saya tepati, ayat itu pula yang keluar dari mulutnya! 

Setelah tanya2 ke pihak sekolah, baru saya tahu 
bahwa metode seperti ini, tujuannya adalah untuk 
menimbulkan kecintaan anak2 kepada Al Quran. 
Anak2balita itu di masa depan akan mmpunyai kenangan 
indah ttg Al Quran. Saya pikir2 benar juga. Saya 
ingat, dulu waktu kecil pergi ke TPA (Taman 
Pendidkan Al Quran) di Indonesia, rasanya 
maless..banget (Kalo nggak dipaksa ortu, nggak jalan 
deh). Bagi saya, TPA identik dengan beban berat, PR 
yaang banyak, hapalan bejibun, guru galak, dsb. 
Agar anak2 merasa cinta kepada Allah dan 
Quran? Bagaimanapun, dunia anak2 adalah dunia 
materi. Mereka baru bisa mencerap hal2 yang nyata, 
seperti hadiah (dan belum paham, pahala itu apa). 
Para orangtua teman sekelas anak saya juga pada 
cerita bahwa anak2nya malah nangis kalau nggak diajak ke ! 
sekolah. Malah, buat anak saya, ancaman tidak 
diantar ke sekolah adalah ancaman paling ampuh, 
kalau dia nakal (dia akan langsung nangis, 
hehehe...mamanya nakal ya?). 

Metode pengajaran ayat Quran dengan menggunakan 
isyarat ini diciptakan oleh seorang ulama bernama 
Sayyid Thabathabai. Anak beliau yang pertama pada 
usia 5 tahun di bawah bimbingan beliau sendiri, 
sudah hapal seluruh juz Al Quran, berikut maknanya, 
hapal topik2nya (misalnya, ditanyakan, coba sebutkan 
ayat2 mana saja yg berbicara ttg akhlak kepada 
orangtua, dia akan menyebut, ayat ini..ini..ini..), 
dan mampu bercakap-cakap dengan bahasa Al Quran 
(misalnya ditanya; makanan favoritmu apa, dia akan 
menjawab "Kuluu mimma fil ardhi halaalan thayyibaa" 
(Al Baqarah:168). Anak kedua juga memiliki kemampuan 
sama, tapi sedikit lebih lambat, mungkin usia 6 atau 
7 tahun. Keberhasilan anak2 Sayyid Thabathabi itu 
benar-benar fenomental ( bahkan anak pertamanya 
diberi gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ulumul 
Quran oleh sebuah universitas di Inggris ), sehingga 
sejak itu, gerakan menghapal Quran untuk anak-anak 
kecil benar2 digalakkan di Iran. Setiap anak 
penghapal Quran dihadiah! i pergi haji 
bersama orang-tuanya oleh negara dan setiap 
tahunnya ratusan anak kecil di bawah usia 10 tahun 
berhasil menghapal Al Quran ( jumlah ini lebih 
banyak kalau dihitung juga dengan anak lulusan dari 
sekolah2 lain ). 
Saya pernah diskusi dgn teman saya dosen ITB, dia 
mengatakan bahwa metode seperti itu merangsang 
kecerdasan anak karena secara bersamaan anak akan 
melihat gambar, mendengar suara, melakukan 
gerakan-gerakan yang selaras dengan ucapan verbal, 
dll. Sebaliknya, menghapal secara membabi-buta, 
malah akan membuntukan otak anak. Selain itu, 
menurut guru di Jamiatul Quran ini, pengalaman 
menunjukkan bahwa anak-anak yang menghapal Quran 
dengan melalui proses isyarat ini (jadi mulai sejak 
balita sudah masuk ke sekolah itu) lebih berhasil 
dibandingkan anak-anak yang masuk ke sana ketika 
usia SD. Selain itu, menghapal Al Quran lengkap 
dengan pemahaman atas artinya jauh lebih bagus dan 
awet (nggak cepat lupa) bila dibandingkan dengan 
hapal cangkem (mulut). 

Nah, segitu dulu pengalaman saya. Mudah2an ada 
manfaatnya. 

---------------------------------------------------------
Kiriman dari
Abinya Almaidah 


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke