27 Maret 2005Utami Roesli 
Hidup ASI Eksklusif! 
bur 

Tanyakan soal ASI pada dr Utami Roesli, SpA. Dengan gamblang, dia akan
membeberkan berbagai fakta tentang makanan utama bayi itu. Di usia 6
bulan pertama seorang bayi, dia berhak menerima ASI dari ibunya. Atau
lebih kerap disebut ASI eksklusif. `'Mungkin lebih tepat dikatakan
menyusui eksklusif,'' ujar dia mengoreksi. `'Jadi, bukan ASI-nya yang
eksklusif, tapi cara menyusuinya. Bayi hanya diberikan air susu tanpa
makanan tambahan lain. Dianjurkan sampai enam bulan dan disusui sedini
mungkin.''

Paparan dokter anak Rumah Sakit St Carolus Jakarta ini tentang ASI bakal
membuat kita membatin,''Betapa hebatnya ASI.'' Bayangkan, saat isapan
awal, komposisinya lebih seperti air. Akan tetapi, ketika tiba di tahap
akhir, ASI pun berubah menjadi seperti nasi. Dari awal sampai akhir
menyusui, komposisinya tidak sama. Setiap hari komposisi ASI terus
berubah. Hari ini tidak sama komposisinya dengan besok. Itu disesuaikan
dengan kebutuhan bayi.

Tidak hanya itu. Dengan ASI, anak tidak saja menjadi lebih pandai dan
lebih sehat, tapi juga kemampuan spiritualnya lebih bagus. Anak-anak
yang diberi ASI akan merasakan ini: 20 kali lebih jarang mencret, tujuh
kali lebih jarang mengidap radang paru-paru, empat kali lebih jarang
radang otak, bahkan kemungkinan untuk kanker getah bening menurun 6-8
kali. Belum lagi dengan alergi atau infeksi telinga. `'IQ, jelas. Tapi,
EQ dan SQ juga lebih bagus. Mungkin saya dapat katakan, ASI eksklusif
adalah langkah awal membuat bayi sehat, cerdas, saleh dan salehah.''

Namun, tak jarang hatinya terenyuh. `'Saya sangat sedih,'' gumamnya.
Inilah perasaan yang muncul tiap kali ada ibu datang ke tempat
praktiknya dan membawa bayi yang menderita mencret atau radang paru-paru
karena tidak diberi ASI (air susu ibu). Apalagi bila orang tua si bayi
berasal dari keluarga kurang mampu. Padahal, katanya, memberi ASI justru
lebih murah ketimbang membeli susu formula.

Penulis buku Pedoman Pijat Bayi ini menunjuk hasil penelitian dari AS
yang membedakan antara merawat anak dengan ASI dan dengan susu formula.
Perbedaan biaya yang dikeluarkan selama setahun sekitar Rp 100 juta.
Biaya itu untuk membeli susu formula, biaya ke dokter, dan perawatan.
''Mulai dari kecil, si anak sakit-sakitan. Biasanya, anak susu formula
16 kali lebih sering dirawat dibandingkan (anak yang diberi) ASI.
Apalagi sekarang perawatan tidak murah. Daripada begitu, kan, mendingan
ditabung.'' 

Bayi yang baru lahir menarik minat dokter spesialis anak yang meraih
gelarnya pada 1980 tersebut. Ini juga yang menjadi awal 'perkenalannya'
dengan dunia ASI. Setelah ikut berbagai kursus dan membaca beragam buku,
dia makin memahami pentingnya ASI bagi bayi. `'Makin lama makin membuka
mata saya betapa hebat sebenarnya Tuhan mempersiapkan buat kita,''
katanya. `'Banyak sekali hal-hal yang saya lihat kebesaran Tuhan melalui
pelajaran ASI.''

Penelitian terakhir menyatakan, dari 1.000 ibu yang menyatakan ASI-nya
kurang, hanya seorang yang betul-betul bermasalah. Itu pun karena kurang
mengerti tentang ASI. `'Banyak sekali tindakan kita yang karena belum
sampai informasinya hingga mengganggu kemampuan bayi untuk menyusui.''
Menyusui juga bukan semata proses ibu dan bayi saja. Sang ayah pun
terlibat. Dia bilang, `'Ada 14 penelitian ilmiah menunjukkan, peran ayah
tidak sedikit. Makanya kalau di luar negeri, selain cuti ibu melahirkan
ada cuti ayah melahirkan,'' ujarnya. Kata dia, ada satu hormon dalam ASI
yang sangat tergantung psikis ibunya. Kalau ibunya merasa kurang nyaman,
hormon itu rendah. Akibatnya, ASI tidak bisa diproduksi dengan cukup.
Begitu sensitifnya hormon ini, kalau ibunya kesal, marah, sedih,
hormonnya drop. Nah, peran ayah membuat supaya ibu tidak berpikiran
kurang bagus.''

Beberapa tahun belakangan, kakak kandung musikus almarhum Harry Rusli
ini aktif mengampanyekan perlunya pemberian ASI bagi bayi. Utami pun
mendirikan Sentra Laktasi Indonesia, sebuah LSM ASI. Jika akhirnya
alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, 1972 ini
gencar mengampanyekan ASI eksklusif, ini lantaran banyak penelitian
ilmiah menunjukkan, memberikan ASI eksklusif pada bayi merupakan
investasi dunia dan akhirat.

Sekali waktu, Utami berceramah di Surabaya. Seorang pembicara lain
mengaitkan ASI dalam ajaran Islam. Saat itulah dia beroleh tambahan
pengetahuan mengenai ASI dalam Alquran. Ternyata, tidak hanya tiga ayat
seperti yang ia ketahui selama ini tapi ada delapan ayat yang langsung
membahas soal ASI dan sekitar 40 surat-surat yang tidak langsung. Ini
mendorongnya untuk terus berbagi ilmu sehingga makin banyak orang tahu
pentingnya ASI eksklusif. Utami bersyukur memperoleh kesempatan
mempelajari pentingnya ASI bagi bayi. `'Terus terang, saya merasa diberi
kesempatan Tuhan untuk belajar ASI lebih dulu. Ini mungkin ladang amal
buat saya,'' ucapnya. Di matanya, Tuhan memberi begitu banyak kemudahan
untuk manusia lewat ASI. ''Subhanallah.''



  _____  

Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.id
Berita bisa dilihat di :
http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=192239&kat_id=18
<http://www.republika.co.id/Cetak_detail.asp?id=192239&kat_id=18> 

Kirim email ke