di solo, yogya dan semarang, dan sekitarnya saren memang banyak
dijual di pasar tradisional. dan mungkin orang2 pada ga ngeh klo itu haram
(maksud saya bagi mereka yg berpola pikir sederhana dan tidak "well
educated" dalam bidang agama seperti bapak ibu di sini. maaf klo ada yg
tidak berkenan dg statement ini).
saren klo yg besar dan tebal seperti hati sapi biasanya dibuat dari
darah sapi. karena klo dari darah ayam kayaknya ga bakalan bisa setebal
itu. kan darah ayam dari hasil potong ayam ga sebanyak itu. ini
berdasarkan pengalaman melihat ayam dipotong dan darahnya ditampung
oleh mbah saya yg notabene muslim.
tapi menurut saya sih aman2 saja kog klo mengkonsumsi daging di
tempat makan di daerah tsb di atas. biasanya saren hanya terhidang di
warteg ato angkringan. klo di restoran besar ato warung yg agak besar
kayaknya sih jarang ya. klo pun ada, biasanya langsung keliatan kog.
pokoknya asal warnanya coklat kehitaman, tebal dan besar itu pasti saren.
gampang dibedain dengan daging lainnya.
sita
-------Original Message-------
Date: Thursday, 02 June
2005 11:57:26 AM
Subject: [balita-anda]
Gudeg Yogya haram?SAREN Semarang?
Saya baru pindah ke Semarang. Juni ini hampir setahun. Waktu
masih
diLombok dulu, suami saya memang pernah cerita tentang SAREN.
Satu
makanan khas Semarang yang berasal dari darah yg dikentalkan,
kemudian jika ingin dimasak, dipotong-potong serta dibumbui
sesuai
selera.
Waktu itu jelas dan tegas saya berargumen dgn suami bahwa SAREN
pol
haramnya --karena berasal dari darah.
Tak dinyana, minggu kemarin saya ditawari langsung sama tetangga
yg
kebetulan jualan lauk-pauk jadi setiap pagi dikompleks. Bentuknya
sih
mirip sama hati sapi, so hati-hati. Moslem/muslimah yg lewat
Semarng
dan ingin makan diwarteg, sebaiknya tanya dulu, hati beneran
atau
SAREN.
Saya jadi kaget, lhoh, beneran ada. Trus saya jadi mikir lagi,
lha
kalo SAREN begitu biasa dijual, sumber darahnya dari mana?
Pertanyaan tsb belum bisa saya jawab, karena sampai hari ini
belum
kembali crosschek ke pasar.
Jadi was-was dah makan ayam atau daging. Semarangan lain, any
comment???
|