Misteri Blogger dari Solo Sha, Antara Ada dan Tiada Muchus Budi R., Nurul Hidayati - detikcom Jakarta - Senin (22/8/2005) lalu detikinet menurunkan berita yang cukup membuat merinding berjudul Blogger Meninggal Usai Tulis 'Mimpi Kematian. Blogger itu menamai dirinya dengan Sha, sedangkan nama lengkapnya adalah Natasha Anya.
Sha menjadi beken karena dia menulis catatan harian berjudul Mimpi Buruk di blognya yang beralamat di http://kembangsolo.blogspot.com. Isinya, menceritakan mimpi buruknya yang berkisar tentang kematian. Tulisan itu diturunkan sekitar pukul 11.00, tanggal 16 Agustus. Eh, pada hari yang sama sekitar pukul 13.00 WIB, Sha dikabarkan meninggal dunia. Kabar kematian Sha melesat pesat di jaringan para blogger. Tak urung, situs Sha ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin mengucapkan dukacita. Dalam waktu singkat, saat situs Sha dicek oleh detikcom pada hari Senin siang, ada 111 comments yang mengomentari tulisan Mimpi Buruk yang benar-benar mengharukan itu. Cukup tinggi untuk ukuran sebuah blog catatan harian pribadi! Mencari Tahu Lalu siapa Sha sebenarnya? Reporter detikcom berusaha menelisik sosok Sha di Solo berdasarkan tulisan di blog gadis 23 tahun. Tulisan itu bertajuk Gereja Katholik St. Antonius Purbayan. Kutipannya: Gereja ini adalah gereja Katholik tertua di Solo, Letaknya di Jalan Sugiyopranoto, Di mana gereja ini ada di lingkungan sekolah Katholik juga, Ada TK Marsudirini, SD Marsudiri, SD Pangudiluhur, SD Keprabon, Terus ada lagi SMP Kanisius, SMU Kanisius... Semuanya Yayasan Katholik... Aku dari TK sampai SMP juga sekolah di situ... Ehhh kok malah ngomongin sekolahan jadinya hehehe Kembali lagi ke Gereja St. Antonius, Aku biasa ke Gereja hari Sabtu Sore, Biar hari Minggunya bisa dolan tanpa ada beban, Ohh iya... aku gak tau kenapa, Misa di Gereja ini bisa terbagi dengan sendirinya, Misa Sabtu sore banyak diikuti oleh muda-mudi, Kalo Misa Minggu Pagi diikuti anak-anak dan juga Lansia, Juga para Biarawati dan Biarawan, Terus Misa Minggu Sore biasanya diikuti oleh keluarga, Aneh bisa terbagi gitu yah... Mungkin Nama Dunia Maya Berbekal tulisan itulah detikcom mencari tahu. Ternyata, di sepanjang Jalan Sugiyopranoto Solo tidak ada gereja Katolik di sana. Namun dari peta, kemungkinan besar yang dimaksud Sha adalah Gereja Katholik St Antonius, Purbayan, di Jalan Arifin No 1, Solo. Sha menulis bahwa gerejanya dekat dengan kompleks sekolah milik Yayasan Pendidikan Katolik seperti sekolah Marsudirini dan Pangudiluhur, tempat dia pernah sekolah. Memang di belakang salah satu gereja Katolik tertua di Solo tersebut terdapat sekolah-sekolah seperti yang dimaksudkan oleh Sha. Persis di samping gereja tersebut memang terdapat Jalan Sugiyopranoto, namun karena gereja menghadap ke Jalan Arifin, maka secara administratif alamat gereja masuk ke Jalan Arifin. Sedangkan kompleks sekolah Katolik itu berada di Jalan Sugiyopranoto. Ketika detikcom mendatangi kantor Sekretariat Paroki di Gereja tersebut, pihak pengurus mengatakan tidak ada warga di Paroki Purbayan yang bernama Natasha Anya. Salah seorang pengurus Sekretariat Paroki Purbayan, P Sutarno DP, mengatakan seluruh warga Katolik yang tinggal di wilayah parokinya dipastikan akan tercatat, baik catatan lahir maupun catatan kematian. Pada catatan kematian juga tidak terdapat ada jemaat yang meninggal pada tanggal 16 Agustus 2005, seperti terjadi pada diri Sha. "Kami hanya mencatat warga yang tinggal di Paroki kami. Sedangkan yang melakukan peribadatan di gereja ini bukan hanya datang dari Paroki kami. Tidak sedikit bahkan jemaat yang datang dari luar kota," ujarnya. Sutarno pun membuka berkas dokumen paroki, baik dalam file buku maupun komputer. Namun tidak ditemukan satu pun nama tersebut. "Bisa jadi itu hanya nama yang dipakainya ketika di dunia maya sehingga tidak terlacak di dokumen kami. Coba dilacak di Thiong Ting (krematorium), mungkin sempat disemayamkan di sana jika dia warga dari etnis Tionghoa," lanjutnya. Ketika dilacak ke Krematorium di Jalan Kol Sutarto, juga tidak ditemukan nama tersebut. "Sepanjang bulan Agustus ini semua warga yang meninggal di atas usia 60 tahun. Hanya satu warga meninggal di usia muda yang disemayamkan di sini, yaitu Lana Indrawan usia 19 tahun terkena serangan jantung," ujar salah seorang pengurus krematorium. Apakah Lana adalah Sha? Kalau mendasarkan dari catatan Sha, identitas Sha dan Lana tidak kompak. Lana yang masuk Thiong Ting pada 16 Agustus pagi adalah siswi SMA Santa Ursulin, Solo, meninggal karena sakit jantung. Sementara, Sha di blognya mengaku berusia 23 tahun dan merupakan guru TK. Sha diberitakan meninggal pada 16 Agustus sekitar pukul 13.00 WIB karena penggumpalan darah di otak. Jadi, siapa Sha? Masih misterius!