Copy Paste dari milis ini juga, diposting oleh Mbak Tere. Mudah2an berguna.

cc


PENGENALAN DINI DEMAM BERDARAH DENGUE
dr. Syafruddin Mapata, Sp.A.

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue atau lazim disebut Demam Berdarah menjadi pembicaraan
yang hangat belakangan ini.  Di tempat umum, seperti di pasar, di
perkantoran, di rumah sakit lebih tinggi lagi.  Orang membicarakan kengerian
akan demam berdarah.  Umumnya mereka membicarakan tentang keluarga atau
sanak kerabatnya yang menderita demam berdarah, sudah berapa hari dirawat,
berapa botol infus dihabiskan, berapa biaya sudah dikeluarkan bahkan
kesedihan karena semua usahanya sia-sia bila keluarga atau kerabatnya harus
direlakan pergi selama-lamanya.

Memang penyakit DB ini mengalami kenaikan insiden dalam bulan-bulan terakhir
ini sehingga dimasukkan ke dalam kategori Kejadian Luar Biasa.  Karena itu
dirasa belum terlambat untuk memberikan pemahaman tentang beberapa hal
menyangkut demam berdarah.

Selama hampir dua abad, penyakit dengue digolongkan sejajar dengan demam,
pilek, atau diare, yaitu sebagai penyesuaian diri seseorang terhadap iklim
tropis.  Namun sejak timbulnya wadah Dengue di Filipina pada tahun 1953-1954
yang disertai renjatan, perdarahan saluran cerna, dan berakhir dengan
meninggalnya penderita, maka pAndangan ini pun berubah.  Dan sejak itulah
istilah Haemorrhagic Fever atau DB digunakan.  Kenyataan sekarang ialah
bahwa penyakit ini menempati urutan ke delapan kesakitan Asia Tenggara dan
Pasifik Barat.

PENYEBAB

Penyakit DB termasuk golongan penyakit Arbovirus, singkatan dari
Arthropod-borne viruses, artinya virus yang ditularkan melalui gigitan
binatang arthropoda.  Dalam hal ini DB ditularkan oleh sejenis nyamuk yang
disebut  Aedes Aegypti.  Nyamuk betina menghisap darah untuk kebuhan
reproduksi.  Tiga hari setelah menghisap darah maka ia akan bertelur
sebanyak 100 butir.  Selanjutnya mulai menghisap lagi dan bertelur lagi.
Nyamuk Aedes tergolong antropofilik yaitu paling doyan darah manusia.
Berbeda dengan spesies nyamuk lain yang biasanya sudah cukup puas dengan
menggigit/menghisap darah satu orang saja, maka nyamuk Aedes mempunyai
kebiasaan menggigit berulang, yaitu menggigit beberapa orang secara
bergantian dalam waktu singkat.  Hal ini disebabkan karena nyamuk Aedes
sangat sensitif dan mudah terganggu.

Nyamuk Aedes Aegypti diduga berasal dari benua Afrika terutama Etiopia,
kemudian terbawa oleh kapal dagang ke daerah pesisir Asia Tenggara dan
kemudian masuk ke dalam pedalaman.  Bila nyamuk betina menggigit/menghisap
darah orang yang menderita DB maka virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk.
Selanjutnya diperlukan waktu sekitar 9 hari agar nyamuk menjadi infeksius
dan dapat menularkan kepada korban yang lain.  Walaupun umur nyamuk dewasa
hanya kira-kira 10 hari, namun dengan sifat menggigit berulang maka cukup
banyak korban yang bisa terinfeksi.

Nyamuk betina biasanya menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari, di
tempat yang agak redup.  Nyamuk betina meletakkan telurnya di permukaan air
yang jernih dan terlindung dari sinar matahari langsung.  Lebih disukai
tempat air di dalam atau dekat rumah, terutama tempat air yang bertutup
longgar atau jarang dikuras.

PERJALANAN PENYAKIT

Setelah nyamuk infeksius menggigit korban maka virus akan berkembang biak
dalam tubuh korban.  Setelah waktu 4-6 hari atau yang disebut juga masa
inkubasi maka penderita mulai demam tinggi.  Pada hari ketiga penderita
mengalami resiko syok dan kalau bisa diatasi maka fase penyembuhan dimulai
setelah hari sakit ketujuh.

Pada fase awal demam ditandai dengan demam mendadak tinggi disertai muka
kemerahan dan sakit kepala.  Kehilangan nafsu makan, muntah dan nyeri di ulu
hati sering dikeluhkan.  Selanjutnya timbul bintik merah di kulit yang mirip
gigitan nyamuk.

Fase berikut dari perjalanan penyakit demam berdarah ialah fase syok, yang
merupakan fase kritis penyakit DB.  Pada saat ini suhu badan cenderung
turun.  Penderita terlihat lemah, gelisah dan berkeringat.  Kaki tangan
terasa dingin, denyut nadi sukar diraba.  Dapat terjadi mimisan, muntah
darah, atau berak darah.  Pada saat ini bila penderita tidak segera diobati
dengan pemberian cairan infus maka kondisi penderita akan terus memburuk dan
terjadi syok yang berakhir dengan kematian.

GEJALA DAN TATA LAKSANA

Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya dari DBD?  Sebelumnya perlu dikenal
dahulu gejala dini DBD.  DBD merupakan penyakit akut yang ditAndai dengan 4
gejala klinik, yaitu:

-          Demam tinggi

-          Fenomena perdarahan

-          Hepatomegali

-          Seringkali kegagalan sirkulasi darah

Bila seorang anak menderita demam tinggi mendadak, muka kemerahan, tidak ada
gejala infeksi saluran nafas (mis.: batuk, pilek, sakit tenggorokan),
ditambah bintik merah di kulit, sebaiknya penderita dibawa segera ke dokter.
Dokter akan melakukan uji Torniquet, yang akan sangat membantu diagnosis
awal DBD.

Uji Torniquet dilakukan dengan memasang tensimeter pada lengan atas anak,
memberi tekanan tertentu dan bila positif, maka dalam waktu ± 3 menit akan
timbul bintik-bintik merah di bagian bawah.

Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan laboratorium. Dua fenomena penting
yang selalu dicermati di pemeriksaan laboratorium, yait penurunan jumlah
thrombocyte di darah (thrombocytopenia) dan kenaikan konsentrasi plasma
darah (hemokonsentrasi).  Kadar thrombocyte darah normal berkisar sekitar
150.000 ­ 400.000/mm3.

Seorang tersangka menderita DB sebaiknya dirawat di Puskemas atau di RS.
Lebih baik mencurigai dan merawat sebagai DB walaupun akhirnya ternyata
bukan, daripada menyesal kemudian.  Sebelumnya penderita dianjurkan minum
banyak, beri obat penurun panas, dan kalau perlu dikompres dengan air
hangat.  Obat panas yang dianjurkan adalah dari golongan parasetamol dan
jangan dari aspirin atau asetosal karena memperparah resiko perdarahan.
Golongan metamizole secara umum dilarang penggunaannya pada anak karena efek
samping yang ditakuti berupa agranulositosis, anemia aplastik dan
thrombocytopenia.

Syok pada demam berdarah terjadi karena kebocoran pipa pembuluh darah
sehingga cairan plasma darah merembes ke luar dari pembuluh darah dan
berkumpul di rongga-rongga tubuh yaitu rongga perut dan rongga dada.
Akibatnya pipa pembuluh darah menjadi kolaps dan jalan mengatasinya ialah
dengan infus.  Begitu masa kritis dilewati maka kebocoran pipa pembuluh
darah akan membaik, cairan plasma kembali masuk ke pembuluh darah.  Keadaan
umum penderita membaik yang ditAndai dengan penderita mulai minta/mau makan.

Keadaan fatal pada DB terjadi bila syok tidak segera diatasi, atau bisa
terjadi perdarahan masif saluran cerna berupa muntah darah dan berak darah.
Keadaan fatal lainnya ialah encephalopatia, yang ditandai dengan penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.

KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa perlunya masyarakat awam mengenal tanda-tanda DB, kapan
anak harus dibawa ke dokter/puskesmas/rumah sakit, untuk mencegah terjadinya
hal-hal fatal yang tidak diinginkan

----- Original Message ----- From: "suprayogi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Tuesday, November 22, 2005 10:02 AM
Subject: [balita-anda] Demam berdarah


Demam berdarah lagi ramai dibicarakan lagi.

Mungkin ada beberapa rekan yang punya artikel

Mengenai gejala-gejala DB

Thank's






================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke