Dear Mbak Fira, Wuihhhh lucune si Bam2 . Hi..hi..hi.. ternyata dah mudeng yah klo dirasani . Yah itulah uniknya anak2 blum bisa mnegekspresikan lwt bicara but udah mundeng maksudnya biasanya nih usia 1 thn anak dah mulai mudeng klo menginginkan sesuatu pengalaman dr anakku n sekelilingnya
Klo kapan tepatnya bs ngomong lain2 deh gak pasti sih but umur 3 th nih diharapkan udah bs lancar bicara n ngerti maksudnya.. (kalo ndak salah nginget literatur yg aku baca nehh..) lagian tahapan bicara ada unsur genetik n turunan juga looo di samping stimulasi dr luar Sharing crita yah Aku bs bilang klo anak yg di rumahnya pake 2 or lebih bhs tu kadang bikin anak susah ngerti n rada telat ngomong ya dr pengalaman temen2ku milis sebelah ada artikel rangkuman diskusinya nih di bwh ini.. Trus lagi pengalaman ssendiri ma Kavin.. aku perhatiin klo Kavin di rmh mertuaku tuh banyak diemnya.. krn gak mudeng omongan mreka yg rata2 pake bhs Sunda Kavin jd rada bisu nih klo dah ketemu opa n omanya bingung getu So, sebaiknya nih kenalin 1 bhs dulu ma nak.. baru dehh kenalin yg lain Trus mengenai keterlambatan bicara nih aku ada artikel dr milis sebelah juga.. di bwhnya.. Smogabisa Bantu dikit yah.. Kalo ada yg mau sharing lagi monggo yah.. Uci mamaKavin Rangkuman Diskusi WRM: Metode Bilingual dan Multilingual Oleh: We R Mommies Menyusul diskusi mengenai speech delay yang banyak mendapat tanggapan dari para Mommies, seorang Mommy yang tinggal di LN membuka diskusi mengenai Metode Bilingual. Ide ini muncul setelah membaca artikel mengenai Multilingual Children. Meskipun di Indonesia kita mengenal multi bahasa, namun jarang sekali kita berpendapat bahwa kita adalah bangsa berbilingual apalagi bermultilingual. Mommy yang membuka diskusi Metode Bilingual menyatakan bahwa ia hanya ingin membuka topik diskusi mengenai bilingual, dengan pemikiran bahwa masalah bilingual ini akan menjadi tantangan bagi keluarga Indonesia yang tinggal di LN, yang ingin anak-anak mereka tetap mahir berbahasa Indonesia dan berbahasa asing (bahasa yang dipakai di tempat menetap saat ini). Masalah yang dihadapi keluarga yang menetap di LN mungkin akan sedikit berbeda dengan masalah keluarga di tanah air yang ingin menerapkan Bilingualisme. Ada beberapa kemungkinan yang akan dihadapi oleh orang tua yang tinggal di LN, a.l: a). anak lancar berbahasa ibu dan bahasa kedua, b). anak lancar berbahasa kedua, bahasa ibu terpatah- patah bahkan mungkin hanya sekedar pasif (mengerti dan tidak trampil menjawab), c).anak lancar berbahasa ibu, bahasa keduanya keteteran, d). anak tidak lancar berbahasa ibu maupun bahasa kedua, e).anak lancar bicara namun menggabungkan pemakaian bahasa ibu dan bahasa kedua dalam satu kalimat, sehingga grammatik keduanya menjadi kacau. Mommy tersebut, ingin sekali agar anak-anaknya bisa masuk di kategori pertama, yaitu trampil berbahasa indonesia dan juga tak mengalami masalah dengan bahasa lingkungannya. Pemeliharaan bahasa Bahasa Indonesia baginya mempunyai nilai penting agar ada keterkaitan "batin" anak-anak terhadap tanah airnya, terlebih bila suatu keluarga menetap dalam jangka waktu relatif lama atau bahkan menetap di tanah rantau. Ia yakin sekali, bahwa sang anak dapat menguasai bahasa kedua bila mempunyai fondasi yang kuat pada penguasaan bahasa ibunya. Mommies yang lain yang tinggal di LN semunya sama-sama berkeinginan agar anak-anak mereka dapat trampil berbicara bilingual. Namun kenyataannya, banyak yang belum mencapai seperti yang diinginkan. Karena berbagai variasi kemampuan berbahasa yang ada, orang tuapun menerapkan pengajaran bahasa yang bervariasi: 1. Di rumah memakai bahasa Ibu/bahasa Indonesia,di luar rumah bahasa negara yang ditempati. 2. Hanya memakai bahasa Ibu di manapun, selama berbicara dengan orang tua. Selain dari itu memakai bahasa negara yang ditempati. 3. Pada kondisi kedua orang tua berbahasa Ibu berbeda, tinggal di negara selain negara asal kedua orang tua, pemakaian 2 bahasa Ibu selama berbicara dengan masing-masing orang tua. 4. Pemakaian berbagai bahasa secara campur-aduk, dengan komponen gramatikal satu bahasa tertentu sebagai bahasa utama. 5. Pemakaian berbagai bahasa secara campur-aduk, dengan gramatikal berbagai bahasa. Meskipun semua Mommies menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa diperlukan konsistensi dalam berbahasa sewaktu berbicara dengan anak- anak, banyak kendala di dalam mengajarkan bahasa kepada anak-anak sewaktu tinggal di LN , a.l : 1. Tidak konsisten dalam menggunakan bahasa kepada anak. 2. Orang tua sendiri sering mempunyai beban dan keharusan untuk menguasai bahasa di mana sedang berdomisili, baik untuk studi, pekerjaan, maupun untuk kehidupan sehari-hari, sehingga berusaha memaksimalkan waktu untuk menguasainya. 3. Anak lebih merasa nyaman dengan bahasa TV atau bahasa sekitar dan enggan menjawab atau belajar bahasa Ibu orang tua/bahasa Indonesia. 4. Anak lebih merasa nyaman dengan bahasa Ibu/bahasa Indonesia, sehingga lebih memilih diam di sekolah dan menghambat proses belajar- mengajar di sekolah. 5. Anak menjadi late-talker karena berbagai hal yang membuatnya sulit untuk berbicara dengan salah satu bahasa maupun ke dua bahasa. 6. Keinginan orang tua untuk menjadikan anak bilingual murni terhambat oleh keterbatasan ruang gerak, waktu dan support lingkungan. Banyak di antara para Mommies yang berdomisili di LN, yang berkeinginan agar anak-anak mereka dapat berbicara dalam bahasa Indonesia dengan lancar, terutama untuk penjagaan bahasa dan kebudayaan Indonesia untuk menjaga "kontak batin" dengan tanah air sehingga sang anak akan merasa benar benar menjadi bagian dari tanah air tempat nenek kakek dan sanak keluarganya berada dan akan mampu berkomunikasi dengan baik dengan para keluarganya di Indonesia, sehingga ia tidak merasa menjadi orang asing saat berlibur di Indonesia. Kesimpulan: 1. Tinggal/domisili di LN menciptakan kesempatan sekaligus beban kepada para orang tua dalam mengajarkan bahasa Ibu/bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. 2. Untuk menjadikan anak-anak menjadi bilingual,diperlukan konsistensi berbahasa, ketekunan dan kegigihan dan disiplin serta `mental-baja' orang tua sehingga anak-anak dapat menguasai kedua bahasa secara baik dan benar dan lancar. 3. Teknik-teknik berbahasa untuk setiap keluarga bervariasi, tergantung domisili tempat tinggal, pekerjaan orang tua dan alasan tinggal di LN, daerah asal kedua orang tua dan support lingkungan serta komunitas sekelilingnya. 4. Orang tua seringkali `terpaksa' mengorbankan penguasaan bahasa Indonesia agar anak dapat berkonsentrasi dalam menguasai bahasa negara yang ditempati, agar anak dapat bersosiali dan berhasil di sekolah. Seorang Mommy dengan anak berbakat yang memperdalam serba-serbi anak berbakat dan hubungannya dengan late-talker memberikan web-site yang dapat dijadikan bahan untuk mengetahui mengenai hal ini. http://www.linguistlist.org/ask-ling/biling.html). (HI/WRM) Seorang Mommy yang lain menampilkan sebuah artikel tanya jawab yang diasuh oleh Deborah D.K. Ruuskanen, a Professor of English Linguistics diambil dari :Ask-A-Linguist FAQ Bilingual and Multilingual Children Question: Can my new baby learn two or more languages at home? Similar questions: My spouse speaks language X and I speak language Y, can we teach our children both languages? Will I confuse my child if I mix languages ? It is entirely possible to teach an infant two or even three languages, and four is not unheard of. In Europe, a great many toddlers learn four languages with little or no difficulty. The main requirements for this learning are: the parents speak only their mother-tongue to the child; the child has some reason to learn the languages (motivation); and there is reinforcement of some kind for these languages, preferably outside the home. If the language of the environment is a third language, then the child will easily learn the third language once they start playing with neighbourhood children. There appears to be a `window' of learning language that `opens' at about the age of ten months. Infants can hear much earlier, of course, and there is some evidence that they can even hear in the womb. It is clear that they will begin to imitate the `noises' they hear, and when there is a reaction from their caregivers, they begin to associate meanings with the sounds. Over the next two years, infants acquire language at an astonishing rate. By the age of three, they have acquired basic syntax (sentence structure), basic grammar (the `rules' of the language), and a large vocabulary of basic words necessary to their physical and emotional survival. Their motivation to talk with their caregivers is high: asking for something usually results in being given the thing they need. Similarly, when the infant begins to play outside, with other children, then the motivation to talk to these children is high, and the infant will try to learn the language of play. Parents who want their children to learn their mother-tongue must realise that it will take work, beyond simply speaking their mother- tongue all the time to the child. Especially if the spouse speaks another language, which is the language of the environment, the parent speaking the `minority' language will have to be sure that there is sufficient input for the child to learn and reinforce what has been learned. This means things like reading out loud (this should go on until the child learns to read on their own, and for a few years afterwards until the child says stop), singing to them and teaching them songs and nursery rhymes, showing video films in the parent's language (radio is not as good as there are no visual clues), and having other adults or children talk to the child in this language (grandparents are invaluable here). Problems will arise when the child starts playing with neighbourhood children who do not speak the language the parent is trying to teach them. This is the stage when a lot of parents give up. The child does not want to be `different' from their playmates, and speaking a `foreign' language certainly makes you different. If the parent refuses to answer the child, or to give them what they want until they ask for it in the parent's `own' language, the process of learning the language will continue. Some parents make an agreement to talk to the child in the language of the playmates when the playmates are around, and the `home' language when only family is `home': personally I think this does not work well. The problems will increase when the child starts kindergarten. The parent must keep speaking only their `own' language with the child, or the child will lose the language. At this point, the question of putting the child in a `foreign' language school comes up. This is a hard decision to make, especially if the child is already `different' because their mother or father is a `foreigner', because taking a child away from neighbourhood playmates and putting then in a different school will make them even more different, and more likely to be teased and bullied by the neighbourhood children. Having said that, putting a child in a `foreign' language school will certainly ensure that they learn that language. For example, a child living in Sweden, whose father speaks only Portuguese to them, and whose mother speaks only Finnish to them, and who is put in an English school, will learn Swedish, Portuguese, Finnish, and English. However, if this child grows up and goes to university in England, and has little or no contact with Finnish relatives, then the Finnish will almost certainly be lost. Languages need to be spoken, or they will be lost. Teaching a child a language that is not the mother-tongue of either parent is usually not a good idea. Unless the parents are completely bilingual themselves, that is, they speak two languages as native languages, then the sounds that are produced for the child to imitate will be tinged with a strong `foreign accent'. Similarly, unless the parent speaks the non-native language exceptionally well, then the child will learn the mistakes that parent makes in that language. Finally, and perhaps more important, teaching a third language that the parent does not know well will confuse the child unnecessarily. Wait until the baby has mastered the native languages of both parents well enough to be able to have long, meaningful conversations (about five years old) and has begun to play with other children, before deciding about introducing a language that the parents do not speak well. Remember that the child will learn the language of the environment and the school even without input from the parents. Trying to teach the child an artificial language, such as Klingon or Elvish, for example, can be done only if both parents speak it well enough to converse in it daily where the child can hear them. Again, this must be considered a `third' language, and teaching it is best done only after the child has learned the parents' languages well. Children who do not use this `artificial' language in their teen years will almost certainly lose it, since as said above, languages need to be spoken or they will be lost. Pembaca diperkenankan mengutip artikel di halaman ini dengan syarat mencantumkan sumbernya: [EMAIL PROTECTED] We R Mommies All Rights Reserved. File sehat Mengapa Anak Mengalami Kesulitan Belajar Bicara Dalam periode 24 tahun (Tahun 1971 sampai dengan 1995) Dr. James MacDonnald bekerja di Ohio State University, mendalami masalah Keterlambatan Bicara pada Anak. Sebagai seorang ahli Patologi Bahasa dan Wicara, ia melatih para terapis wicara dan orangtua untuk menjadi 'rekan' bicara dari anak-anak. Intinya, ia ingin mengajarkan orang dewasa untuk tidak mendominasi pembicaraan dan menjadikan anak sebagai 'obyek' dalam suatu pembicaraan. Sejak pensiun di tahun 1995, Jim mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk memimpin "Communicating Partners Center". Ia telah membuat banyak tulisan mengenai Keterlambatan Bicara, sekaligus juga membuka forum diskusi "Communicating" di internet. Di bawah ini adalah salah satu tulisannya yang merupakan analisa / hasil penelitian atas ribuan anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan verbal /bicara-nya. Yang penting untuk diingat dalam membaca tulisan-tulisan Jim adalah bahwa komunikasi berarti kemampuan bicara DAN mendengar yang berlangsung DUA ARAH. ======================================================== Mengapa Anak Mengalami Kesulitan dalam Belajar Berbicara ======================================================== Ini hanyalah sedikit dari sekian banyak masalah yang kami temui: KETERBATASAN dalam PENDENGARAN Seringkali ditemui kondisi medis sementara maupun kerusakan permanen dalam pendengaran anak PERKEMBANGAN OTOT yang LAMBAT Beberapa anak mengalami kesulitan melakukan gerakan mulut/rahang cepat untuk mengkombinasikan dan mengkoordinasikan apa yang ingin mereka katakan dengan suara & bahasa yang harus mulut mereka hasilkan KELAMBANAN dalam MENGERTI BAHASA ORANG DEWASA Tidak mudah bagi anak untuk memproses panjang (dan cepat)-nya informasi yang di-'ekspos' oleh orang dewasa melalui bahasa 'rumit' yang mereka pakai --- SEDIKITNYA LATIHAN DALAM BERINTERAKSI dengan ORANG LAIN Anak kurang mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain guna melatih kemampuan komunikasi mereka PERAN yang TERLALU PASIF dalam KEHIDUPAN SOSIAL Kebanyakan anak lebih sering ditempatkan dalam posisi "menerima" dan tidak "memberi" dalam hubungannya dengan orang lain. Hal ini mengakibatkan tidak terbiasanya mereka berpartisipasi secara aktif; hal yang dibutuhkan dalam perkembangan bicara mereka CARA KOMUNIKASI "KUNO" SUDAH TERLALU NYAMAN DIPAKAI Beberapa anak, khususnya dalam hubungan di dalam keluarganya, terbiasa dengan nyaman berkomunikasi menggunakan gerakan, bahasa tubuh maupun bunyi-bunyian saja. Hal ini boleh jadi merupakan cara komunikasi yang efektif di dalam rumah, namun tidak dalam lingkup masyaarakat, di mana anak butuh menggunakan bahasa secara verbal sampai ke tingkat kata-kata yang rumit ORANG DEWASA TIDAK MENGANGGAP ANAK MAMPU Banyak orang dewasa tidak melibatkan anak dalam berkomunikasi, karena memiliki pemikiran bahwa anak tersebut belum mampu berpartisipasi aktif ataupun mengerti pembicaraan yang berlangsung. ORANG DEWASA BICARA ATAS NAMA MEREKA Seringkali orang dewasa bicara atas nama anak, sehingga mereka kelihatan tidak berbicara TIDAK CUKUP WAKTU untuk BERBICARA Sering terjadi bahwa dalam suatu proses komunikasi, orang dewasa tidak menunggu cukup lama guna memberi kesempatan pada anak untuk merespon. Kebanyakan anak bersikap pasif dalam berkomunikasi, sepertinya mereka mengerti bahwa mereka tidak akan diberi kesempatan untuk bicara. TERLALU BANYAK RANGSANGAN Sekalipun untuk niat dan tujuan yang baik, seringkali anak di'jejali' dengan terlalu banyak bahasa, sehingga mereka kewalahan. Rasanya seperti anak yang sedang belajar menangkap bola, lalu dilempari beberapa bola sekaligus. TERLALU BANYAK BAHASA "SEKOLAH"; KURANG BAHASA yang "KOMUNIKATIF" Kebanyakan anak pada awal usianya diajarkan bahasa yang mencakup 'warna', 'angka', yang sebetulnya tidak terlalu bermanfaat dalam komunikasi sehari-hari. Anak membutuhkan rangsangan bahasa yang sifatnya praktis; mencakup kosa kata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, karena mereka akan melatih kemampuan berbahasanya melalui kehidupan sehari-hari. TERLALU BANYAK BAHASA "PERTUJUKAN"; KURANG "OBROLAN" SOSIAL Kebanyakan anak menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuannya meniru sesuatu kepada orang dewasa; apakah itu sajak pendek, syair lagu, mengulang cerita yang didongengkan kepada mereka, dll. Hanya sedikit yang mendapatkan kesempatan untuk 'ngobrol' dan bertanya jawab secara santai, sehingga terbangun hubungan 'pertemanan' dengan orang yang berkomunikasi dengan mereka. TERLALU BANYAK BERMAIN SENDIRIAN Tentunya anak belajar banyak melalui permainannya dengan boneka, robot atau mainan lainnya. Namun untuk melatih kemampuannya berkomunikasi, ia akan membutuhkan juga manusia yang melakukan pembicaraan timbal balik sesuai dengan kemampuan si anak. Disadur bebas; HS(9/03) ************************************************************************************************************************ Dr. James MacDonald has worked with over 1000 families, teaching them to be their children's most effective communication partners and has trained over 1500 therapists and teachers to work with language delayed children. "Dr. Jim" was a professor of Speech and Language pathology and Developmental disabilities at the Ohio State University from 1971 -1995. He directed the Parent Child Communication Clinic at the Nisonger Center during those years. In 1995, he took early retirement to devote his time to building parent-based programs and to direct the Communicating Partners Center. ================================================ Why do Children have difficulty learning to talk ================================================ The following are only a few of the common problems we have seen: LIMITATIONS IN HEARING Frequently, temporary medical conditions effect young children's hearing as well as actual biological hearing problems. SLOWER MUSCULAR DEVELOPMENT It is harder for some children to make the rapid movements needed to combine speech and sound for language. SLOWER UNDERSTANDING OF ADULT LANGUAGE It is more for our children to process long strings of information that they are often exposed to. LESS PRACTICE INTERACTING WITH PEOPLE Some children often spend much less time interacting with people and practicing their communication. TOO PASSIVE A ROLE IN SOCIAL LIFE Some children are too often on the taking than the giving end of relationships, thus affording less of the active participation they need for speech development. OLD NONVERBAL COMMUNICATION WORKS TOO WELL Especially within families, some children develop elaborate ways to communicate with movements, gestures and sounds that are effective at home but not in society. The children often have little need to use words that are more difficult. LOW EXPECTATIONS OF OTHERS Many people do not engage some children in communication much because they do not expect them to talk or be understood. PEOPLE TALK FOR THEM Often, children appear not to talk when others talk for them. NOT ENOUGH TIME TO TALK Frequently, people do not wait long enough to allow a child to respond. Some children often act very passively as if they know they won't have much chance to talk. OVER STIMULATION Our children are often exposed to much more language than they can try to do. It's like throwing several balls at a child learning to catch. TOO MUCH "SCHOOL" LANGUAGE; NOT ENOUGH "COMMUNICATIVE" LANGUAGE Much language we teach our children, like numbers and colors, are not very useful in daily communication. Children need to have a practical life vocabulary if they are to practice their language regularly. TOO MUCH PERFORMANCE LANGUAGE; NOT ENOUGH SOCIAL TALK Many children use language to recite things and perform show and tell feats. But, they often do not have the easy conversations that build friendships. TOO MUCH PLAYING ALONE Children can learn a lot by playing alone with toys. But, in order to learn communicate they must play with people who are doing things the child can do. Dr. James MacDonald RE: [balita-anda] buah apa cocok utk anak 7bln, rangsang otot bicara Ira Rahmawati Sun, 04 Dec 2005 20:24:01 -0800 Mbak Uci, (duh bingung nyapanya...ntar 2-2nya noleh lagi!!!) maklum 2 Uci sedang direct communication....he3333 Aku baru tau lho mbak, kalo dirumah pake lbh dari 1 bhs anak jadi bingung.......Pantesan bram ga gitu seneng ngomong, tapi kalo kita tanya:y angti, yangkung, ibu dan papa dia bisa nunjuk dgn benar nama yg dimaksud.....trus kalo mamaku "ngrasani" bram dlm bhs jawa dia bisa ngerti dan mesam-mesem sendiri......trus aku ma mamaku bingung jg, ternyata dia jg ngerti bhs jawa....tapi sebisa mungkin tiap komunikasi & belajar hal2 baru kita pake bhs Indonesia yg baik & benar..... Paling Bram kalo mau sesuatu, or minta diambilin apa2....dia nunjuk aja, sambil ngoceh bhs planet.....(wajar ga ya??)......kalo minta dikupasin jeruk, dia nunjuk jeruk sambil ngasih ke aku....trus "eh....eh.....eh....." trus aku tanya sih: mau apa mas??? mau dikupas jeruknya?? dia ngangguk2......... Benernya kapan sih, anak bener2 bisa bicara & ngerti arti yg dibicarakan???.....Bram saat ini menginjak 15 bln.... Maap niyyy malah nambahin nanya.... Thx, Ira Ibune Abraham Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]